Akar kata bahasa Proto-Indo-Eropa

Akar kata dari rekonstruksi bahasa Proto-Indo-Eropa (PIE) terdiri atas bagian sederhana dari kata yang membawa arti leksikal yang dikenal sebagai morfem. Akar kata biasanya memiliki arti verbal seperti "membawa" ataupun "berlari". Asal kata dalam bahasa tersebut tidak pernah berdiri sendiri. Perubahan komposisi suara total pada kata kerja, kata benda, dan kata sifat terbentuk akibat penambahan morfem lanjutan ke akar kata dan menyebabkan kemungkinan terjadinya perubahan vokal dalam akar kata dalam sebuah proses yang dikenal sebagai ablaut.

Akar kata terdiri atas vokal madya yang diawali dan diikuti oleh setidaknya satu konsonan untuk setiap vokal. Akan tetapi, pertemuan gugus konsonan dan susunan tertentu yang berbeda dari kebanyakan kata dapat terjadi dengan adanya beberapa hukum bacaan. Pengertian moderen mengenai hukum bacaan tersebut adalah bahwa konsonan dengan sonoritas tertinggi (*l, *r, *y, *n[a]) akan terletak paling dekat dengan vokal, sementara konsonan dengan sonoritas terendah seperti letupan terletak paling jauh dari vokal. Terdapat juga pengecualian hukun bacaan tersebut seperti gugus thorn.

Terkadang, akar kata baru terbentuk pada masa PIE ataupun turunan awalnya dengan proses yang beragam, seperti perpanjangan akar kata (penambahan suara pada akhir akar kata yang ada) ataupun dengan metatesis.

Susunan kata

Secara tipikal, akar kata yang ditambahkan dengan akhiran akan membentuk kata dasar, dan dengan penambahan imbuhan akhiran kata akan membentuk sebuah kata.[1]

Sebagai contoh, kata *bʰéreti "dia menanggung" dapat dipecah menjadi akar kata *bʰer- "menanggung", akhiran *-e- "aspek nirsempurna" dan akhiran kata *-ti "penanda waktu masa kini, orang ketiga tunggal".[2]

Imbuhan akhiran terkadang menghilang atau tidak ada sama sekali dari susunan kata, sehingga akhiran tersebut dilambangkan dengan akhiran nol.[3] Kata-kata yang memiliki akhiran nol biasanya disebut sebagai akar kata kerja dan akar kata benda. Contoh dari kata dengan susunan ini adalah *h₁és-mi / *h₁és-∅-mi "Saya".[4] Diluar struktur dasar ini, terdapat pula sisipan sengauan yang berfungsi sebagai penanda waktu masa sekarang dan pengulangan, sebuah awalan dengan jumlah fungsi grammatikal dan turunan yang banyak.[5]

Kata kerja terhingga

Akhiran kata kerja dan akhiran nol mengandung informasi mengenai aspek dan penanda dalam tata bahasa, meskipun kategori ketatabahasaan dari keduanya tidak diketahui secara jelas. Selain itu, hampir seluruh aspek ketatabahasaan bahasa tersebut masih menjadi perdebatan. Hanya sedikit dari aspek ketatabahasaan yang diakui secara umum seperti penanda nirsempurna (kini, duratif) dan aspek perfektif (aorist). Dua dari empat moda dalam tata bahasa ini (subjunctive dan optatif) yang terbentuk dari akhiran atau biasanya juga dapat terbentuk dari dua akhiran konsekutif, sebagai contoh *bʰér-e-e-ti > *bʰérēti "dia akan TP merasakannya", dengan *e pertama digunakan sebagai penanda ketatabahasaan sedangkan yang kedua merupakan penanda subjunctive.[6] Reduplikasi struktur ketatabahasaan dapat pula menandai sebuah kata memiliki tipe masa sekarang ataupun sempurna.[5]

Pucuk akhiran kata kerja memberikan informasi mengenai persona, nomina, dan suaea. Sementara moda imperatif dilambangkan oleh himpunan akhirannya sendiri.[7]

