Telur besi (Hanzi: 鐵蛋; Pinyin: tiědàn) merupakan sebuah makanan tradisional dari telur asal Taiwan. Makanan tersebut berupa telur rebus berwarna gelap yang diperoleh melalui perebusan berulang-ulang menggunakan rempah-rempah yang kemudian dikeringkan.[1] Teksturnya kenyal dan sangat gurih dibandingkan dengan telur rebus biasa. Rasanya berpadu antara manis, pedas, dan sedikit asin serta rasa telur pekat yang enak ditemani minuman seperti teh[2] atau cemilan pesta.[3] Telur besi biasanya dibuat dari telur ayam, puyuh, bebek, dan merpati serta telur besi dari telur puyuh sangat populer.[4][5] Telur besi dapat ditemukan hingga di Afrika dan Timur Tengah.[6]
Asal-usul
Huang Zhangnian
Telur besi berasal dari distrik Tamsui di kota New Taipei. Tidak diketahui secara jelas asal usul ditemukannya telur besi. Namun diperkirakan seorang penjual makanan dekat dermaga New Taipei bernama Huang Zhangnian secara tidak sengaja membuatnya. Ketika toko sedang sepi pelanggan, Huang terus-menerus memasak telur dagangannya dalam kuah kecap agar tetap hangat. Proses memasak dan mengangin-anginkan telur berulang-ulang ini menghasilkan telur yang kenyal dan berwarna gelap karena kehilangan albumin. Ternyata telur tersebut sangat diminati oleh pelanggan sehingga sang pemilik menjualnya dengan nama Apotiedan (阿婆鐵蛋) yang berarti “Telur besi nenek”.[7]
Ketika orang dari laut datang untuk membelinya, mereka selalu berkata dengan santai: “Nenek, saya ingin membeli telur besi”, “Nenek, saya ingin telur besi”, “Nenek, beli telur besi”, “Nenek, telur besi”, sehingga “Apotiedan” telah menjadi identik dengan telur hitam kecil ini. Pada saat ulang tahun ke-72 Republik China, sebuah laporan berjudul “Telur Besi Apo, Saya Ingin Mendapatkannya” di Harian Minsheng menjadi begitu terkenal bahkan hingga media Jepang datang untuk mewawancarai Huang.
Yang Biyun
Yang Biyun, seorang pemilik restoran sarapan dan menjual telur besi menyatakan, tidak sengaja mengasinkan telur terlalu lama dan telur menjadi lebih keras dan lebih gelap sehingga sangat enak. Setelah itu, Yang Biyun menyebut telur ini “ telur besi”. Yang Biyun awalnya ingin menamainya “Telur Besi Yuanzu”, tetapi ada produk lain yang sudah menggunakan kata Yuanzu. Agar tidak melanggar hak paten dengan nama yang sama dengan Yuanzu, Yang Biyun menyebut telur besi ini sebagai “Telur Besi Nenek”.[8]
Proses dan perkembangan
Produksi telur besi sangat memakan waktu. Setiap hari, telur direbus menggunakan air garam yang mengandung kecap dan formula lima rempah. Setelah tiga jam proses perebusan kemudian dikeringkan dengan kipas angin listrik. Proses ini harus dilakukan setiap hari dan berlangsung selama seminggu untuk membuat telur besi yang sempurna. Selain itu, hal yang harus diperhatikan ketika merebus pertamanya ialah panas apinya harus dijaga agar tetap rendah sehingga tidak ada telur yang pecah. Kemudian ditambahkan sedikit cuka ke dalam air rebusan. Ini akan sangat membantu dalam mengupas kulit telur.[3] Telur yang dipilih ialah telur bulat agar telur tidak menjadi keriput saat menyusut, dan akan diasinkan sekali di pagi hari dan sekali malam hari, dan ini akan diulang-ulang.
Lebih dari sepuluh tahun yang lalu, telur besi yang dibeli harus segera dimakan atau harus didinginkan agar lebih awet. Sejak adanya mesin pengemas vakum, umur simpan telah diperpanjang hingga tiga bulan. Saat ini telah dikembangkan juga telur besi rasa pedas. Di Jalan Tamsui banyak terdapat usaha yang menjual telur besi. Pada saat membeli akan tercantum warna telur besi dengan warna kopi dan tulisan “Telur Besi Apo” di bagian luar kemasan untuk menghormati penemunya.[8]
^Newman, Jacqueline (2006). "Iron Eggs". Flavor and Fortune. Institute for the Advancement of the Science and Art of Chinese Cuisine. 13 (1): 5, 8. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015-05-27. Diakses tanggal 2022-05-11.
^"阿婆鐵蛋 – 八庄大道公". Archived from the original on 2021-04-14. Diakses tanggal 2022-05-11.Pemeliharaan CS1: Url tak layak (link)
^ abDao Gong, Ba Zhuang. "Apo Tie Dan". Diakses tanggal 11 Mei 2022.