Korvettenkapitän Reinhard Hardegen (18 Maret 1913 – 9 Juni 2018) adalah komandan U-boat yang menenggelamkan 22 kapal, dengan total bobot mati 115,656 gross register tons (GRT), menjadikannya komandan kapal selam tersuksus ke-24 dalam Perang Dunia II. Ia tidak pernah terang-terangan mendukung Nazi.[1] Setelah perang, ia menjadi tawanan perang Inggris sebelum mendirikan perusahaan minyak yang sukses dan menjadi anggota Parlemen Bremen selama lebih dari 32 tahun.
Riwayat mula-mula
Lahir di Bremen, Jerman, Hardegen sejak kecil bercita-cita menjadi pelaut di Angkatan Laut. Setelah lulus sekolah menengah, ia bergabung dengan Reichsmarine sebagai Seekadett, berlayar keliling dunia dengan kapal penjelajah ringan Karlsruhe tahun 1933. Tahun 1935, Hardegen dimutasi menjadi Marineflieger di dinas penerbangan Kriegsmarine. Ia berlatih sebagai pengamat pesawat angkatan laut dan kemudian, setelah menjadi pilot, naik pangkat menjadi leutnant pada 1 Oktober 1936. Pada awal 1939, pesawatnya jatuh dan ia harus dirawat di rumah sakit selama enam bulan. Akhir tahun, Hermann Göring menyatakan semua pesawat militer Jerman menjadi milik Luftwaffe, dengan demikian mengakhiri Dinas Penerbangan AL. Hardegen lalu dimutasi ke Ubootwaffe dan memulai pelatihan sebagai komandan U-boat.
Perang Dunia II
Hardegen berdinas sebagai 1.WO (Perwira Pengawas Pertama) di bawah Kapitänleutnant Georg-Wilhelm Schulz di atas U-124, dan setelah dua patroli tempur, ia memegang komando kapalnya sendiri, Type IID U-boat U-147, beroperasi dari Kiel, pada 11 Desember 1940.[2] Kapal tersebut siap untuk patroli perdana sebelum tahun baru, dan setelah mampir di pangkalan U-Boat di Bergen, U-147 diperintahkan berpatroli di rute konvoi sebelah utara kepulauan Hebrides.
Pada patroli hari kedua, Hardegen menembakkan torpedo ke arah sebuah kapal barang besar tetapi gagal meledak, dan terpaksa menyelam menghindari sebuah kapal perusak yang dikiranya kapal barang. Saat menyelam, pintu palka menaranya rusak, sehingga U-147 terpaksa kembali ke permukaan segera untuk membuat perbaikan darurat hanya beberapa ratus meter dari kapal perusak itu. Untungnya hari mulai gelap, sehingga kapalnya tidak terlihat.[3] Kebocoran air merusak mesin diesel kapal, sehingga Hardegen terpaksa menggunakan motor listrik. Ketika larut malam, ia melihat kapal barang lain. Meskipun melambat, U-boat itu masih cukup cepat untuk mendekat dan menembakkan torpedo yang menenggelamkan kapal barang itu. Setelah awak kapal barang diinterogasi, Hardegen mendapati bahwa kapal itu adalah kapal kargo Norwegia Augvald 4,811 GRT. Beberapa hari kemudian, Hardegen menyerang dua kapal barang lain, tetapi torpedonya meleset atau gagal meledak. Tak lama kemudian ia diperintahkan kembali ke Kiel.
Setelah itu, Hardegen mendapat komando U-123, sebuah Type IXB U-boat bermarkas di Lorient. Patroli pertama Hardegen dengan U-123 dimulai pada 16 Juni 1941, menuju perairan Afrika Barat untuk menyerang pelayaran Inggris di sekitar Freetown.
Pada 20 Juni, Hardegen menenggelamkan kapal Portugis yang netral, Ganda, karena mengiranya kapal angkut Inggris. Dönitz lantas memerintahkan penenggelaman itu dihapuskan dari jurnal U-123 dan masalah itu tidak dipedulikan.[4] Ini adalah satu dari dua perubahan pada Kriegstagebuch yang diperintahkan oleh Dönitz, satunya lagi adalah penenggelaman kapal penumpang SS Athenia. Setelah rusak terkena bom laut, U-123 kembali ke Lorient, berlabuh 23 Agustus, menenggelamkan lima kapal dengan total bobot 21,507 GRT.
