Penerjemahan paling awal kitab-kitab Injil adalah ke dalam bahasa Suryani. Kata "Syriac" merupakan kata Yunani untuk bahasa daerah orang-orang Siria. Sebenarnya adalah dialek bahasa Aram yang umum digunakan di Suriah. Terjemahan paling awal bagian Perjanjian Baru dari bahasa Yunani tampaknya adalah Diatessaron, suatu harmoni keempat Kitab Injil kanonik (kemungkinan dengan suatu teks kelima yang tidak terlestarikan) yang disusun pada sekitar tahun 170 oleh Tatian di Roma. Meskipun tidak ada teks Diatessaron yang terlestarikan, saksi utamanya adalah komentari prosa mengenainya yang ditulis oleh Efrem orang Siria. Ada banyak yang disebut sebagai naskah saksi bagi Diatessaron, tetapi semuanya berbeda, dan akhirnya hanya menjadi bukti kepopuleran jangka panjang harmoni semacam itu. Banyak harmoni Eropa pada abad pertengahan bersumber dari Codex Fuldensis.[3]
Versi Suryani Kuno
Versi bahasa Suryani kuno dari keempat Kitab Injil saat ini terlestarikan hanya dalam dua naskah, keduanya mengandung banyak bagian yang hilang.
"Kitab Injil Curetonia" ("Curetonian Gospels") terdiri dari fragmen keempat kitab Injil. Naskah itu dibawa ke luar pada tahun 1842 dari Nitrian Desert di Mesir, dan sekarang disimpan di British Library. Fragmen-fragmen itu diteliti oleh William Cureton dan disuntingnya pada tahun 1858. Berdasarkan paleografi naskah itu diberi tarikh pembuatan abad ke-5. Dinamai "Curetonian Syriac", dan diberi kode Syrc atau Syrcur.[4]
Kedua naskah tersebut hanya memuat kitab-kitab Injil. Kisah Para Rasul dan Surat-surat Paulus tidak ada yang terlestarikan. Teksnya hanya diketahui dari kutipan-kutipan oleh para bapa gereja Timur. Teks Kisah Para Rasul direkonstruksi oleh F. C. Conybeare, sedangkan teks Surat-surat Paulus oleh J. Molitor. Mereka menggunakan komentari karya Efrem.[6]
Pada awal Februari 2009, naskah ketiga ditemukan dalam kepemilikan seorang tersangka penyelundupan barang antik di Siprus utara. Tampaknya adalah sebuah Alkitab bahasa Suryani bertarikh 2000 tahun sebelumnya. Naskah itu memuat kutipan-kutipan Alkitab ditulis dengan tinta emas di atas bahan vellum. Pada salah satu halaman terdapat lukisan sebuah pohon, dan di halaman lain terdapat 8 baris tulisan Suryani. Dijilid tidak erat. Para pakar masih memperdebatkan keaslian naskah ini.[7]
Istilah Pesyita digunakan oleh Moses bar Kepha pada tahun 903 dan artinya "sederhana" atau "simple" (sebagai analogi terhadap terjemahan bahasa Latin Vulgata). Merupakan versi bahasa Suryani tertua yang terlestarikan seluruhnya saat ini.
Kitab itu memuat seluruh Perjanjian Lama, sebagian besar (?) kitab-kitab apokrif, serta 22 kitab Perjanjian Baru, tidak memuat Surat-surat Am yang pendek (2-3 Yohanes, 2 Petrus, Yudas, maupun Yohanes 7:53-8:11).
Dibuat di awal abad ke-5. Pengarangnya diyakini adalah Rabbula, uskup Edessa (411-435). Gereja Siria masih menggunakannya sampai sekarang.
Lebih dari 350 naskah yang terlestarikan, beberapa di antarnya bertarikh abad ke-5 dan ke-6. Versi kitab-kitab Injil
lebih dekat dengan jenis teks Bizantin, tetapi Kisah Para Rasul lebih dekat ke jenis teks Western. Diberi kode Syrp.
Naskah Pesyita tertua adalah sebuah Pentateuch (Taurat) bertarikh 464 M. Ada dua naskah Perjanjian Baru dari abad ke-5 (Codex Phillipps 1388).
"Versi Philoxenian" diperkirakan dibuat pada tahun 508 untuk Philoxenus, Uskup di Mabbug di Suriah timur. Terjemahan ini memuat lima kitab yang tidak ditemukan pada Pesyita: 2 Petrus, 2 Yohanes, 3 Yohanes, Yudas, dan Wahyu. Terjemahan ini hanya terlestarikan dalam bentuk fragmen-fragmen pendek dan diberi kode syrph.
Versi Harclensis
"Versi Harclensis" diberi kode syrh, terlestarikan dalam sebanyak 35 naskah yang bertarikh pembuatan abad ke-7 atau lebih muda. Naskah-naskah itu menunjukkan kesesuaian dengan jenis teks Western.
Menurut sejumlah pakar, versi Philoxenian dan Harclensis hanya merupakan resensi dari Pesyita, tetapi menurut para pakar lain, keduanya adalah terjemahan baru yang independen.[8]
Versi Palestina
Sekitar tahun 500 dibuat sebuah versi bahasa Suryani Palestina dalam dialek Palestina. Naskah ini memuat Surat-surat 2 Petrus, 2-3 Yohanes, Yudas, dan Wahyu kepada Yohanes. Tergolong jenis teks Kaisarea dan merupakan suatu terjemahan unik yang berbeda dengan naskah terjemahan ke dalam bahasa Suryani lain. Ini termasuk ke dalam naskah-naskah yang digunakan oleh John Gwynn pada tahun 1893 untuk melengkapi edisi Surat-surat Am.
Pada tahun 1892 Agnes Smith Lewis menemukan naskah "leksionari bahasa Suryani Palestina" di perpustakaan Biara Santa Katarina di Mount Sinai. Naskah itu diberi kode syrpal.
Kurt Aland, and Barbara Aland (1995). The Text of the New Testament: An Introduction to the Critical Editions and to the Theory and Practice of Modern Textual Criticism. Grand Rapids, Michigan. ISBN978-0-8028-4098-1.
M. Black, K. Aland (1972). Die alten Übersetzungen des Neuen Testaments, die Kirchenväterzitate und Lektionare: der gegenwärtige Stand ihrer Erforschung und ihre Bedeutung für die griechische Textgeschichte. Berlin: Walter de Gruyter.
W. Wright, Catalogue of the Syriac Manuscripts in the British Museum, Gorgias Press LLC 2002.