Kata benda

Kata benda biasanya diambil dari akar kata ataupun kata kerja dasar dengan penambahan akhiran ataupun dengan pengartian lainnya. (Lihat Morfologi dari kata kerja bahasa Proto-Indo-Eropa untuk beberapa contoh.) Hal ini dapat juga berlaku pada kata-kata yang biasanya diterjemahkan sebagai kata benda, sebagai contoh *ped-, dapat diartikan sebagai "menginjakkan" ataupun "kaki", tergantung tingkatan ablut dan pucuk akhiran dari kata tersebut. Beberapa kata dasar dapat berupa kata benda seperti *h₂egʷn-o- "domba", akan tetapi, kata-kata tersebut tidak diambil dari akar kata kerja manapun yang doketahui.[8] Dalam kasus manapun, makna dari sebuah kata benda ditunjukkan oleh kata dasarnya, baik dengan komposisi dari akar kata ditambah dengan akhiran maupun tidak. Komposisi struktural kata yang demikian menyebabkan pucuk kata masih dapat menampung makna kasus ketatabahasaan dan nomina.[9]

Kata sifat

Sama halnya dengan kata kerja, kata sifat juga diambil dari pemberian akhiran dari akar kata (yang biasanya berjenis kata kerja). Sebagai contoh, *ǵn̥h₁-tó-s "didapatkan" dari akar kata *ǵenh₁- "meraih". Hal yang sama pada kata benda juga terjadi untuk pucuk kata sifat.[10]

Nomina tak terhingga

Kata-kata dengan nomina tak terhingga berjenis kata benda verbal, dan seperti layaknya kata benda lain, kata-kata tersebut dibentuk dengan penambahan akhiran. Masih belum dapat dipastikan asal dari pembentukan ulang akhiran dengan nomina tak terhingga (seperti *-dʰye-, *-tu-, *-ti-, dan lainnya) terbentuk pada bahasa-bahasa saudari pada masa itu atau tidak, yang kemudian digunakan untuk mengekspresikan nomina tak terhingga pada suatu kata dalam bahasa PIE.[11]

Partisip

Partisip pada bahasa PIE berupa kata sifat verbal yang terbentuk dengan akhiran *-ent- (yang melambangkan unsur aktiva nirsempurna dan partisip aorist), *-wos- (partisip sempurna) dan *-mh₁no- atau *-m(e)no- (partisip mediopasif), diantara sekian akhiran lainnya.[12]

Bentuk akar kata

Dalam bentuk basisnya, sebuah akar kata bahasa Proto-Indo-Eropa terdiri atas satu vokal saja dan didahului serta dilanjutkan oleh konsonan. Dalam beberapa kasus yang sangat langka, akar kata hanya dapat ditentukan karakteristiknya oleh konsonannya, sedangkan vokalnya kemungkinan dapat berubah jika terfapat infleksi ataupun pengalihan kata. Maka, akar kata seperti *bʰer- juga dapat muncul sebagai *bʰor-, dengan vokal panjang *bʰēr- atau *bʰōr-, atau bahkan vokal yang ada berubah menjadi bentuk nirsilabis *bʰr- dalam penggunaan konteks tata bahasa yang berbeda. Proses ini dikenal sebagai ablaut, sedangkan bentuk lain dari kata yang sama dikenal sebagai tingkatan ablaut. Terdapat lima tingkatan ablaut yang terjadi pada bahasa Proto-Indo-Eropa, yaitu: tingkatan-e, tingkatan-o, pemanjangan e-, tingkatan-o, dan tingkatan nol yang sedikit ataupun tidak memiliki vokal sama sekali.[13]

Dalam pengertian linguistik, *e digunakan untuk melambangkan bentuk dasar dari vokal dengan banyak tingkatan ablaut yang dapat ditemui. Beberapa percobaan rekontruksi juga memasukkan akar kata dengan *a sebagai vokalnya, meskipun keberadaan *a sebagai sebuah vokal tersendiri masih diperdebatkan.[14][b] Vokal dihimpit oleh satu atau lebih konsonan pada kedua sisinya. Konsonan yang terletak sebelun vokal merupakan onset kata, sedangkan konsonan sesudahnya berperan sebagai koda.[15]

