Nama Venus mempunyai kemiripan dengan bahasa Sanskertavanas yang berarti (kecintaan, gairah). Hal ini menimbulkan dugaan bahwa konsep Venus berasal dari pengaruh Proto-Indo-Eropa.
Penciptaan
Di dalam tradisi mitologi Yunani, penciptaan Venus dimulai dari pemberontakan Saturnus yang mengebirialat kelamin dari Uranus dengan memotongnya menggunakan sabit yang dimilikinya. Uranus dalam mitologi ini merupakan Dewa Langit. Air mani dari uranus kemudia terpercik dan jatuh ke dalam laut yang darinya kemudian memunculkan dewi Venus. Bentuk tubuh dewi Venus berupa sesosok manusia yang utuh dengan paras yang cantik. Ia kemudian hanyut ke pantai di atas kerang laut.[1]
Variasi konsep Venus
Seperti tokoh-tokoh mitologi Romawi yang lainnya, Venus juga mempunyai epithet dalam berbagai perannya di mitologi Romawi.
Venus Cloacina ("Venus the Purifier"), dikenal juga dengan nama Venus Cluacina, adalah gabungan mitologi Venus dengan Dewa Air Etruscan, Cloacina, diduga berasal dari penemun patung Venus being di dekat Cloaca Maxima, sistem saluran air Romawi. Patung ini dibangun di tempat terjadinya perjanjian damai antara bangsa Roma dan Sabine.
Venus Erycina ("Venus from Eryx"), juga dikenal dengan nama Venus Erucina, berasal dari daerah Gunung Eryx di bagian barat Sisilia. Kuil-kuilnya dibangun di Bukit Capitoline dan bagian luar Porta Collina.
Venus Felix ("Lucky Venus") adalah epithet yang ada di kuil di daerah Bukit Esquiline dan kuil yang dibangun bangsa Hadrian ditujukan kepada "Venus Felix et Roma Aeterna" ("Venus yang dicintai dan Romawi yang Abadi") di bagian utara Via Sacra.
Venus Genetrix ("Mother Venus") adalah Venus sebagai leluhur bangsa Romawi, dewi ibu dan rumah tangga. Festival penghormatannya diadakan pada tanggal 26 September. Karena Venus dianggap mewariskan keturunan kepada darah keluarga Julii, Julius Caesar membangun kuil untuknya di Roma.
Venus Libertina ("Venus the Freedwoman") adalah versi epithet Venus yang mungkin berasal dari kemiripan ejaan, dari kata lubentina oleh bangsa Romawi(mungkin berarti "menyenangkan" atau "menggairahkan") menjadi kata libertina. Bisa pula mengacu pada istilah Venus Libitina, dikenal juga dengan Venus Libentina, Venus Libentia, Venus Lubentina, Venus Lubentini and Venus Lubentia, epithet yang mungkin berasal dari kemiripan dengan Libitina, dewi pemakaman, dan kata lubentina, yang kemudian bercampur baur menjadi Libitina dan Venus. Kuil Venus Libitina ada di Bukit Esquiline.
Venus Obsequens ("Graceful Venus" atau "Indulgent Venus") adalah epithet untuk kuil yang dibangun di akhir abad [3 SM] saat berlangsungnya perang Samnite Ketiga oleh Quintus Fabius Maximus Gurges. Kuil ini dibangun dengan uang denda atas wanita yang tertangkap basah melakukan hal susila. Kuil ini adalah yang tertua di Roma, dan kemungkinan besar diposisikan di kaki bukit Aventine di sekitar Circus Maximus. Peresmiannya, 19 August, dirayakan di Vinalia Rustica.
Pada 1 April, Veneralia dirayakan untuk menghormati Venus Verticordia ("Venus the Changer of Hearts"), pelindung dari bencana. Kuil untuk Venus Verticordia dibangun di Roma sekitar in 114 SM, dan diresmikan 1 April, atas instruksi di dalam buku Sibylline Books.
Venus Victrix ("Venus the Victorious") adalah bagian lain dari Venus yang diresmikan Pompey menjadi sebuah kuil di bagian atas dari bangunan theaternya di Campus Martius pada 55 SM. Ditemukan juga bangunan pemujaan untuk Venus Victrix di Bukit Capitoline, dan festival untuk menghormatinya jatuh pada tanggal 12 Agustus 12 dan 9 Oktober. Pada masa-masa berikutnya, dilakukan juga pengorbanan untuk menghormatinya.
Epithet lain yang cukup sering dipakai untuk Venus yaitu Venus Amica ("Venus the Friend"), Venus Armata ("Armed Venus"), Venus Caelestis ("Celestial Venus"), and Venus Aurea ("Golden Venus").
Venus di dalam karya seni
Venus merupakan objek paling populer di dalam lukisan zaman Renaisans. Dengan konsep awalnya yang menawarkan kecantikan alami, masyarakat bisa menoleransinya bentuk-bentuknya dalam ketelanjangan.
Sebagai dewi pengobatan seksual, presentasinya dalam bentuk telanjang bisa dianggap cocok, yang kemudian menjadi inspirasi bagi kebanyakan seniman masa itu. Hingga masa kini, image perempuan dalam ketelanjangan akan selalu mengacu kepada Dewi Venu.
Untuk bukti-bukti peninggalan masa prasejarah, bentuk-bentuk wanita biasanya diasosiasikan sebagai Venus, meskipun sebenarnya Venus tidak dimaksudkan penciptanya untuk disembah.
^Black, Jonathan (2015). Wiyati, Nunung, ed. Sejarah Dunia yang Disembunyikan [The Secret History of the World]. Diterjemahkan oleh Soekato, I. B., dan Toha, A. Jakarta: PT Pustaka Alvabet. hlm. 83. ISBN978-602-9193-67-1.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)Pemeliharaan CS1: Banyak nama: translators list (link)