Artikel ini perlu dikembangkan dari artikel terkait di Wikipedia bahasa Inggris. (Oktober 2024)
klik [tampil] untuk melihat petunjuk sebelum menerjemahkan.
Lihat versi terjemahan mesin dari artikel bahasa Inggris.
Terjemahan mesin Google adalah titik awal yang berguna untuk terjemahan, tapi penerjemah harus merevisi kesalahan yang diperlukan dan meyakinkan bahwa hasil terjemahan tersebut akurat, bukan hanya salin-tempel teks hasil terjemahan mesin ke dalam Wikipedia bahasa Indonesia.
Jangan menerjemahkan teks yang berkualitas rendah atau tidak dapat diandalkan. Jika memungkinkan, pastikan kebenaran teks dengan referensi yang diberikan dalam artikel bahasa asing.
Bantuan tembakan kapal adalah istilah dalam bidang militer untuk penyebutan operasi militer, berupa penembakan meriam kapal ke daratan yang bertujuan demi mendukung operasi penyerbuan dan pendaratan amfibi.[1] Dapat disebut juga dengan istilah pengeboman pantai karena melibatkan penggunaan artileri dan peluru kendali yang menetralisir pertahanan serta kekuatan musuh di pantai sebelum didarati pasukan amfibi.[2]
Sejarah
Operasi Seroja
Keterlibatan unsur Angkatan Laut Indonesia dalam Perang Timor Timur adalah untuk mendukung operasi amfibi pasukan pendarat. Operasi dibuka dengan dentuman tembakan meriam kaliber 100 mm dan 57 mm dari KRI Ratulangi ke arah Kota Dili pada jam 04:00 WITA dini hari, tanggal 7 Desember 1975.[3] Tak hanya sendiri, KRI Ratulangi pada saat itu juga dibantu oleh beberapa kapal perang lainnya seperti KRI Barakuda (817), KRI Martadinata (342) dengan kanon 76 mm serta KRI Jayawijaya (921) dengan empat meriam Bofors 40 mm berlaras gandanya kompak menghujani markas musuh di pesisir pantai Dili.[4]