Pada penutupan Sinode Waligereja Shanghai 1924 di Tiongkok, konferensi waligereja nasional pertama di negara tersebut, Uskup Agung Celso Costantini (剛恆毅), Delegasi Apostolik di Tiongkok, bersama dengan seluruh uskup Tiongkok, menahbiskan bangsa Tiongkok kepada Bunda Maria. Pada 1941, Paus Pius XII merancang hari raya tersebut sebagai perayaan resmi pada kalender liturgi Katolik.[1]
Pada 1973, setelah Konsili Vatikan Kedua, konferensi Waligereja Tiongkok, setelah disepakati Tahta Suci, menampatkan hari raya tersebut bertepatan pada Hari Ibu (hari Minggu kedua pada bulan Mei).[1]
Penampakan
Saat Pemberontakan Boxer, sejumlah besar prajurit menyerang desa Donglu, Hebei. Desa tersebut terdiri dari sebuah komunitas kecil umat Kristen yang didirikan oleh Bapa-Bapa Vincentia. Bunda Maria muncul dengan busana putih, dan seorang pengendara kuda (diyakini adalah Santo Mikael) menjauhkan para prajurit tersebut. Seorang pastor, Fr Wu, membawa sebuah lukisan Maria dengan kanak-kanak Yesus berbusana jubah emas kekaisaran. Lukisan tersebut menjadi citra Bunda Ratu dari Tiongkok. Donglu menjadi tempat ziarah pada 1924. Gambar tersebut diberkati dan didatangi oleh Paus Pius XI pada 1928.[2]