Patroli berikutnya pada Oktober 1941 membawanya ke Atlantik Utara. Pada 20 Oktober ia mencegat sebuah konvoi dan menyerang penjelajah Inggris HMS Aurania (13,984 ton). Walaupun rusak parah, penjelajah tersebut bisa ditarik ke pelabuhan untuk diperbaiki. Tetapi ada beberapa awaknya yang meninggalkan kapal dan diselamatkan Hardegen, dan dibawa ke Prancis sebagai tawanan perang. Karenanya Hardegen mengklaim telah menenggelamkan kapal itu.[5] Esoknya, Hardegen menguntit konvoi yang lain sampai sebuah pesawat memaksanya menyelam dan ia kehilangan kontak. Setelah beberapa minggu berpatroli di selatan Greenland, U-123 kembali ke Lorient.
Patroli "Tabuh Genderang" I
Kecelakaan pesawat Hardegen pada 1936 menyisakan cedera panjang, luka di lambung dan kaki yang memendek. Sebenarnya ia dinyatakan tidak layak bertugas di U-boat, tetapi berkas administrasinya baru terbit sekarang. Dönitz juga tahu, tetapi ia membutuhkan komandan berpengalaman untuk Operasi "Tabuh Genderang", serangan ke perairan Amerika, maka Hardegen diijinkan menjalani dua patroli lagi.
Tanggal 23 Desember 1941, U-123 berlayar pada babak pertama "Tabuh Genderang". Lima kapal bergerak menuju pantai Amerika, memanfaatkan kebingungan garis pertahanan Pantai Timur AS sesaat setelah pernyataan perang. Hardegen diperintahkan menembus perairan dangkal New York City, tetapi karena tugas ini sangat rahasia, tidak ada peta daerah ini yang tersedia di Lorient, dan Hardegen hanya punya peta pelayaran yang besar dan atlas saku Knaur (miliknya sendiri) untuk navigasi.[6] Setelah menyerbu New York, Hardegen mengincar jalur pelayaran lepas pantai Tanjung Hatteras.
Pada 12 Januari 1942, Hardegen memangsa korban pertama, kapal barang Inggris Cyclops (9,076 GRT). Pada 14 Januari, ia mendekati pelabuhan New York. Hardegen memutuskan memasuki pelabuhan dengan naik ke permukaan.[7] Lampu pelabuhan yang menyala terang membantu navigasinya. Saat subuh, U-123 melihat tanker Norwegia Norness (9,577 GRT) di lepas pantai Long Island dan menenggelamkannya, meskipun sampai butuh lima torpedo karena ada yang rusak.
Setelah itu, Hardegen menunggu di dasar laut sampai malam tiba sebelum masuk ke dalam pelabuhan. Malam 15 Januari, Hardegen memasuki pelabuhan, dan nyaris terdampar karena mengira lampu pantai sebagai kapal suar.[8] Awak U-123 girang bukan kepalang ketika mereka masuk jauh ke dalam kota yang terang benderang, tetapi Hardegen tidak berlama-lama, karena lalu lintaas pelayaran sedang sepi. Ia memang sempat menenggelamkan kapal tanker Inggris Coimbra (6,768 GRT) saat keluar pelabuhan.[9]
Hardegen lalu menyusur pantai ke arah selatan, menyelam di siang hari dan muncul di malam hari. Selain serangan udara 16 Januari, Hardegen tidak mendapat perlawanan apapun dari Angkatan Laut atau Angkatan Udara AS. Malam 19 Januari, Hardegen menenggelamkan tiga kapal angkut di perairan dangkal Tanjung Hatteras. Beberapa jam kemudian, ia memergoki lima kapal angkut lagi yang berlayar berkelompok, dan menyerang mereka dengan dua torpedo yang tersisa dan meriam dek 105 mm, menenggelamkan satu kapal angkut dan merusak tanker Malay (8,207 GRT).[10] Walaupun rusak parah, Malay, yang tak membawa muatan, masih bisa mengapung dan berlayar mencapai New York lima hari kemudian.[11]
Setelah torpedo habis dan mesin diesel kiri berjalan kurang baik, Hardegen memutuskan pulang. Sebelum fajar, Kapal pengolahan paus Norwegia Kosmos II (16,699 GRT) terlihat hanya 400 meter (1300 ft) jauhnya. Kapten Kosmos, Einar Gleditsch, memutuskan untuk menabrak U-123, dan maju dengan kecepatan penuh.[12] Hardegen, realizing that the whaler was too close for him to submerge, turned hard to port and ordered full ahead. Karena mesin kiri tidak bisa menghasilkan putaran maksimum, U-123 nyaris tertubruk kapal itu, dan Hardegen butuh lebih dari sejam untuk meloloskan diri.[13] Ini adalah insiden paling berbahaya yang mengancam U-123 pada misi pertamanya, jauh melebihi Angkatan Laut AS yang tidak siap.