Onset dan koda harus memiliki setidaknya satu konsonan, hal ini menyebabkan sebuah akar kata tidak diperbolehkan untuk diawali ataupun diakhiri dengan vokal ablaut manapun. Dengan hukum struktural pada akar kata yang demikian, akar kata paling sederhana yang dapat dibentuk tersusun atas onset dan kedua dengan satu konsonan dikedua sisi kata. Meskipun begitu, akar kata yang umum dijumpai lebih cenderung memiliki komposisi paling sederhana yang dapat dibentuk oleh akar kata itu sendiri, sebagai contoh: *deh₃- "memberi", *bʰer- "menerima", *dʰeh₁- "meletakkan", *dʰew- "berlari", *h₁ed- "memakan", *h₂eḱ- "tajam", *ped- "merajut", *sed- "duduk", dan *wes- "memakai [pakaian]". Akar kata juga dapat memiliki struktur onset dan koda yang lebih kompleks dengan pemberian gugus konsonan (dua atau lebih konsonan), sebagai contoh: *dʰwes- "bernafas", *h₁rewdʰ- "red", *h₃reǵ- "lurus", *leyǵ- "membangun", *prews- "membeku", *srew- "mengalir", *swep- "tidur", dan *wleykʷ- "mencampur". Sejauh ini, konsonan terbanyak yang mungkin terdapat pada akar kata berjumlah lima dari total kedua sisi akar kata, sebagaimana di *strengʰ- "melilit".[15]

Para peneliti bahasa Proto-Indo-Eropa telah merekonstruksi sejumlah awalan dan akhiran serta kedua pucuk akar kata dengan vokal.[16] Kata-kata tersebut kemudian berkembang sebagai bentuk sendiri yang selalu tersusun atas vokal panjang (sebagai contoh *dʰē- "meletakkan", *bʰwā- "bertumbuh", *dō- "memberi"). Akan tetapi, tipe pemanjangan vokal tidak terjadi untuk akar kata dengan vokal inisial, sebagaimana dalam *ed- "makan", *aǵ- "mengemudikan", *od- "mencium". Penggunaan struktur seperti ini biasanya dapat terjadi karena adanya teori laringal. Teori tersebut menjelaskan bahwa jika kata yang direkonstruksi memiliki komponen konsonan laringal diawali oleh sebuah vokal (sebagai contoh: *dʰeh₁-, *bʰweh₂-, *deh₃-), akan menyebabkan pemanjangan vokal, sedangkan jika diikuti oleh vokal (sebagai contoh: *h₁ed-, *h₂eǵ-, *h₃ed-), akan menyebabkan vokal tersebut muncil dalam bentuk pendeknya. Teori ini juga membuat akar kata dengan bentuk demikian mengikuti hukum struktural yang ada.[17]

Hirerarki sonoritas

Saat koda ataupun onset dari sebuah akar kata mengandung sebuah gugus konsonan, maka konsonan yang ada harus diurutkan berdasarkan sonoritas yang dimilikinya. Hal tersebut membuat, vokal berperan sebagai sonoritas puncak karena terletak diantara onset dan koda. Sonoritas dalam onset sendiri diurutkan dari yang terendah ke yang tertinggi, sedangkan sonoritas koda diurutkan dari yang tertinggi ke terendah.

