Stasiun Muaro (MRO) atau yang dikenal dengan Stasiun Simpang Logas adalah stasiun kereta api nonaktif kelas III/kecil yang terletak di Muaro, Sijunjung, Sijunjung. Saat ini stasiun yang terletak pada ketinggian +153 meter ini merupakan stasiun kereta api yang lokasinya paling timur di Wilayah Aset Divre II Sumatera Barat.
Pada masa lalu, stasiun yang dibuka pada tanggal 1 Maret 1924[3] ini difokuskan untuk pengangkutan barang. Namun sayangnya, jalur beserta stasiun ini telah ditutup[per kapan?] karena angkutan barang yang semakin menipis. Pada saat ini, stasiun beserta jalurnya dari Muaro Kalaban sedang dalam proses reaktivasi jalur untuk menyambut jalur kereta api Trans-Sumatra. Akan tetapi, untuk saat ini reaktivasi jalur ini sedang mangkrak.[4]
Stasiun ini merupakan titik permulaan dari jalur kereta api romusha Muaro-Pekanbaru yang menghubungkan Riau dengan Sumatera Barat. Hambatan-hambatan yang harus dihadapi oleh Staatsspoorwegen ter Sumatra's Westkust (SSS) adalah kontur tanah yang sepenuhnya rawa-rawa dan sangat labil. Karena belum dianggap layak, rencana itu akhirnya menjadi arsip tak terurus di kantor pusat Staatsspoorwegen.[5]
Tahun 1942, ketika Jepang menduduki Indonesia, mereka menemukan rencana itu. Jalur rel itu dibuat Jepang untuk menghindari Kota Padang dan Samudra Hindia yang dijaga ketat kapal perang Sekutu. Namun, trase yang dipilih untuk membangun lintas tersebut tidak sesuai dengan teknis yang diberikan, seperti menyusuri rawa-rawa dan konstruksi rel dan jembatan yang mudah rapuh. Banyak tahanan perang dan romusha yang meninggal tidak hanya kelaparan, tetapi juga penyakit malaria, disentri, dan pelagra.[6][7] Jalur ini sempat dioperasikan untuk mengangkut tahanan perang dan juga seorang insinyur yang terlibat dalam proyek, dan sejak 1946 lintas ini ditinggalkan.[5]
Galeri
-
Tampak depan
-
Tampak samping
Referensi