Pakta Non-Agresi Soviet–Polandia (bahasa Polandia: Polsko-radziecki pakt o nieagresji, bahasa Rusia: Договор о ненападении между СССР и Польшей, ditransliterasikan sebagai Dogovor o nenapadenii mezhdu SSSR i Pol'shey ) adalah pakta non-agresi yakni kesepakatan untuk tidak menggunakan kekuatan militer antar pihak yang bersepakat. Perjanjian ini ditandatangani pada 25 Juli 1932 oleh masing-masing perwakilan Polandia dan Uni Soviet di Moskwa. Pakta tersebut kemudian dilanggar secara sepihak oleh Uni Soviet yang menginvasi Polandia pada 17 September 1939.
Latar belakang
Setelah Perang Polandia-Soviet, otoritas Polandia menerapkan kebijakan "jarak yang setara" antara Jerman dan Uni Soviet. Sebagian besar para praktisi politik Polandia, baik arus kiri maupun kanan, meyakini bahwa Polandia harus bergantung terutama kepada aliansi militer penting Perancis-Polandia, yang berasal dari Perang Dunia I dan tidak mendukung pihak Jerman maupun Uni Soviet.
Untuk menormalisasikan kontak bilateral dengan Uni Soviet, diskusi mengenai hal tersebut dimulai pada Januari 1926 untuk mempersiapkan pakta non-agresi guna membentengi perbatasan yang telah ditetapkan dalam Perdamaian Riga yang akan diimbangi dengan pakta serupa yang ditandatangani dengan pihak Jerman. Namun, diskusi dengan Jerman tidak dimulai dan pembicaraan Polandia-Soviet terhenti pada bulan Juni 1927, ketika Inggris memutuskan hubungan diplomatik dengan Uni Soviet dan seorang perwakilan Uni Soviet yang berkuasa penuh, Pyotr Voykov terbunuh di Warsawa. Sebaliknya, Polandia menerapkan Pakta Briand-Kellogg tahun 1928.
Negosiasi Polandia-Soviet kemudian dilanjutkan di Moskow pada 1931, hingga akhirnya pakta tersebut ditandatangani tanggal 25 Juli 1932 dan berlaku selama tiga tahun. Ratifikasi pakta tersebut dilakukan di Warsawa tanggal 23 Desember 1932 dan mulai berlaku sejak hari itu. Pakta tersebut terdaftar di Seri Perjanjian Liga Bangsa-Bangsa pada 9 Januari 1933.[1]
Ketentuan
Kedua belah pihak sepakat untuk tidak menggunakan kekerasan dalam hubungan bilateral, untuk menyelesaikan masalah-masalah melalui perundingan dan mengesampingkan konflik-konflik bersenjata atau aliansi yang ditujukan kepada pihak lainnya.
Kesudahan
Pakta non-agresi tersebut dilanggar oleh Soviet ketika Soviet dan Jerman bersama-sama menginvasi Polandia pada 17 September 1939, berdasarkan perjanjian politik rahasia antara Uni Soviet dengan Jerman melalui Pakta Molotov–Ribbentrop.
Pada saat itu, Pakta tersebut dianggap sebagai sebuah kesuksesan besar diplomasi Polandia, yang sangat dilemahkan oleh perang tol dengan Jerman, penolakan sebagian Perjanjian Versailles dan melonggarkan hubungan dengan Prancis. Pakta tersebut juga memperkuat posisi negosiasi Polandia dengan Jerman, yang akhirnya menghasilkan penandatanganan deklarasi non-agresi Jerman–Polandia 18 bulan kemudian pada 1934.