Akar kata bahasa Proto-Indo-Eropa mengelompokkan sonoritas konsonan kedalam tiga bagian:[18]

  • Konsonan sonoran nirbibir *l, *r, *y, *n menempati urutan paling tinggi dan dilambangkan sebagai *R.
  • Sonoran bibir *w, *m, dilambangkan sebagai *M.
  • Obstruen menempati urutan paling bawah dan dilambangkan sebagai *C. Selain itu, obstruen dapat dikategorikan lagi menjadi tiga subbagian, yakni:
  • Letupan (dikelompokkan lagi menjadi tiga jenis, yaitu: nirsuara *p *t *ḱ *k *kʷ, bersuara *b *d *ǵ *g *gʷ, dan teraspirasikan *bʰ *dʰ *ǵʰ *gʰ *gʷʰ), dilambangkan sebagai *P.
  • Desisan *s.
  • Laringal *h₁ *h₂ *h₃, dilambangkan sebagai *H.

Pengelompokan diatas hanya berlaku jika:[18]

  • Vokal yang ada harus memiliki sonoritas yang lebih tinggi daripada konsonan terjauh dalam gugus konsonan dari vokal itu sendiri. Hal ini menyebabkan konsonan dalam onset harus mengikuti urutan *CMR, dan *RMCRM untuk koda, sehingga akar kata secara keseluruhan memiliki bentuk penuh sebagai *CMReRMC. Akar kata dengan urutan sonoritas yang berbeda seperti **mter- ataupun **resl-, tidak diperbolehkan.
  • Hanya satu anggota dari setiap tingkatan sonoritas yang diperbolehkan untuk digunakan dalam sebuah onset atau koda. Sehingga, akar kata seperti **wmek-, **lekt-, dan **peyl- tidak diperbolehkan.

Konsonan laringal dapat juga terjadi dalam koda "sebelum" sebuah sonoran, sebagaimana didalam *peh₂w- "kecil".[18]

Gugus obstruen

Dalam akar kata, konsonan obstruen dapat digunakan ldbih dari sekali dalam onset ataupun koda. Seperti layaknya hirerarki sonoritas, hanya satu konsonan dari setiap pengelompokan konsonan berjenis obstruen yang boleh dimasukkan kedalam gugus konsonan. Sebagai contoh, sebuah gugus konsonan tidak diperbolehkan memiliki banyak konsonan laringal ataupun letupan.[18]

Terdapat aturan untuk pengurutan komponen obstruen dalam sebuah gugus konsonan. Pengurutan ini sedikit berbeda dan tidak mengikuti hirerarki sonoritas umum.

  • Jika sebuah konsonan onset diawali oleh *s, hanya letupan nirsuara yang dapat dimasukkan kedalam gugus konsonan onset.[19]
  • Konsonan laringal cenderung muncul sebelum atau sesudah obstruen manapun selain konsonan laringal yang lainnya. Sebagai contoh, *keh₂p- "membawa", *peth₂- "terbang", *h₂sews- "mengering", *sh₂ew- "menuang, hujan", *h₁ger- "bangun", dan *th₂ews- "terdiam".[2][15]

Dalam beberapa akar kata, terdapat sebuah fenomena yang disebut sebagai pergerakan-s terjadi. Fenomena tersebut menyebabkan turunan suatu dialek ataupun bahasa dapat memiliki fonem *s beserta fonem terkait, sedangkan dialek atau bahasa yang lain sangat jarang atau bahkan tidak sama sekali menggunakan gonem tersebut. Tidak diketahui secara pasti pola pergerakan-s ini sendiri. Dalam beberapa kata, fonem *s dan turunannya dapat dan tidak dapat ditemukan pada kata yang sama dalam bahasa yang sama.[15]