Dalam perjalanan pulang, ia melihat dan menenggelamkan kapal barang Inggris Culebra (3,400 GRT) pada 25 Januari dengan meriam dek, tetapi kapal barang itu sempat balas menembak sehingga merusak kapal selamnya.[14] Malam berikutnya, kapal tanker Norwegi Pan Norway (9,231 GRT) diserang dan ditenggelamkan. Setelah serangan itu, Hardegen memerintahkan kapal barang netral yang kebetulan ada di dekat situ untuk menolong korban yang selamat, meskipun ia sampai mengulang perintahnya karena si kapten asal Yunani hendak kabur tanpa menolong para korban.[15] Dengan itu pada patroli pertamanya ia berhasil menenggelamkan sembilan kapal dengan total bobot 53,173 GRT dalam dua minggu, meskipun kalau Malay ditambah sesuai klaim Hardegen, totalnya menjadi 66,135 GRT.[16] Kesuksesan Hardegen membuat Dönitz mengirimkan ucapan selamat lewat radio pada 20 Januari, "An den Paukenschläger Hardegen. Bravo! Gut gepaukt. Dönitz." (Untuk penabuh genderang Hardegen. Bravo! Pukulan bagus. Dönitz.)
Tanggal 23 Januari, Hardegen mendapat pesan lain, menyatakan ia dianugerahi Salib Besi Ksatria (Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes) karena menenggelamkan lebih dari 100,000 GRT kapal musuh. Ia tiba di Lorient pada 9 Februari dan disambut sebagai pahlawan.[17]
Patroli "Tabuh Genderang" II
Pada 2 Maret 1942, Hardegen berlayar untuk patroli terakhirnya, yang kedua kali ke perairan Amerika. Kesuksesan pertama diraih ketika Hardegen menenggelamkan tanker Amerika Muskogee (7,034 GRT) pada 22 Maret dan tanker Inggris Empire Steel (8,150 GRT) pada 24 Maret. Yang terakhir ini sampai butuh empat torpedo, karena satu rusak dan satu lagi melenceng.[18] Tanker yang membawa bensin itu terbakar hebat selama lima jam sebelum tenggelam, dan tak ada yang selamat. Awak U-123 menjuluki malam itu "Malam Obor Tanker".[19]
Pada 26 Maret, Hardegen menyerang kapal "Q" Amerika USS Atik (3,000 GRT), yang disangka kapal barang. Setelah mentorpedo kapal itu, Hardegen naik ke permukaan untuk menenggelamkannya dengan meriam dek, dan ia melihat Atik mencoba menabraknya dan melepaskan tembakan dengan meriam yang disamarkan dengan badan kapal. Saat melarikan diri di permukaan, U-123 terkena delapan tembakan dan salah satu awaknya cedera parah hingga akhirnya tewas. Hardegen menyelam dan mendekati Atik, dan menenggelamkannya dengan torpedo.[20]
Patroli kedua Hardegen adalah menyusuri pantai Florida. Ia mencapai daerah sasaran akhir Maret, menyerang tanker Amerika Liebre (7,057 GRT) pada 1 April with dengan meriam dek. Meskipun tanker itu rusak parah, sebuah kapal patroli datang dan Hardegen terpaksa menyelam dan melarikan diri. Liebre ditarik ke pelabuhan dan siap berlayar lagi pertengahan Juli.[21] Malam 8 April, U-123 mendekati lepas pantai Pulau St. Simons, Georgia, mentorpedo dan menenggelamkan dua kapal: SS Oklahoma (9,264 GRT) dan Esso Baton Rouge (7,989 GRT). Kedua tanker itu tenggelam di perairan dangkal, sehingga maish bisa diapungkan dan berlayar kembali.[22] Malam 9 April, U-123 menenggelamkan kapal pendingin SS Esparta (3,365 GRT).
