Menurut kitab Kakawin Nagarakretagama pupuh XIII dan XIV, berikut adalah daerah-daerah yang diakui sebagai taklukan atau bawahan Majapahit (disebut sebagai mañcanagara). Negara-negara taklukan di Jawa tidak disebut karena masih dianggap sebagai bagian dari "mandala" kerajaan.
Nama-nama di bawah ini adalah berdasarkan sumber naskah, baik dari Majapahit maupun naskah Melayu serta sumber Cina, namun sedikit bukti fisik yang tersisa mengenai pengakuan suatu daerah atas kekuasaan negara itu.
Termasuk juga Kerajaan Sunda dan Madura, karena Majapahit mengklaim seluruh Tanah Jawa.[1][2][3] Kerajaan Sunda menjadi bawahan nominal Majapahit setelah pertempuran Bubat tahun 1357.[4]
3. Sakweh śri yawa raja sapada madudwan nagaratunggalan (Seluruh raja Jawa menjadi tamu, mereka berlain-lainan negara tetapi) 4. ekhasthana ri wilwatikta mangisapwi sang narendradipa. (bersatu padu ke Wilwatikta mendukung sang raja besar)
3. Sakweh śri yawa raja sapada madudwan nagaratunggalan (Seluruh raja Jawa menjadi tamu, mereka berlain-lainan negara tetapi)
4. ekhasthana ri wilwatikta mangisapwi sang narendradipa. (bersatu padu ke Wilwatikta mendukung sang raja besar)
Bait 1 Lwir ning nusa pranusa pramuka sakahawat ksoni ri Malayu nang Jambi mwang Palembang karitang i Teba len Dharmmaśraya tumut, Kandis Kahwas Manangkabwa ri Siyak i Rekan Kampar mwang i Pane, Kampe Harw athawe Mandahiling i Tumihang Parllak mwang i Barat Bait 2 Hi lwas lawan Samudra mwang i Lamuri Batan Lampung mwang i Barus yekadinyang watek bhumi Malayu satanah kapwamateh anut, len tekang nusa Tanjung Nagara ri Kapuhas lawan ri Katingan, Sampit mwang Kutalingga mwang i Kutawaringin Sambas mwang i Lawai
Bait 1
Bait 2
Bait 1 Kadangdangan i Landa len ri Samedhang Tirem tan kasah, ri Sedu Buruneng ri Kalka Saludhung ri Solot Pasir, Baritw i Sawaku muwah ri Tabalung ri Tunjung Kute, Lawan ri Malano makapramuka tang ri Tanjungpura. Bait 2 Ikang sakahawan Pahang pramuka tang Hujung Medini, ri Lengkasuka len ri Saimwang i Kalanten i Tringgano, Naśor Pakamuwar Dhungun ri Tumasik ri Sanghyang Hujung, Kelang Keda Jere ri Kanjap i niran sanusapupul Bait 3 Sawetan ikanang tanah Jawa muwah ya warnnanen, ri Bali makamukya tang Badahulu mwang Lwagajah, Gurun makamukha Sukun ri Taliwang ri Dompo Sapi, ri Sanghyang Api Bhima Sheran i Hutan Kadaly apupul Bait 4 Muwah tang i Gurun sanusa mangaram ri Lombok Mirah, lawan tikang i Saksak adinikalun kahajyan kabeh, muwah tanah i Bantayan pramuka Bantayan len Luwuk, tekeng Uda Makatrayadhi nikanang sanusapupul. Bait 5 Ikang saka sanusa Makhasar Butung Banggawi, Kunir Ggaliyau mwang i(ng) Salaya Sumba Solot Muar, muwah tikang i Wandan Ambwan athawa Maloko Wwanin, ri Seran i Timur makadining angeka nusatutur.
Bait 3
Bait 4
Bait 5
4. Ndatan lingen i sunda len madhura pan satanah i yawa bhakti tan salah (Tidak disebut Sunda dan Madhura sebab setanah Jawa dan berbakti, tidak salah)
Dalam daftar ini diberikan pula nama modern suatu tempat bila sudah disepakati sebagian besar ahli sejarah.