Penyelarasan lebih lanjut

Bahasa Proto-Indo-Eropa sangat erat kaitannya dengan penyelarasan lintas bahasa dengan penempatan ganda dari dua konsonan serupa dalam sebuah akar kata. Sehingga pada dasarnya, tidak ada akar kata yang diketahui memiliki dua letupan bersuara murni (**ged-) ataupun dua glida (**ler-). Namun, terdapat beberapa akar kata dengan dua konsonan geseran ataupun dua sengauan diletakkan pada kedua sisinya yang dapat dihasilkan dari rekonstruksi bahasa, walaupun jumlahnya sangat sedikit dan jarang sekali terjadi, sebagai contoh: *h₂eh₃- "membakar", *nem- "memberi, mengambil", dsb. Akan tetapi, tidak seperti aturan konsonan ganda diatas, konsonan letupan nirsuara dan bersuara yang teraspirasi justru malah sering terjadi. Hal tersebut dianggap sebagai sebuah pengecualian sekaligus penyumbang jumlah akar kata yang menggunakan komponen konsonan ganda terbanyak, sebagai contoh: *dʰegʷʰ- "membakar", *peth₂- menerbangkan"). Umumnya, akar kata dengan dua konsonan letupan bersuara yang teraspirasikan kemungkinan terjadi dua kali lebih banyak pada akar kata uji.[15][20]

Selain itu, sebuah aturan tambahan mengenai tata penempatan konsonan tidak memperbolehkan adanya akar kata yang komponen konsonannya hanya terdiri atas konsonan letup nirsuara dengan letupan bersuara teraspirasikan (**tebʰ-), kecuali jika akar kata tersebut terjadi setelah fonem *s sehingga membentuk sebuah gugusan inisial kata (e.g. *stebʰ- "kaku").[15] Dengan banyaknya akar kata berjenis *DʰeDʰ, beberapa ahli telah mengajukan teori penyebaran fonem sebagai imbas dari proses asimilasi suara yang sangat jarangan terjadi pada masa penuturan bahasa Pra-Proto-Indo-Eropa. Dalam proposal tersebut, hentian nirsuara mengalami asimilasi menjadi letupan bersuara teraspirasikan jika diikuti atau diawali oleh konsonan serupa pada akar kata yang sama.[20]

Arti leksikal

Arti yang dilambangkan oleh sebuah akar kata secara konvensional sama dengan kata kerja. Hal ini dikarenakan bahasa Proto-Indo-Eropa memiliki jumlah akar kata benda yang sangat sedikit, akar kata bahasa Proto-Indo-Eropa sangat bergantung pada infleksi verbal yang terjadi diantara mekanisme morfologikal dan fonologikal yang tersusun sangat baik. Arti yang dilambangkan olehnya tidak selalu dapat direkonstruksi secara langsung dikarenakan pergeseran semantik yang menyebabkan perbedaan dari arti dalam refleksum pada bahasa saudari turunan yang telah dimasukkan kedalam faktor uji.[21] Banyak kata benda dan kata sifatv yang diambil dari akar kata verbal via penambahan akhiran dan ablautisasi.[22]

Walaupun begitu, beberapa akar kata yang sejak awal tidak memiliki bentuk verbal primer sama sekali. Selain akar kata tersebut, terdapat sebuah akar kata yang memiliki arti sebagai layaknya kata sifat sekaligus menjadi akar kata bentuk non-verbal terpenting yang disebut sebagai akar kata Caland. Akar kata seperti ini secara umum membentuk makna sifat yang berbeda-beda tergantung dari komponen akhiran yang digunakan: kata sifat proterokinetik jika memiliki akhiran *-u-, kata sifat tematik jika diakhiri *-ró- dan juga menjadi kata dasar berkesinambungan jika diakhiri oleh *-i-. Contoh dari akar kata berjenis seperti ini antara lain *h₁rewdʰ- "merah", *h₂erǵ- "putih", *dʰewb- "dalam" dan *gʷreh₂- "berat".[23]

Akar kata verbal dapat berbentuk imperfektif ataupun perfektif. Untuk membentuk sebuah kata kerja dari aspek akar kata itu sendiri, akhiran kata kerja disambungkan secara langsung dengan akar kata ataupun dengan atau tidak dengan vokal tematik.[5] Aspek "lainnya", jika dibutuhkan, akan berubah menjadi apa yang dikenal sebagai kata dasar "terkarakterisasi",[24] sehingga kata dasar tersebut menjadi sedetil kata kerja bahasa Proto-Indo-Eropa. Kata dasar nirsempura sangat sering diturunkan secara berbeda dalam penurunan lain, akan tetapi dengan tidak adanya keterkaitan antara bentuk tertentu dan juga cabang bahasa Indo-Eropa yang sangat rumit, maka bisa diartikan bahwa banyak aspek yang pudar secara bersamaan sebelum bahasa Proto-Indo-Eropa bahkan mulai bercabang.[25]

