Arkeologi Israel adalah kajian arkeologi di wilayah Israel masa kini, yang terentang dari zaman prasejarah melalui tiga ribu tahun sejarah yang didokumentasikan. Tanah Israel Kuno merupakan jembatan geografis antara pusat-pusat politik dan budaya: Mesopotamia dan Mesir. Meskipun nilai penting negara ini untuk tiga agama besar, penelitian arkeologi serius baru dimulai pada abad ke-15.[1] Pekerjaan besar utama pada benda-benda antik Israel dilakukan oleh Adriaan Reland yang menulis Palestina ex monumentis veteribus, diterbitkan pada tahun 1709. Edward Robinson, seorang teolog Amerika mengunjungi negara itu pada tahun 1838, menerbitkan studi topografi pertama. Lady Hester Stanhope melakukan modern pertama penggalian di Askelon pada tahun 1815. Ilmuwan Prancis, Louis Felicien de Saucy, memulai awal penggalian "modern" pada tahun 1850.
Ketika membahas keadaan arkeologi di Israel dalam zamannya, David Ussishkin berkomentar pada tahun 1980-an bahwa sebutan "arkeologi Israel" tidak lagi mewakili satu pendekatan metodologis seragam; sebaliknya, ruang lingkupnya meliputi berbagai bidang arkeologi, disiplin ilmu, konsep, dan metode yang saat ini ada di Israel.[2]
Periode waktu arkeologi
Periode paleolitik
Paleolitik Bawah
Awal Paleolitik Bawah di Israel didefinisikan oleh penemuan arkeologi awal yang tersedia. Kadang-kadang, ketika masih baru, ditemukan situs yang lebih kuno, sehingga batas periode ini didefinisikan ulang. Saat ini situs yang paling kuno di Israel, dan salah satu yang paling awal di luar Afrika, adalah Ubeidiya, di Lembah Yordan. Umurnya diperkirakan antara 1.55 dan 1,2 juta tahun BP. Banyak alat-alat batu dari budaya Acheulean telah ditemukan di sana. Di antara situs lainnya dari periode ini adalah situs di Daughters of Jacob Bridge, yang bertarikh 790,000 BP, diperkirakan menggunakan Paleomagnetisme. Beberapa bukti-bukti awal penggunaan api dan alat-alat kayu telah ditemukan di situs ini.
Periode neolitik
Periode Neolitik tampaknya telah dimulai ketika orang-orang dari budaya Natufian, yang tersebar di seluruh Suriah, Israel dan Lebanon masa kini, mulai mempraktekkan pertanian. Revolusi Neolitik ini telah dikaitkan dengan periode dingin yang dikenal sebagai Younger Dryas. Pertanian di Levant adalah yang paling awal diketahui telah dipraktekkan. Periode Neolitik di wilayah ini bertarikh 8500-4300 SM dan Chalcolithic 4300-3300 SM. Istilah "Natufian" diciptakan oleh Dorothy Garrod pada tahun 1928, setelah mengidentifikasi urutan arkeologi di Wadi al-Natuf yang termasuk lapisan dan deposit bertingkat-tingkat dari zaman Levallois-Mousterian akhir, Mesolitik Palestina, yang berisi jejak arang dan industri perkakas flint mikrolitik.[3] Situs-situs Natufian di Israel meliputi Ain Mallaha, el-Wad, Ein Gev, gua Hayonim, Nahal Oren dan Kfar HaHoresh.
Zaman perunggu / periode Kanaan
Zaman Perunggu adalah periode 3300-1200 SM ketika benda-benda yang terbuat dari perunggu banyak digunakan. Banyak penulis telah mengaitkan sejarah Levant dari Zaman Perunggu dan seterusnya sampai peristiwa yang dijelaskan dalam Alkitab. Zaman Perunggu dan Zaman Besi bersama-sama terkadang disebut "periode Alkitab" ("Biblical period").[4] Periode dari Zaman Perunggu seperti berikut:
Zaman Perunggu Awal I (Early Bronze I; EB I) 3330-3050 SM
Zaman Perunggu Awal II–III (EB II–III) 3050-2300 SM
Zaman Perunggu Awal IV/Zaman Perunggu Tengah I (EB IV/MB I; Middle Bronze I) 2300-2000 SM
Zaman Perunggu Tengah IIA (MB IIA) 2000-1750 SM
Zaman Perunggu Tengah IIB (MB IIB) 1800-1550 SM
Zaman Perunggu Akhir I–II (Late Bronze; LB I–II) 1550-1200 SM
Zaman Perunggu Akhir ditandai dengan adanya negara-negara kota, yang dari waktu ke waktu didominasi oleh Mesir sampai invasi terakhir oleh Merneptah pada tahun 1207 SM. Surat Amarna memuat contoh dari suatu periode tertentu dalam Zaman Perunggu Akhir ketika raja-raja taklukan di Levant berhubungan dengan penguasa mereka di Mesir.