Sumatra disebut di Negarakretagama sebagai "Malayu"
2. Karitang, Indragiri Selatan2
3. Karitang di selatan Jambi3
2. Jambi hulu2
3. Tebo di selatan Dharmasraya3
2. Pulau punjung, Siguntur, di hulu sungai Batanghari2
3. Dharmasraya di sebelah barat Jambi3
2. Kandis, anak sungai Kwantan, dekat Koto Tua2
3. Kandi, daerah bawahan Lubuk Jantan, di sungai Sinamar2
4. Kandis di utara Dharmasraya3
2. Kawai, antara Kandi dan Tanjung1
3. Kahwas di barat Minangkabau2
2. Pane3
2. Kompe1
3. Kampei, salah satu dari 4 suku di Petapahan di sungai Tapung Kiri di hulu Siak: Peliang, Ceniaga, Kampai, dan Domo/Muara Takus.2
4. Kampe3
2. Haru daerah disekitar Kalue di Aceh1
3. Aru, pesisir timur Sumatra2
4. Haru, daerah di utara sungai Asahan3
2. Mandahiling3
2. Parllah1
3. Perlak2
4. Parllak3
2. Pesisir barat Aceh2
3. Barat3
2. Lawas1
3. Padang Lawas atau Gayu Luas2
2. Samudra dekat Lhokseumawe, Aceh123
2. Lamuri di Aceh Besar123
2. Batam2
Catatan: 1 Lihat Atlas van Tropisch Nederland, 1938: 10b 2 Lihat [5] 3 Lihat [6]
Kalimantan disebut sebagai "Nusa Tanjung Nagara" dan/atau "Tanjungpuri"
2. Kapuas daerah di kabupaten Kapuas di Kalimantan Tengah3
2. Katingan, sungai Mendawei, di Sampit2
2. Lingga, dimana sungai Lingga dan Batang Lumpur bertemu, Serawak.2
2. Muara Labai, muara di sungai Labai2
3. Muara Labai di Kalimantan Tengah3
2. Kedangdangan1
3. Kadangdangan3
2. Samedang di Simpang3
2. Tirem1
3. Paniraman di sungai Kapuas Kecil2
4. Tidung2
2. Sadong di Serawak atau Sedua di Langgau atau Siduh di Matan12
2. Kalka, salah satu dari 5 provinsi luar Brunei menurut Salsilah Raja Brunei: Kalakah, Seribas, Sadong, Semerahan dan Serawak12
3. Kalakah, kota Calaca adalah pelabuhan utama perdagangan di selatan ibu kota (Brunei) dan pusat negara Sedang2
2. Saludung1
3. Teluk Maludu2
4. Sadong2
5. Maludu3
2. Solok atau Sulu123
2. Baritu123
2. Pulau Sebuku12
2. Tabalong di Amuntai2
2. Kutai2
2. Milanau2
3. Balinean, timur muara sungai Rejang di Serawak atau Malanau di barat laut Kalimantan2
4. Milano di timur sungai Rejang di Serawak, Balineo3
Catatan: 1 Lihat Atlas van Tropisch Nederland, 1938: 10b 2 Lihat [8] 3 Lihat [9]
Dalam Nagarakretagama disebut "Hujung Medini", yang merujuk pada Semenanjung Melayu (menurut M. Yamin) atau Johor (menurut Pigeaud).[10]
2. Malaya2
2. Semenanjung Melayu3
2. Di kepulauan Lengkawi diseberang Kedah2
3. Langkasuka-Patani (Thailand)
2. Semong di Negeri Sembilan2
3. Sai, Saiburi2
2. Nasor3
2. Muar, Peken Muar2
2. Tanjung Utara di Kemaman
2. Sening Ujung, diantara Malaka dengan Selangor2
2. Kataha1
3. Keda3
2. Jerai, pegunungan Kedah2
3. Jering dekat Patani2
4. Jere3
2. Kanjap3
Catatan: 1 Lihat Atlas van Tropisch Nederland, 1938: 10b 2 Lihat [11] 3 Lihat [12]
2. Lwa-gajah di Bangli2
2. Dompo di pulau Sumbawa1
2. Sapi di pulau Sumbawa2
2. Gunung Api atau Sangeang12
2. Kedatuan Seran
2. Kepulauan Gorong12
