Rangka yang saling mendukung adalah sebuah struktur yang mampu menopang dirinya sendiri. Rangka ini terdiri dari minimal 3 batang dan tidak memerlukan penopang di bagian tengah untuk menciptakan atap, jembatan atau struktur sejenisnya.
Konstruksi
Pembuatan rangka yang saling mendukung diawali dengan pembuatan penopang tengah. Tujuannya untuk menempatkan batang-batang pertama pada ketinggian yang ditentukan. Batang pertama itu dipasangkan antara tembok dengan penopang tengah sementara yang tadi. Untuk selanjutnya, batang-batang berikutnya ditumpuk diatas batang sebelumnya. Batang terakhir dipasang diatas batang sebelumnya dan dibawah batang yang pertama. Batang-batang ini kemudian diikat sebelum penopang tengah sementaranya digeser.[1] Kegagalan pada satu elemen akan berakibat kegagalan pada seluruh struktur.[butuh rujukan]
Sejarah
Rangka yang saling mendukung disebut juga sebagai atap Mandala,[2] telah digunakan sejak abad ke 12 di Tiongkok dan Jepang walaupun tidak ada lagi metode kuno tersebut yang tersisa. Metode yang saat ini digunakan adalah dari arsitek Kazuhiro Ishii (the Spinning House) dan Yasufumi Kijima, dan insinyur Yoishi Kan (Kijima Stonemason Museum).[3]
Villard de Honnecourt membuat sketsa desain yang mirip dengan rangka yang saling mendukung pada abad ke 13[4] dan struktur yang mirip juga digunakan di chapter house dari Lincoln Cathedral.[5]Josep Maria Jujol menggunakan struktur ini di Casa Bofarull dan Casa Negre[6]