Malam 11 April, U-123 mentorpedo dan menenggelamkan SS Gulfamerica (8,801 GRT) sekitar dua mil lepas pantai Jacksonville, Florida. Gulfamerica tengah dalam pelayaran perdananya dari Philadelphia ke Port Arthur, Texas dengan 90,000 drum bahan bakar. Setelah menghantamnya dengan torpedo, Hardegen mendekat untuk menembakkan meriamnya. Melihat ada kerumunan orang di pantai menonton kejadian itu, dan juga ada beberapa rumah di pinggir pantai, Hardegen memutuskan untuk memutari tanker itu dan menyerang dari sisi pantai.[23] Hal itu cukup berbahaya, karena U-boat itu bisa terlihat dengan mudah dari baterai meriam pantai jika ada, dan air yang dangkal memaksanya mengambil jarak hanya 250 meter dari tanker itu, dengan risiko ditembak tanker atau terkena jilatan api dari tumpahan minyak yang terbakar. Jalan raya dari Jacksonville segera dipenuhi orang yang ingin menonton.[24] Tanker itu terbakar setelah ditembak meriam dek, dan Hardegen memutuskan untuk pergi. Pesawat terbang datang dan mencoba mencari kapal selam itu dengan lampu parasut, dibantu sebuah kapal perusak dan beberapa kapal patroli kecil.[25]
Melihat ada pesawat datang, U-123 langsung terjun ke dasar laut, tetapi hanya 20 meter di bawah permukaan, ketika kapal perusak USS Dahlgren menjatuhkan enam bom laut. Dengan kapal rusak berat dan mengira kapal perusak itu akan menyerang lagi, Hardegen memerintahkan peralatan dan kode rahasia dihancurkan dan kapal ditinggalkan.[26] Sebagai komandan, seharusnya ia membuka palka di menara sehingga para awak dapat menyelamatkan diri, tetapi tiba-tiba ia merasa ketakutan sehingga tidak melakukan apapun.[27] Untungnya, Dahlgren entah kenapa tidak menjatuhkan bom laut lagi, dan setelah beberapa saat malah pergi, sehingga U-123 bisa melakukan perbaikan darurat dan pergi ke perairan yang lebih dalam. Hardegen bercerita pada Michael Gannon, "Hanya karena saya ketakutan setengah mati, saya tidak ditangkap."[27]
Malam 13 April, U-123 menyerang kapal angkut AS SS Leslie (2,609 GRTGRT) dengan torpedo ke-15 dan terakhir. Kapal itu tenggelam di lepas pantai Cape Canaveral.[28] Sekitar dua jam kemudian, Hardegen menembak kapal barang (yang dikira kapal tanker) asal Swedia, Korsholm (5,353 GRTGRT) yang berbendera Inggris, dan tenggelam setelah 20 menit.[29]
Dalam patroli keduanya ini, ia mengklaim 10 kapal dengan bobot total 74,815 GRTGRT, meskipun sebenarnya hanya sembilan. Walau begitu bobot totalnya masih sangat bagus, 52,336 GRT.[29] Dalam ringkasan laporan patrolinya, Hardegen membuat pantun yang dikirimkan ke BdU:
Sieben Tankern schlug die letze Stund,
die U-Falle sank träger.
Zwei Frachter liegen mit auf Grund,
Versenkt vom Paukenschläger.
(Untuk tujuh tanker tiba saatnya
perangkap U-boat menjerat perlahan.
Juga tenggelam dua kapal barang,
dikaramkan oleh sang penabuh genderang.)
Dalam perjalanan pulang, Hardegen melihat kapal barang SS Alcoa Guide (4,834 GRTGRT) pada 16 April dan meneggelamkannya dengan meriam 105mm, ditambah meriam flak 37mm dan 20mm .[30] Pada 23 April, Hardegen mendapat berita penganugerahan Daun Ek pada Salib Ksatrianya. Pada 2 Mei, U-123 berlabuh di Lorient, mengakhiri dinas aktif Hardegen sebagai komandan U-boat, meskipun ia kemudian masih membawa pulang kapal itu ke Kiel untuk diservis pada bulan Mei 1942.
