Tomografi emisi positron (bahasa Inggris: Positron emission tomography, disingkat PET)[1] adalah teknik pencitraan fungsional kedokteran nuklir yang digunakan untuk mengamati proses metabolisme dalam tubuh. Sistem ini mendeteksi pasangan sinar gamma yang dipancarkan secara tidak langsung oleh radionuklida pemancar positron (detektor), yang dimasukkan ke dalam tubuh melalui molekul aktif biologis. Gambar tiga dimensi dari konsentrasi detektor di dalam tubuh kemudian dikonstruksi melalui analisis komputer. Pada pemindai PET-CT modern, pencitraan tiga dimensi sering disempurnakan dengan bantuan pemindaian sinar-X CT yang dilakukan pada pasien selama sesi yang sama, di mesin yang sama.
Jika molekul aktif biologis yang dipilih untuk PET adalah fludeoksiglukosa (FDG), suatu analog dari glukosa, konsentrasi detektor yang dicitrakan akan menunjukkan aktivitas metabolisme jaringan karena ia sesuai dengan serapan glukosa regional. Penggunaan detektor ini untuk mengeksplorasi kemungkinan metastasis kanker (yakni, penyebaran ke tempat lain) adalah jenis pemindaian PET yang paling umum dalam perawatan medis standar (90% dari pemindaian saat ini). Namun, walaupun merupakan minoritas, banyak detektor radioaktif lainnya digunakan dalam PET untuk menggambarkan konsentrasi jaringan jenis molekul lain yang menjadi perhatian. Salah satu kelemahan pemindai PET adalah biaya operasionalnya.[2]
Lihat juga
Referensi
Pranala luar