Pulau Coney, atau dikenal sebagai Pulau Serangoon, adalah sebuah pulau yang terletak di lepas pantai di Singapura bagian timur laut, di sekitar daerah Punggol. Pulau ini memiliki luas sebesar 133 hektar.[2]
Proyek reklamasi tanah di pulau ini berlangsung dari tahun 1975 hingga 1990-an. Ini dikarenakan adanya rencana untuk membangun daerah pemukiman di bagian selatan pulau itu. Proyek ini mempersempit jarak selat antara Punggol dan pulau ini hingga 100 m.[3]
Sejarah
Pulau ini dahulu bernama Pulau Serangoon, dan dimiliki oleh saudara kandung pengusaha Haw Boon Aw dan Aw Boon Par. Pada tahun 1950, pulau ini dijual ke pengusaha India, Ghulam Mahmood, dengan tujuan mengubah pulau itu menjadi sebuah pulau resor dengan meniru model taman hiburan di Pulau Coney, New York.[4]
Proyek reklamasi tanah dimulai pada tahun 1975, meningkatkan luas pulau dari 32 hektare (0,32 km2) menjadi 62 hektare (0,62 km2).[5] Proyek reklamasi tanah selanjutnya dilakukan pada tahun 1990-an dengan adanya rencana untuk membangun taman seluas 50 hektare bersamaan dengan pengembangan Kota Baru Punggol.[3]
Urban Redevelopment Authority (URA) mengatakan bahwa dalam Rencana Induknya, sebagian dari Pulau Coney ditetapkan untuk daerah perumahan, olahraga, dan rekreasi, namun karena lahan tersebut belum diperlukan, bagian dari Pulau Coney tersebut akan dialihfungsikan sebagai taman untuk sementara ini. Daerah lain pulau tersebut ditetapkan sebagai daerah pertamanan.[6] Pada 11 Oktober 2015, Taman Pulau Coney dibuka untuk umum, dengan pantai yang membentang sejauh 2 km (1 mi) dan jalan sepanjang 24 km (15 mi) yang merupakan bagian dari jaringan konektor taman.
Pulau Serangoon (Pulau Coney), sebelumnya merupakan bagian dari Konstituensi Anggota Tunggal (SMC) Changi dari tahun 1951 hingga 1997, kemudian dimasukkan ke Konstituensi Perwakilan Kelompok (GRC) Pantai Timur (divisi Siglap) dari tahun 1997 hingga 2015 sebelum dipindahkan ke Konstituensi Perwakilan Kelompok (GRC) Pasir Ris-Punggol.
Kegiatan dan fasilitas
Pulau Coney juga merupakan tempat yang populer untuk olahraga jet ski dan berkemah.[7] Namun, aktivitas ini mencemari pantai-pantai dengan sampah seperti kaleng bekas, paket mie instan, dan botol.[8]
^ abSingapore. Parliament. Parliamentary debates: Official report. (28 July 1997). Estimates of expenditure for the financial year 1 April 1997 to 31 March 1998 (Vol. 67). Singapore: [s.n.], col. 1123. (Call no.: RSING 328.5957 SIN); Tan, H. Y. (31 January 2007). Retrieved 15 August 2016.