Zaman besi / periode Israel
Zaman Besi di Levant dimulai pada sekitar 1200 SM, setelah Akhir Zaman Perunggu Runtuh, ketika alat-alat besi mulai digunakan. Dikenal juga sebagai periode Israel. Beragam temuan arkeologi yang kaya membuktikan kaitan dan hubungan perdagangan.internasional yang kuat.
Dalam periode ini baik bukti-bukti arkeologi dan narasi bukti-bukti dari Alkitab menjadi lebih kaya dan banyak tulisan telah berusaha menjelaskan hubungan di antara keduanya. Kronologi meliputi:
Pandangan tradisional, yang dipersonifikasikan oleh para arkeolog seperti Albright dan Wright, menerima dengan setia peristiwa-peristiwa alkitabiah sebagai sejarah, tetapi hal ini telah dipertanyakan oleh "Alkitab minimalis" seperti Niels Peter Lemche, Thomas L. Thompson dan Philip R. Davies. Israel Finkelstein[5] berpendapat bahwa kerajaan Daud dan Salomo (Kerajaan Bersatu) tidak pernah ada dan Yehuda tidak dalam posisi untuk mendukung keadaan yang diperpanjang sampai awal abad ke-8. Finklestein menerima keberadaan Raja Daud dan Salomo tapi meragukan kronologi, signifikansi dan pengaruh mereka seperti yang dijelaskan dalam Alkitab.[6] Tanpa mengklaim bahwa segala sesuatu dalam Alkitab akurat secara historis, beberapa unsur-unsur cerita non-supranatural ditemukan benar sesuai dengan artefak fisik dan temuan arkeologi lainnya. Prasasti-prasasti seperti Prasasti Tel Dan dan Batu Moab (Mesha Stele) dapat ditelusuri ke budaya non-Ibrani asalnya.
Periode Persia
Periode Helenistik
Periode Romawi
Periode Romawi mencakup tahun 63 SM sampai 330 M, sejak Pompey Agung memasukkan wilayah tersebut ke dalam Republik Romawi sampai pengadopsian Kekristenan sebagai agama imperial Romawi. Periode Romawi itu sendiri memiliki beberapa tahap:
Periode Romawi Awal (termasuk periode Herodian) tahun 63 SM sampai 70 M
Periode Romawi Tengah: 70-135 M (periode Perang Yahudi-Romawi); 135-200 M (periode Mishnaic)
Akhir Periode Romawi Tengah menandai berakhirnya dominasi budaya Yahudi di Yudea, tetapi juga dimulainya Yudaisme Rabinik melalui Rabbi Yochanan Ben Zakai di kota Yamnia. Oleh karena itu, Periode Romawi Akhir ini juga disebut Periode Yavne.[butuh rujukan]
Situs arkeologi terkemuka dari periode Romawi meliputi:
Periode Bizantium meliputi tahun-tahun 330-638 M, sejak pengadopsian agama Kristen oleh Roma sampai ke penaklukan Palestina oleh orang Muslim. Transisi dari periode Romawi ke periode Bizantium bertepatan dengan pertumbuhan luas dana imperial untuk membangun lembaga-lembaga keagamaan Kristen di daerah itu, sering dengan transformasi bangunan-bangunan pagan yang lebih tua.[9] Sepertiga 40.000 benda-benda yang setiap tahunnya didapatkan dari penggalian arkeologi di Israel membuktikan kehadiran Kristen kuno di daerah tersebut.[10]
Temuan dari periode Bizantium meliputi:
Gereja periode Bizantium di perbukitan Yerusalem.[11][12]
Dinyatakan sebagai Situs Warisan Budaya Dunia UNESCO pada tahun 2001,[15] Kota Tua Acre telah menjadi situs penggalian arkeologi intensif sejak tahun 1990-an. Penemuan utama adalah suatu lorong bawah tanah yang menuju ke sebuah benteng abad ke-13 milik Kesatria Kenisah. Reruntuhan kota Crusader yang digali, bertarikh dari tahun 1104 sampai 1291 M, terletarikan dengan baik, dan dipertontonkan di atas maupun di bawah permukaan jalanan.
Gat
Masada
Tel Arad
Tel Dan
Tel Hazor
Arkeolog Israel terkemuka
Eleazar Sukenik (1889-1953)
Benjamin Mazar (1906-1995), bapak pendiri arkeologi Israel[16]