Zeus membagi dunia menjadi tiga dan membagi dunia-dunia tersebut dengan kedua saudaranya, Poseidon yang menjadi dewa penguasa lautan, dan Hades yang menjadi dewa penguasa dunia bawah (alam kematian). Pendapat lain mengatakan bahwa pembagian tersebut dilakukan berdasarkan undian yang dilakukan tiga dewa tersebut.
Zeus, sering disebut sebagai Zeus pater ("O, Ayah Zeus"), adalah pengembangan dari *Di̯ēus, dewa langit siang dalam mitologi Proto-Indo-Eropa, yang juga disebut*Dyeus ph2tēr ("Bapak Langit").[7] Dengan demikian, Zeus adalah dewa Yunani yang namanya berasal dari kebudayaan Indo-Eropa. Zeus diadaptasi ke dalam mitologi Romawi menjadi Jupiter. Dalam mitologi Nordik, Zeus/Jupiter dikenal sebagai Thor (dewa petir). Berbeda dengan Zeus dan Jupiter yang merupakan penguasa langit, Thor bukanlah pemimpin para dewa melainkan Odin.
Pemujaan terhadap Zeus
Pusat penyembahan Zeus adalah di Olimpia. Setiap empat tahun sekali diselenggarakan festival olahraga untuk Zeus. Di sana ada altar Zeus yang terbuat dari abu hasil pengorbanan binatang selama berabad-abad.
Pemujaan lokal terhadap Zeus
Daerah-daerah lokal juga mempunyai pemujaan tersendiri terhadap Zeus. Dengan julukan Zeus Aitnaios, Zeus disembah di Gunung Aitna tempat sebuah patungnya berada. Di sana juga diselenggarakan festival yang disebut Aitneia untuk memujanya.[8] Contoh lainnya yaitu:
Sebagai Zeus Aineios atau Ainesios, dia disembah di pulau Kefalonia tempat sebuah kuil untuknya di Gunung Ainos.[9]
Sebagian besar sumber menyatakan bahwa Zeus lahir di Kreta sehingga Zeus menjadi penting di Kreta.[10][11] Di kota tersebut, Zeus dijuluki sebagai Velkhanos, julukan yang kemudian menyebar ke kota-kota lain di Yunani. Bentuk lengkapnya adalah Zeus Velkhanos ("Zeus sang anak lelaki"). Zeus juga kadang-kadang disebut sebagai Kouros.
Di Kreta, Zeus disembah di sejumlah gua di Knossos, Ida dan Palaikastro. Pada masa Helenis, sebuah kuil kecil untuk Zeus velkhanos didirikan di Aghia Triada, bekas istana Minoan. Koin-koin dari Faistos menunjukkan bentuk pemujaan pada Zeus, para pemuda duduk di cabang pohon, dengan ayam jantan di lututnya.[12] Pada koin Kreta lainnya, velkhanos dilambangkan sebagai elang dan dihubungkan dengan dewi pernikahan.[13] Prasasti di Gortyn dan Lyttos menunjukkan adanya festival Velkhania di Kreta.[14]
Cerita Minos dan Epimenides mengindikasikan bahwa gua-gua ini merupakan tempat ritual inkubasi oleh para raja dan pendeta. Di Kreta, Zeus dilambangkan sebagai pemuda berambut panjang alih-alih sebagai orang dewasa, dan dipuja sebagai ho megas kouros "pemuda yang hebat". Patung gading "Pemuda Dewa" ditemukan dekat Labirin di Knossos oleh Sir Arthur Evans.[15] Dengan sekumpulan prajurit penari yang disebut Kouretes, Zeus memimpin paideia, yakni ritual rahasia dan pelatihan militer-atletik yang keras.