Catatan

  1. ^ The Tanda bintang * digunakan untuk menandakan fonem yang tidak ditemukan secara langsung pada kata-kata uji, tetapi telah direkonstruksi dengan menggunakan dasar dari materi linguistik lainnya.
  2. ^ Lihat artikel Ablaut dalam bahasa IE: tingkatan-a.

Referensi

Daftar pustaka

Read other articles:

Stardew Valley Información generalDesarrollador ConcernedApeDistribuidor ConcernedApeDiseñador Eric BaroneDirector Eric BaroneProductor Eric BaroneProgramador Eric BaroneArtista Eric BaroneEscritor Eric BaroneCompositor Eric BaroneDatos del juegoGénero Simulación, rolIdiomas inglés, alemán, español, japonés, portugués brasileño, ruso, chino simplificado, francés, italiano, húngaro, coreano y turco Modos de juego Un jugador CooperativoClasificaciones ESRBPEGIUSKOFLCAppleQ106410960D...

 

Willis Group Holdings plcJenisPublikIndustriPialang asuransiPenerusWillis Towers WatsonDidirikan1828 (1828) (London)KantorpusatLondon, Britania RayaTokohkunciDominic Casserley(CEO)ProdukAsuransi, Manajemen risiko,Konsultansi sumber daya manusiaPendapatan$3,8 milyar (2014)Laba operasi$647 juta (2014)Laba bersih$362 juta (2014)Karyawan18.000Situs webwillis.com Willis Group Holdings plc dulu adalah sebuah penyedia jasa kepialangan asuransi, kepialangan reasuransi, dan penasehatan risiko mul...

 

Historic district in Vermont, United States United States historic placeBrookfield Village Historic DistrictU.S. National Register of Historic PlacesU.S. Historic district Old Town HallShow map of VermontShow map of the United StatesLocationSunset Lake area, Brookfield, VermontCoordinates44°2′35″N 72°36′7″W / 44.04306°N 72.60194°W / 44.04306; -72.60194Area450 acres (180 ha)Architectural styleGreek RevivalNRHP reference No.74000237[1&...

Kirchenfassade im Açıksaray bei Gülşehir Sehenswerte Orte in Kappadokien Die Höhlenarchitektur in Kappadokien in der Zentraltürkei umfasst sowohl Wohnräume und Wirtschaftsräume als auch Sakralgebäude wie Kirchen und Klöster, die aus dem weichen Tuffgestein der Landschaft herausgearbeitet wurden. Inhaltsverzeichnis 1 Kappadokische Tufflandschaften 2 Bildungsprozesse 3 Erosionsprozesse 4 Natürlicher Zerfall (physikalisch) 5 Jüngere Erdbeben 6 Chemische Zersetzungen 7 Biologische Fak...

 

Representation of a type of random process This article includes a list of general references, but it lacks sufficient corresponding inline citations. Please help to improve this article by introducing more precise citations. (March 2011) (Learn how and when to remove this template message) In statistics, econometrics, and signal processing, an autoregressive (AR) model is a representation of a type of random process; as such, it is used to describe certain time-varying processes in nature, e...

 

Metro station in Delhi, India Sarojini Nagar Delhi Metro stationGeneral informationLocationBlock C, Sarojini Nagar, New Delhi, Delhi 110023Coordinates28°34′32.9045″N 77°11′54.8545″E / 28.575806806°N 77.198570694°E / 28.575806806; 77.198570694Owned byDelhi MetroOperated byDelhi Metro Rail Corporation (DMRC)Line(s)Pink LinePlatformsIsland platformPlatform-1 → Shiv ViharPlatform-2 → Majlis ParkTracks2ConstructionStructure typeUnderground, Double-trackPlatf...