Sebelumnya, ia dan sesama peraih Daun Ek, Erich Topp, diundang makan malam bersama Adolf Hitler. Dalam acara itu, Hardegen membuat malu karena mengritik kurangnya prioritas untuk pertempuran U-boat oleh Der Führer, sehingga wajah Hitler memerah karena marah dan Hardegen ditegur Kepala Staf Alfred Jodl, tetapi Hardegen menyahut, "Führer berhak mengetahui kebenaran, dan saya bertugas menyampaikannya."[30]
Tugas darat
Bulan 31 Juli 1942, Hardegen meletakkan komando U-123 dan menjadi instruktur Satuan Latih U-Boat ke-27 di Gotenhafen. Bulan Maret 1943, Kapitänleutnant Hardegen menjadi kepala pelatihan U-boat di Marineschule Mürwik, sebelum memegang jabatan di Torpedowaffenamt (departemen persenjataan torpedo), di mana ia mengawasi pengembangan dan pengujian torpedo baru.[31] Tugas terakhirnya adalah komandan batalyon Marine Infanterie Regiment 6 dari Februari 1945 sampai akhir perang. Satuan tersebut terlibat pertempuran sengit melawan pasukan Inggris di sekitar Bremen, dan banyak perwira yang tewas. Hardegen mengatakan ia selamat karena sedang dirawat di rumah sakit akibat menderita difteri.[32] Pada hari-hari terakhir perang, Hardegen bertugas sebagai staf Dönitz di Flensburg, di mana ia ditangkap pasukan Inggris.
Riwayat kemudian
Setelah perang, Hardegen disangka perwira SS yang nama belakangnya sama, dan butuh satu setengah tahun baginya untuk meyakinkan interogator Sekutu perihal identitas aslinya.[32] Ia pulang pada bulan November 1946, kemudian merintis usaha, mulai dengan naik sepeda sampai kemudian naik mobil. Tahun 1952, ia membangun perusahaan perdagangan minyak yang akhirnya sukses besar. Hardegen juga menjadi anggota Parlemen (Bürgerschaft) untuk Persatuan Demokrat Kristen di kampung halamannya di Bremen selama 32 tahun. Ia berulang tahun ke-100 di bulan Maret 2013, masih sehat walafiat, menang main golf dan bahkan mengemudikan mobil.[33] Dia meninggal dunia pada 9 Juni 2018 pada usia 105 tahun[34]
Penghargaan
- Penghargaan Masa Dinas Wehrmacht Kelas 4 (1 April 1937)[35]
- Eisernes Kreuz (1939)
- Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes mit Eichenlaub
- Ritterkreuz pada 23 Januari 1942 sebagai Kapitänleutnant dan komandan U-123[37]
- Eichenlaub ke-89 pada 23 April 1942 sebagai Kapitänleutnant dan komandan of U-123[38]
- Lencana Perang U-Boat (1939) (18 November 1940)[35]
- dengan Intan (7 Mei 1942)[35]
- Salib Jasa Perang Kelas 2 (20 April 1944)[35]
- Tercatat dua kali dalam Wehrmachtbericht (24 Januari 1942 dan 14 April 1942)
Referensi Wehrmachtbericht
Tanggal
|
Teks asli Wehrmachtbericht (Jerman)
|
Terjemahan
|
Sabtu, 24 Januari 1942
|
Bei diesen Kämpfen hat sich besonders das Unterseeboot des Kapitänleutnants Hardegen ausgezeichnet; es versenkte allein acht Schiffe mit 53 000 BRT, darunter drei Tanker, vor New-York.[39]
|
Dalam pertempuran ini, Kapitänleutnant Hardegen mencetak prestasi luar biasa; menenggelamkan delapan kapal dengan bobot 53.000 GRT, termasuk tiga tanker, di dekat New York.
|
Selasa, 14 April 1942
|
Bei den Erfolgen im Atlantik zeichneten sich die Unterseeboote des Kapitänleutnants Hardegen und des Oberleutnants zur See Lassen besonders aus.[39]
|
Dalam keberhasilan di Atlantik, kapal selam Kapitänleutnant Hardegen dan Oberleutnant zur See Lassen mencetak prestasi luar biasa.
|
Referensi
Catatan kaki
- ^ Helgason, Guðmundur.