Mitos tentang kematian Zeus Kreta muncul pada beberapa tempat meskipun hanya disebutkan di sumber-sumber dari masa akhir. Kallimakhos,[16] dan Antoninus Liberalis berpendapat bahwa Velkhanos merupakan roh vegetatif tahunan.[17] Penulis Helenistik Euhemeros mengusulkaan pendapat bahwa Zeus awalnya adalah seorang raja di Kreta, dan kejayaannya membuat dia disembah sebagai dewa. Karya-karya Euhemerus tidak ada yang tersisa, namun para penulis Kristen sangat antusias dengan pendapat ini.
Zeus Lykaios di Arkadia
Julukan Zeus Lykaios ("Zeus-serigala") muncul karena Zeus dihubungkan dengan suatu festival kuno di Gunung Lykaion ("Gunung Serigala"). Zeus hanya memiliki hubungan formal[18] dengan ritual ini. Mitos ini berhubungan dengan ancaman kuno kanibalisme dan perubahan menjadi manusia serigala.[19] Ada suatu tempat terlarang di dekat tumpukan abu tempat upacara pengorbanan dilakukan.[20][21] Menurut Plato, suatu klan tertentu berkumpul di gunung tersebut sembilan tahun sekali untuk memberi persembahan pada Zeus Lykaios. Di sana, isi perut manusia dicampur dengan isi perut hewan. Diceritakan bahwa siapa saja yang memakan daging manusia itu kan berubah menjadi serigala dan hanya bisa menjadi manusia lagi jika tidak memakan daging manusia sampai sembilan tahun berikutnya. Ada pesta olahraga yang diasosiasikan dengan Lykaia, yang menghilang pada abad keempat seiring gelombang urbanisasi pertama Arkadia, Megalopolis. Di sana ada kuil besar yang didedikasikan untuk Zeus Lykaios.
Zeus Subterrania
Meskipun Zeus secara umum dikenal sebagai dewa langit, ada beberapa kota di Yunani yang mempercayai bahwa Zeus tinggal di bawah tanah. Orang Athena dan Sisilia memuja Zeus Meilikhios sementara kota-kota lainnya menyembah Zeus dunia bawah, contohnya Katakhthonios ("di bawah bumi") dan Plousios ("pembawa kekayaan"). Dewa-dewa ini mungkin digambarkan sebagai ular atau manusia, dan bisa juga sebagai manusia ular. Mereka memperoleh persembahan berupa hewan berwarna hitam yang dikorbankan ke dalam sebuah lubang. Sementara dewa-dewa Olimpus biasanya menerima persembahan berupa hewan berwarna putih yang diangkat di atas altar.
Dalam beberapa kasus, orang-orang tidak sepenuhnya yakin apakah mereka memberi persembahan pada pahlawan atau pada Zeus bawah tanah. Dengan demikian kuil di Libadaia, Boiotia bisa jadi diperuntukkan pada pahlawan Trofonios atau pada Zeus Trefonios. Pahlawan Amfiaraos disembah sebagai Zeus Amfiaraos di Oropos sebelah luar kota Thebes, dan bahkan orang-orang Sparta punya kuil untuk Zeus Agamemnon.
Orakel Zeus
Meskipun kebanyakan orakel didedikasikan untuk Apollo atau Themis, ada juga beberapa situs orakel yang didedikasikan untuk Zeus.
Orakel di Dodona
Pemujaan Zeus di Dodona, Epirus, tempat adanya bukti kegiatan keagamaan sejak milenium ke-2, berpusat pada sebuah pohon ek keramat. Dalam Odisseia karangaan Homeros, ritual keagamaan di sana dipimpin oleh seorang pendeta pria yang disebut Selloi, yang berbaring di tanah dan mengamati daun-daun serta ranting-ranting.[22] Sementara menurut Herodotos, pemimpin keagamaan di sana adalah pendeta perempuan yang disebut peleiades.
Istri Zeus di Dodona bukanlah Hera melainkan dewi Dione — yang namanya merupakan bentuk feminim dari "Zeus". Statusnya sebagai seorang Titan mengindiaksikan bahwa kemungkinan Dione merupakan dewi yang lebih kuat dari Zeus pada masa pra-Hellen, dan mungkin orakel tersebut awalnya merupakan orakel Dione.