For other uses, see Automation (disambiguation). Automotive business simulation video game 2015 video gameAutomationDeveloper(s)Camshaft SoftwarePublisher(s)Camshaft SoftwareDesigner(s)Robert HoischenProgrammer(s)Caswal Parker, Jayelinda Suridge, Isaac BlomfieldArtist(s)Andrew Lamb, Hannah Grace, Casey Frost, Mathew ChildComposer(s)Michael TrottEngineUnreal Engine 4 (originally Kee Engine)Platform(s)Microsoft WindowsReleaseWW: 12 March 2015 (Early access)Genre(s)SimulationMode(s)Single-player...

 

يفتقر محتوى هذه المقالة إلى الاستشهاد بمصادر. فضلاً، ساهم في تطوير هذه المقالة من خلال إضافة مصادر موثوق بها. أي معلومات غير موثقة يمكن التشكيك بها وإزالتها. (مايو 2020) نهائي كأس أفريقيا للأندية البطلة 1969نهائي دوري أبطال أفريقيا 1969الحدثكأس أفريقيا للأندية البطلة الإسماعيلي...

 

Der Titel dieses Artikels ist mehrdeutig. Im Zusammenhang mit Markennamen für Lebensmittelprodukte vgl. Marke (Marketing). Lebensmittelkarte aus Niedersachsen, 1950 Lebensmittelkarte der DDR, 1958 Eine Lebensmittelmarke ist ein von öffentlichen Behörden ausgegebenes Wertzeichen zur Bescheinigung, dass der Inhaber ein bestimmtes Lebensmittel in einer bestimmten Menge kaufen darf. Inhaltsverzeichnis 1 Allgemeines 2 Geschichte 2.1 Deutschland im Ersten Weltkrieg 2.2 Deutschland im Zweiten Wel...

1988 video game 1988 video gameDragon Quest III: The Seeds of SalvationBox art of the North American NES release, titled Dragon Warrior IIIDeveloper(s) Chunsoft Heartbeat (SFC) TOSE (GBC) Matrix Software (iOS/Android) Publisher(s) Enix Square Enix (2009-present) Director(s)Koichi NakamuraProducer(s)Yukinobu ChidaDesigner(s)Yuji HoriiProgrammer(s)Kan NaitoArtist(s)Akira ToriyamaWriter(s)Yuji HoriiComposer(s)Koichi SugiyamaSeriesDragon QuestEngineUnreal Engine 4 (HD-2D remake)Platform(s) Ninten...

 

South Korean brand of instant noodle Shin RamyunAlternative namesShin RamenTypeNoodlePlace of originSouth KoreaCreated byNongshimInvented1986Main ingredientsprecooked noodle, seasoning  Media: Shin Ramyun Shin RamyunA bowl of red Shin Ramyun with toppings including beef, shitake mushrooms, red peppers, and scallionsKorean nameHangul신라면Hanja辛拉麵Revised RomanizationSin ramyeonMcCune–ReischauerSin ramyŏn Shin Ramyun is a brand of instant noodle (including cup ramyeon) that...

 

El deporte en el Antiguo Egipto ocupaba una parte importante del ocio de los jóvenes de la antigüedad, quedando reflejado en numerosos testimonios: decoraciones en tumbas, vasijas, ostraca, etc. Aunque algunas actividades (especialmente las artes marciales) estuvieron preferentemente reservadas a la aristocracia, parece que personas de todas las clases participaba en multitud de deportes. No existía ninguna competición de la importancia de los Juegos Olímpicos, aunque se disputaban compe...

Mountain chain located on the southern margin of the Aegean Sea Plate Hellenic arcA combined diagram of the Aegean and Anatolian Plates. The southern margin of the Hellenic arc is shown, which is the trend line of the faults separating the arc and the Hellenic Trench. The body of the arc is the chain called the outer Hellenides, which includes west Peloponnesus, Crete, Rhodes, southwestern Turkey, and all the islands between.middle arcHellas and the Aegean SeaShow map of Mediterraneanmiddle a...

