Bani Bakar atau Bani Bakr adalah salah satu kabilah dalam suku Quraisy. Karakter utama dari Bani Bakar adalah handal dalam berperang. Bani Bakar memiliki permusuhan yang lama dengan Bani Khuza'ah dan berlanjut hingga masa kenabian Muhammad.
Karakter
Bani Bakar merupakan salah satu kabilah dari suku Quraiys. Para pria yang telah menikah yang menjadi anggota Bani Bakar dikenal dengan moral yang tinggi dalam berperang. Para perempuan mereka yang sudah menikah suka membacakan puisi ketika perang akan dimulai. Puisi ini berisi kalimat yang memotivasi para suami untuk memperoleh kemenangan dalam peperangan. Salah satu buktinya adalah kemenangan suku Quraisy dalam Perang Dzi Qar melawan bangsa Persia.[1]
Permusuhan dan persahabatan
Bani Bakar dikenal menjadi musuh bebuyutan dari Bani Khuza'ah. Namun, setelah Perjanjian Hudaibiyah ditetapkan, kedua kabilah ini melakukan gencatan senjata.[2] Perjanjian Hudaibiyah hanya bertahan selama dua tahun. Pelanggaran perjanjian ini dilakukan oleh suku Quraisy dengan kepemimpinan Abu Sofyan pada tahun ke-8 Hijriah. Suku Quraisy membantu Bani Bakar untuk memerangi Bani Khuza'ah dan menandai pembatalan Perjanjian Hudaibiyah.[3]
Referensi
- ^ Huda, M. S., Rubaidi dan Hajar, I. I. (2019). Shofi, Ibnus, ed. Feminisme dalam Peradaban Islam (PDF). Surabaya: Pena Cendekia. hlm. 15. ISBN 978-623-92660-0-4.
- ^ Ar, Muhammad (2021). Adan, Hasanuddin Yusuf, ed. Pendidikan Islam dan Syari'at (PDF). Banda Aceh: Dinas Syariat Islam Aceh. hlm. 55. ISBN 978-602-5895-13-5.
- ^ Nasution, Syamruddin (2013). Sejarah Peradaban Islam (PDF). Pekanbaru: Yayasan Pusaka Riau. hlm. 53.