3. Hutan kayu putih: Pulau Buru dan Sula2
2. Lombok Barat2
3. Lombok3
2. Saksak, Lombok Timur1
3. Lembah Lombok2
2. Bantayan13
3. Bontain2
2. Uda: Kepulauan Talaud, Uda makatraya: tiga pulau utama di kepulauan Talaud2
3. Davao di Mindanau, Filipina3
2. Pulau Kunyit, di selatan Pulau Laut
2. Galiyao3
3. Kangean atau Lomblem23
2. Saleier1
2. Solot1
2. Muar, Kepulauan Kei; atau Honimoa, Saparua2
2. Wandan1
2. Kwanin1
3. Onin, bagian barat laut pulau Papua, teluk MacCleur (sekarang teluk Berau)2
2. Marege di utara Australia3
Catatan: 1 Lihat Atlas van Tropisch Nederland, 1938: 10b 2 Lihat [13] 3 Lihat [14]
Wilayah mancanegara atau luar negeri disebut pada Nagarakretagama pupuh 15 bait 1. Selain itu, pada pupuh 83 bait 4 dan 93 bait 1 disebut tempat-tempat yang menjadi asal para saudagar dan cendekiawan.[15]
2. Mergui1
2. Arab2
Catatan: 1 Lihat [16] 2 Lihat [17] 3 Lihat [18]
Menurut Irawan Djoko Nugroho, wilayah dari dalam tabel diatas dari Syangka sampai Kamboja disebut Desantara. Arti etimologisnya adalah "segala penjuru, seluruh angkasa, daerah lain, negara lain". Hubungan antara Majapahit dengan Desantara disebut kachaya, yang berarti "terkena cahaya". Ini diartikan sebagai dilindungi atau dinaungi. Istilah "wilayah dilindungi" dalam tatanegara modern disebut sebagai wilayah protektorat.[19][20]
Yang berbeda sendiri adalah Yawana, sebagaimana dikatakan anyat i yawana mitreka satata (yang lain adalah Yawana yang merupakan sekutu tetap).[21][22] Kern dan Pigeaud menganggap Yawana adalah Annam, tetapi mencatat bahwa Yawana adalah istilah Sanskerta untuk Yunani (Ionian), yang digunakan orang India untuk merujuk pada orang barbar. Kern mencatat orang India menyebut orang Muslim sebagai Yawana. Menurut Pigeaud, agak tidak mungkin Yawana merujuk pada orang Muslim. Ia menganggap Yawana sebagai Annam, karena pada waktu itu raja-raja Annam sangat kuat dan sangat aneh jika meminta perlindungan kepada Jawa.[15] Nugroho menolak pendapat ini, karena Nagarakretagama dibuat tahun 1365, dan kekuatan Champa melebihi Annam (yang waktu itu merujuk pada Dai Viet). Majapahit yang mengalahkan Mongol tidak mungkin memiliki sekutu tetap yang lemah. Selain itu, Annam dalam bahasa Jawa kuno memiliki nama sendiri yakni Koci (sekarang disebut Cochinchina untuk membedakannya dari Kochi di India). Koci berasal dari bahasa Cina Jiāozhǐ, dalam bahasa Kanton Kawci, dan disebut Giao Chỉ di Vietnam. Oleh karena itu, Yawana lebih tepat diartikan sebagai Arab.[23][24][25]