Kronos memperoleh beberapa anak dari istrinya, Rea, yaitu Hestia, Demeter, Hera, Hades, dan Poseidon. Tetapi Kronos menelan semua anak-anaknya begitu mereka lahir karena Kronos takut pada ramalan bahwa kekuasaannya akan digulingkan oleh keturunannya seperti dia merebut kekuasaan dari ayahnya (Uranus). Namun ketika Zeus lahir, Rhea menyembunyikannya di Kreta agar tidak ditelan Kronos. Rhea memberikan sebuah batu terbungkus kain pada Kronos dan mengatakan bahwa itu adalah anaknya. Kronos mempercayai Rhea dan menelan batu yang dia kira anaknya tersebut.
Masa kecil
Rhea menyembunyikan Zeus di sebuah gua di Gunung Ida di Kreta. Berikut ini adalah beberapa versi berbeda-beda yang membesarkan zeus:
Zeus dibesarkan oleh seekor kambing bernama Amaltheia, dan para Kouretes— sekumpulan prajurit yang bernyanyi, menari, dan menghentakkan tombak pada perisai supaya Kronos tidak mendengar suara tangisan Zeus.
Zeus dibesarkan oleh nimfa bernama Kinosura. Sebagai balasannya, Zeus mengangkatnya ke langit sebagai bintang.
Zeus dibesarkan oleh Melissa, yang memberinya susu kambing dan madu.
Zeus dibesarkan oleh keluarga gembala yang dijanjikan bahwa ternak mereka akan aman dari serigala.
Menjadi raja para dewa
Setelah dewasa, Zeus berhasil membuat Kronos memuntahkan saudara-saudaranya. Zeus lalu membebaskan para Gigant, Hekatonkhire dan Kiklops dari Tartaros setelah membunuh Kampe, penjaga Tartaros. Para Kiklops pun membuatkan petir untuk Zeus. Bersama saudara dan sekutunya, Zeus memerangi para Titan dalam Titanomakhia. Para Titan yang kalah lalu dikurung di Tartaros sementara Atlas diharuskan memikul langit di pundaknya.
Setelah mengalahkan para Titan, Zeus melakukan undian dengan Poseidon dan Hades. Zeus memperoleh langit, Poseidon lautan, dan Hades dunia bawah, sedangkan bumi diatur oleh semua dewa.
Gaia marah karena Zeus mengurung para Titan. Gaia pun mengirim anak-anaknya yang lain untuk melawan para dewa Olimpus. Para dewa Olimpus harus menghadapi monster Tifon dan Ekhidna. Zeus berhasil mengurung Tifon di bawah sebuah gunung dan membiarkan Ekhidna serta anak-anaknya hidup sebagai ujian bagi para pahlawan.
Zeus dan Hera
Zeus adalah saudara sekaligus suami Hera. Zeus menyukai Hera tetapi Hera selalu menolaknya, karena itu Zeus menggunakan tipu muslihat untuk mendapatkan Hera. Zeus mengubah dirinya menjadi burung tekukur. Ketika Hera melihat burung tersebut, dia mendekatkan burung tersebut ke dadanya, saat itulah Zeus berubah kembali dan memperkosa Hera. Untuk menutupi rasa malunya, Hera pun menikahi Zeus. Dari Hera, Zeus menjadi ayah dari Ares, Hebe, Hefaistos, Eileithiia dan Eris. Hera sangat marah terhadap perempuan yang menjadi wanita selingkuhan Zeus dan dia memusuhi wanita-wanita tersebut termasuk juga anak-anak mereka.
Prometheus dihukum oleh Zeus dengan elang yang memakan hati Prometheus setiap hari karena Prometheus mencuri api dari Gunung Olimpus.
Dalam filsafat
Dalam Neoplatonisme, Hubungan Zeus dengan dewa-dewa dalam mitologi disebut sebagai Demiurge atau pikiran ilahi, Khususnya dalam Enneads karya Plotinos,[31] dan dalam Teologi Plato karya Proklos.