 

1978 studio album (bootleg) by CultureAfrica Stand AloneStudio album (bootleg) by CultureReleased1978RecordedHarry J's, Kingston, 1978GenreReggaeLabelApril RecordsProducerJamie HatcherSeymour CummingsCulture chronology Baldhead Bridge(1978) Africa Stand Alone(1978) More Culture(1978) Africa Stand Alone is a 1978 album by Jamaican roots reggae band Culture. It was recorded with engineer Sylvan Morris at Harry J's Studios, Kingston, in the interim between the band's sessions wit...

 

Gustavo Nazionalità  Brasile Altezza 203 cm Peso 98 kg Pallavolo Ruolo Centrale Termine carriera 2015 Carriera Giovanili 1993-1996 Banespa Squadre di club 1996-2001 Banespa2001-2003 4 Torri Ferrara2003-2004 Latina2004-2009 Treviso2009-2011 Pinheiros2011-2012 Cimed2012-2015 APAV Nazionale 1997-2011 Brasile Palmarès  Giochi Olimpici Oro Atene 2004 Argento Pechino 2008  Campionato mondiale Oro Argentina 2002 Oro Giappone 2006  Campion...

Zona reservada Humedales de Puerto ViejoSituaciónPaís Perú PerúDivisión LimaSubdivisión Provincia de CañeteCoordenadas 12°34′16″S 76°42′07″O / -12.5712266, -76.7019038Datos generalesAdministración SERNANPGrado de protección Zona reservadaFecha de creación 29 de enero de 2008Legislación R.M. Nº 064-2008-AGSuperficie 275,81 has. Zona reservada Humedales de Puerto Viejo Ubicación en Perú.Sitio web oficial[editar datos en Wikidata&#...

 

American fashion designer For the American politician from Oregon, see Betsy Johnson. Betsey JohnsonJohnson at the 2007 Red Dress Collection show for The Heart Truth campaignBorn (1942-08-10) August 10, 1942 (age 81)[1]Wethersfield, Connecticut, U.S.OccupationFashion designerSpouse(s)John Cale (1968–1969) Jeffrey Oliviere (1981–1984) Brian Reynolds (1997-2002)Children1WebsiteBetseyJohnson.com A yellow Betsey Johnson dress, 2006 Betsey Johnson jewelry, 2011 Betsey John...

 

First-level administrative division of Russia Oblast in Volga, RussiaPenza OblastOblastПензенская область FlagCoat of armsCoordinates: 53°15′N 44°34′E / 53.250°N 44.567°E / 53.250; 44.567CountryRussiaFederal districtVolga[1]Economic regionVolga[2]Administrative centerPenza[3]Government • BodyLegislative Assembly[4] • Governor[4]Oleg Melnichenko[5]Area[6] •...

This user is busy in real life and may not respond swiftly to queries. Archives Archive 1Archive 2Archive 3 Please leave a new message. NOTICE-- Expanding upon the message above, new comments not made at the top of this page or edits to existing threads will in all likelihood not receive prompt responses. Thank you for your understanding. Nov 2020: Why do you think IOHK as a source may be spammy? Hello, I'm an editor at IOHK. I've been commenting on Talk pages for the past 2 years to try to d...

 

Voce principale: Unione Sportiva Città di Palermo. US PalermoStagione 1964-1965Una formazione Sport calcio Squadra Palermo Allenatore László Székely, poi Čestmír Vycpálek, poi Carlo Facchini Presidente[1] Serie B11º Coppa ItaliaTerzo turno Maggiori presenzeCampionato: Cipollato (36)Totale: Cipollato (39) Miglior marcatoreCampionato: Tinazzi (11)Totale: Tinazzi (11) StadioLa Favorita 1963-1964 1965-1966 Si invita a seguire il modello di voce Questa voce raccoglie le inform...

 

Strategi Solo vs Squad di Free Fire: Cara Menang Mudah!