Wilayah Jambudwipa, Cina, Karnataka, dan Goda secara kolektif disebut Dwipantara. Daerah ini disebut mendapat kebaikan raja sehingga wajar kemudian mereka ditarik upeti. Kebaikan yang dilakukan Majapahit pada Dwipantara memiliki latar belakang dari perang Jawa dengan Mongol. Mongol berusaha menguasai perdagangan laut Asia, dan direspon oleh Jawa (Singhasari pada waktu itu) dengan blokade perdagangan Asia Tenggara terhadap Mongol. Daerah Dwipantara datang menghadap ke Majapahit dipimpin oleh para pendeta mereka. Pada pupuh 93.1 para pendeta membuat syair pujian bagi Maharaja Majapahit. Hubungan antara Dwipantara kepada Majapahit adalah sumiwi (mengabdi).[26] Duta-duta yang dari India dan Cina datang bersama pedagang, dan berperan dalam stabilisasi hubungan politik dan ekonomi.[27]
Prasasti Tuhañaru/Jayanagara II, berasal dari tahun 1245 Saka/1323 Masehi, mencatat aneksasi wilayah di luar Jawa:
... seperti bulan yang membuka kembang tunjung-jantung dari perkampungan segala orang baik-baik; yang membinasakan segala musuh; seperti matahari yang melenyapkan kegelapan pada waktu malam hari, yang digembirakan Wipra dan Satria, yang berbahagia dapat bertegak nama penobatan raja, berbunyi: Iswara Sundarapandyadewa, ...
Menurut H.B. Sarkar, gelar raja Jayanegara ini menandakan bahwa Majapahit memegang kekuasaan tinggi (suzerainty) atas raja Pandia di India Selatan.[28]
Hikayat Raja-Raja Pasai mencatat banyak wilayah Majapahit:[29]
Berdasarkan Kidung Sunda pupuh 1 bait 54b dan 65a, kekuasaan Majapahit meliputi Palembang, Tumasik (Singapura), Sampit, Madura, Bali, Koci (Cochinchina, Vietnam), Wandan (Banda, Maluku Tengah), Tanjungpura (Kalimantan) dan Sawakung (Pulau Sebuku).[30]:20, 23[31]
Kidung Harsa Wijaya mencatat wilayah Majapahit di luar Jawa antara lain Bali, Tatar, Tumasik, Sampi, Gurun, Wandan, Tanjung-pura, Dompo, Palembang, Makasar, dan Koci.[32]
Kisah Calon Arang disebutkan dalam beberapa manuskrip, aslinya ditulis pada era Jawa klasik (sebelum jatuhnya Majapahit pada tahun 1527). Manuskrip-manuskrip yang ada menyebut Malaka, sebuah kesultanan yang berdiri antara tahun 1400 sampai 1511 M. Manuskrip yang bertahan sebagian besar ditemukan di Bali dengan tanggal setelah 1500 Masehi. Wilayah yang disebutkan adalah:[33][34]
Siam
Campa
Banakeling
Tatar
Pegu
Kangean
Goram
Wandan
Maluku
Bolo, merujuk pada beberapa tempat di Filipina
Sumbawa
Buku Suma Oriental karya Tomé Pires yang ditulis tahun 1515 mencatat bahwa Jawa (Majapahit) memerintah sejauh Maluku di sisi timur dan sebagian besar sisi barat Nusantara; dan hampir seluruh pulau Sumatra berada di bawah kekuasaannya dan juga menguasai semua pulau yang diketahui orang Jawa. Majapahit menguasai semua ini untuk waktu yang lama sampai sekitar seratus tahun sebelumnya, ketika kekuatannya mulai berkurang hingga menjadi seperti saat tahun kunjungan Pires di Jawa (Maret–Juni 1513).[35]:174
Berdasarkan kitab Sulalatus Salatin (Sejarah Melayu), daerah Majapahit diantaranya:
Wilayah Majapahit yang dicatat Hikayat Banjar adalah: Jawa, Bantan (Banten), Palembang, Mangkasar (Makassar), Pahang, Patani, Bali, Pasai, Campa, Maningkabau (Minangkabau),[36][37][38] Jambi, Bugis (daerah suku Bugis), Johor, dan Acih (Aceh).[39][40]