^Hamilton, Edith (1942). Mythology (edisi ke-1998). New York: Back Bay Books. hlm. 467. ISBN978-0-316-34114-1.Periksa nilai tanggal di: |accessdate= (bantuan); Parameter |access-date= membutuhkan |url= (bantuan)
^Durant, The Life of Greece (The Story of Civilization Part II, New York: Simon & Schuster) 1939:23.
^Rodney Castleden, Minoans: Life in Bronze-Age Crete, "The Minoan belief-system" (Routledge) 1990:125
^Bernard Clive Dietrich, The Origins of Greek Religion (de Gruyter) 1973:15.
^A.B. Cook, Zeus (Cambridge University Press0 1914, I, figs 397, 398.
^Dietrich 1973, noting Martin P. Nilsson, Minoan-Mycenaean Religion, and Its Survival in Greek Religion 1950:551.
^"Professor Stylianos Alxiou mengingatkan kita bahwa ada beberapa pemuda dewa lainnya yang mampu bertahan dari periode pra-Hellenik — Linos, Plutos dan Dionisos — jadi tidak semua dewa yang kita lihat dalam karya seni Minoa merupakan Velchanos" (Castleden 1990:125
^Richard Wyatt Hutchinson, Prehistoric Crete, (Harmondsworth: Penguin) 1968:204, menyebutkan bahwa tidak ada rujukan klasik untuk kematian Zeus (diamati oleh Dietrich 1973:16 catatan 78).
^"Dewa tanaman yang lahir kembali setiap tahun ini juga melambangkan berbagai siklus tanam lainnya. Pernikahan suci dan kematian tahunan ketika dia dikira telah menghilang dari bumi" (Dietrich 1973:15).
^Dalam salah satu mitos, diceritakan bahwa Likaon memberi daging manusia pada Zeus, akibatnya dia diubah menjadi serigala.
^Hubungan morfologis pada lyke "kecerahan" kemungkinan hanya kebetulan.
^Arkeolog modern tidak menemukan bukti adanya pengorbanan manusia, Walter Burkert, "Lykaia and Lykaion", Homo Necans, terjemah oleh Peter Bing (University of California) 1983, hlm. 90.
^Hamilton, Edith (1969). "The Gods". Mythology. hlm. 29. Diakses tanggal 17 May 2009.
^Brandenberg, Aliki (1994). The Greek Gods and Goddesses of Olympus. hlm. 30.
^
Dalam traktat keempat 'Persoalan Jiwa' Demiurge diidentifikasi sebagai Zeus.10."When under the name of Zeus we are considering the Demiurge we must leave out all notions of stage and progress, and recognize one unchanging and timeless life."
Bacaan lanjutan
Burkert, Walter, (1977) 1985. Greek Religion, khususnys bagian III.ii.1 (Harvard University Press)
Cook, Arthur Bernard, Zeus: A Study in Ancient Religion, (set 3 volume), (1914–1925). New York, Bibilo & Tannen: 1964.
Volume 1: Zeus, God of the Bright Sky, Biblo-Moser, June 1, 1964, ISBN 0-8196-0148-9 (reprint)
Volume 2: Zeus, God of the Dark Sky (Thunder and Lightning), Biblo-Moser, June 1, 1964, ISBN 0-8196-0156-X
Volume 3: Zeus, God of the Dark Sky (earthquakes, clouds, wind, dew, rain, meteorites)
Druon, Maurice, The Memoirs of Zeus, 1964, Charles Scribner's and Sons. (tr. Humphrey Hare)
Farnell, Lewis Richard, Cults of the Greek States 5 vols. Oxford; Clarendon 1896–1909.
Farnell, Lewis Richard, Greek Hero Cults and Ideas of Immortality, 1921.
Graves, Robert; The Greek Myths, Penguin Books Ltd. (edisi 1960)
Mitford,William, The History of Greece, 1784. Cf. v.1, bab II, Religion of the Early Greeks
Moore, Clifford H., The Religious Thought of the Greeks, 1916.