QAnon malis adalah kumpulan metode dan strategi yang memanfaatkan estetika "lembut" dan feminin[2] terutama warna pastel atau malis untuk menarik perempuan ke dalam teori konspirasi QAnon, sering kali menggunakan situs media sosial arus utama seperti Instagram, Facebook, Telegram dan YouTube.[3]
Meskipun QAnon muncul dari kelompok online yang didominasi laki-laki, namun demografi utama pendukung QAnon adalah perempuan.[7] Menurut ilmuwan politik Lorna Bracewell, gerakan sayap kanan seperti QAnon yang berfokus pada perlindungan anak, "menyerukan kecemasan dan ketakutan yang feminin untuk mengatur kemarahan yang juga feminin". Bracewell mencatat kesamaan dengan gerakan Tea Party, yang menarik para pemimpin perempuan lokal dan nasional seperti calon wakil presiden Sarah Palin. Gerakan QAnon juga mengacu pada gagasan keibuan tentang perwalian; misalnya, "mama grizzli" yang melindungi anak-anaknya.[8]
Sasaran
Menurut BuzzFeed News, selebriti internet gaya hidup mulai menyebarkan pesan-pesan berwarna malis yang tidak berhubungan dengan QAnon di Instagram sejak April 2020,[9] sebagian besar dengan konten tentang pandemi Covid-19 yang sekaligus menjadi sumber utama misinformasi.[10] Dalam hal ini, QAnon malis memang menargetkan komunitas dan gerakan keperempuanan.[11]
Pesan-pesan tersebut menarik bagi perempuan kulit putih yang memilih Partai Republik, khususnya "ibu-ibu sepak bola" di pinggiran kota.[12] Komunitas ini terkadang disebut sebagai "QAmoms",[13] istilah yang digunakan pengikut untuk menyebut diri mereka sendiri.[7] Hal ini telah dikaitkan dengan kelompok pemasaran berjenjang, industri kesehatan, dan pemengaruh media sosial, serta komersialisasi gerakan QAnon secara umum yang dilaksanakan "dalam konsep tontonan".[14]
Konten
Pesan berportal
QAnon malis menggunakan pesan-pesan media sosial tentang perlindungan anak, perdagangan anak, kesehatan dan topik-topik lainnya sebagai pintu masuk dan membingkai pesan-pesan tersebut menggunakan bahasa yang ringan dan inspiratif.[11] Seringnya, konten yang ada bersifat anekdot dan informal.[13] Pesan-pesan tersebut tidak selalu mengidentifikasi diri mereka terkait dengan QAnon dan poster sering kali menyangkal pengetahuan tentang QAnon tetapi menyebarkan teori konspirasi yang sama dengan cara yang dirancang untuk pembaca perempuan, seperti pada kampanye #SavetheChildren yang harusnya fokus pada seks anak dan perdagangan manusia tetapi malah berisi konten terkait QAnon.[15]
Estetika
QAnon malis menggunakan estetika feminin, palet warna malis, citra inspiratif, fon lucu, bahasa desain dan frasa yang biasa digunakan untuk memasarkan produk dan layanan untuk wanita.[15] Estetika ini mencakup hiasan kerlip, warna yang encer, fon kursif, ilustrasi dengan foto pemandangan alam, mode, tata rias, dan gaya hidup aspiratif; serta kutipan-kutipan spiritual dan motivasi, dengan gaya yang familiar bagi kelompok sasaran agar menarik.[11]