Asosiasi Sepak Bola Brasil (CBF) mendorong klub-klub di Brasil untuk membentuk tim wanita mereka setelah hasil memuaskan tim nasional sepak bola mereka di Olimpiade 1996. Setelah berjalan selama 11 tahun, klub ini berhenti operasi pada musim 2009.[2] Pemain-pemain yang kecewa mengancam untuk melaporkan manajemen akibat kontrak palsu yang dilakukan. Satu-satunya pemain yang memiliki kontrak resmi adalah Cristiane Rozeira, yang mana gajinya dibayar oleh rumah sakit lokal disana.[3]
Era Corinthians/Audax
Pada tahun 2015, Corinthians memutuskan untuk mengaktifkan kembali tim wanita mereka dan bekerjasama dengan Grêmio Osasco Audax Esporte Clube dan mereka melakukan kompetisi pertama di Campeonato Paulista (liga negara bagian) pada musim 2015. Pada Februari 2016, klub mengumumkan 2 pemain tim nasional Brasil bergabung, Letícia and Rafinha[4], untuk membentuk tim kombinasi Corinthians Audax, yang mana menjuarai Copa do Brasil de Futbol musim 2016.[5]
Corinthians Audax menjuarai Copa Libertadores Femenina musim 2017 setelah mengalahkan klub asal Chili, Colo-Colo, di babak adu penalti. Kemudian, Corinthians menarik diri dari perjanjain kerjasama dengan Audax. Perubahan peraturan CONMEBOL pada tahun 2019 mewajibkan klub yang berkompetisi di Libertadores harus mempunyai tim wanita mereka sendiri.[6]
Pembentukan kedua
Tim wanita Corinthians ini membangun dinasti juara mereka sendiri dengan menjuarai Copa Libertadores pada 2017, 2019, dan 2021, menjuarai empat dari enam final liga nasional pada 2018, 2020, 2021, dan 2022, memenangkan Campeanato Paulista tiga kali berturut-turut pada 2019 hingga 2021, dan menjuarai musim pertama gelaran Supercopa do Brasil Feminina pada tahun 2022.
^"História - Corinthians/Audax". Bola Brasil Mulher. Diarsipkan dari versi asli tanggal 10 Agustus 2017. Diakses tanggal 29 December 2018.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)