- ^ Gannon, p.34
- ^ Gannon, p.36
- ^ Gannon, p.52
- ^ Gannon, p.58
- ^ A.Williams, The Battle of The Atlantic, page 164.
- ^ Gannon, p. 215
- ^ Gannon, p. 231
- ^ Gannon, p. 234
- ^ Gannon, p. 263
- ^ Gannon, p. 265
- ^ Gannon, p. 276
- ^ Gannon, p. 278
- ^ Gannon, p. 286
- ^ Gannon, p. 291
- ^ Gannon, p. 296
- ^ Gannon, p. 304
- ^ Gannon, p. 320
- ^ Gannon, p. 322
- ^ Gannon, p. 326
- ^ Gannon, p. 334
- ^ Gannon, p. 336
- ^ Gannon, p. 363
- ^ Gannon, p. 364
- ^ Gannon, p. 367
- ^ Gannon, p. 368
- ^ a b Gannon, p. 372
- ^ Gannon, p. 376
- ^ a b Gannon, p. 377
- ^ a b Gannon, p. 400
- ^ Gannon, p. 408
- ^ a b Gannon, p. 409
- ^ "Empfang zum 100.
- ^ http://www.bremische-buergerschaft.de/?noMobile=1
- ^ a b c d e f Busch & Röll 2003, p. 187.
- ^ a b Thomas 1997, p. 244.
- ^ Fellgiebel 2000, p. 213.
- ^ Fellgiebel 2000, p. 59.
- ^ a b Die Wehrmachtberichte 1939–1945 Band 2, p. 86.
Bibliografi
- Busch, Rainer; Röll, Hans-Joachim (2003). Der U-Boot-Krieg 1939–1945 — Die Ritterkreuzträger der U-Boot-Waffe von September 1939 bis Mai 1945 [The U-Boat War 1939–1945 — The Knight's Cross Bearers of the U-Boat Force from September 1939 to May 1945] (dalam bahasa Jerman). Hamburg, Berlin, Bonn Jerman: Verlag E.S. Mittler & Sohn. ISBN 978-3-8132-0515-2.
- Fellgiebel, Walther-Peer (2000) [1986]. Die Träger des Ritterkreuzes des Eisernen Kreuzes 1939–1945 — Die Inhaber der höchsten Auszeichnung des Zweiten Weltkrieges aller Wehrmachtteile [The Bearers of the Knight's Cross of the Iron Cross 1939–1945 — The Owners of the Highest Award of the Second World War of all Wehrmacht Branches] (dalam bahasa Jerman). Friedberg, Jerman: Podzun-Pallas. ISBN 978-3-7909-0284-6.
- Gannon, Michael (1991). Operation Drumbeat. HarperPerennial. ISBN 0-06-092088-2.
- Scherzer, Veit (2007). Die Ritterkreuzträger 1939–1945 Die Inhaber des Ritterkreuzes des Eisernen Kreuzes 1939 von Heer, Luftwaffe, Kriegsmarine, Waffen-SS, Volkssturm sowie mit Deutschland verbündeter Streitkräfte nach den Unterlagen des Bundesarchives [The Knight's Cross Bearers 1939–1945 The Holders of the Knight's Cross of the Iron Cross 1939 by Army, Air Force, Navy, Waffen-SS, Volkssturm and Allied Forces with Germany According to the Documents of the Federal Archives] (dalam bahasa Jerman). Jena, Jerman: Scherzers Militaer-Verlag. ISBN 978-3-938845-17-2.
- Thomas, Franz (1997). Die Eichenlaubträger 1939–1945 Band 1: A–K [The Oak Leaves Bearers 1939–1945 Volume 1: A–K] (dalam bahasa Jerman). Osnabrück, Jerman: Biblio-Verlag. ISBN 978-3-7648-2299-6.
- Die Wehrmachtberichte 1939–1945 Band 2, 1. Januar 1942 bis 31. Dezember 1943 [The Wehrmacht Reports 1939–1945 Volume 2, 1 January 1942 to 31 December 1943] (dalam bahasa Jerman). München, Jerman: Deutscher Taschenbuch Verlag GmbH & Co. KG. 1985. ISBN 978-3-423-05944-2.
|
---|
Umum | |
---|
Perpustakaan nasional | |
---|
Lain-lain | |
---|