Schweitzer mengajukan argumen-argumen tantangan baik terhadap pandangan sekuler kontemporer mengenai Yesus secara historis maupun terhadap pandangan Kristen tradisional yang menggambarkan Yesus yang mendambakan akhir dunia yang tak dapat dihindarkan.
Schweitzer menerima penghargaan Nobel tahun 1952 untuk bidang perdamaian pada tahun 1953 atas ajaran filosofinya mengenai penghormatan yang tertinggi untuk kehidupan (reverence of life atau Ehrfurcht vor dem Leben). Ajaran filosofi ini sangat jelas diterapkannya melalui pendirian dan pengelolaan Rumah Sakit Lambaréné di Gabon, Afrika Tengah bagian Barat. Pandangan filosofinya ini terangkum dalam bukunya, Filsafat Peradaban.