Oliver Plunkett (atau Oliver Plunket; bahasa Irlandia: Oilibhéar Pluincéid; 1 November 1625 – 1 Juli 1681) adalah seorang imam Irlandia. Ia lahir di Loughcrew, County Meath, Irlandia. Pendidikan imamatnya berlangsung di Roma di bawah bimbingan pamannya yang adalah seorang imam Yesuit. Ia ditabhiskan menjadi imam pada tahun 1654, dan ditugaskan untuk mengajar teologi di Kolose Penyebaran Iman di Roma. Di Roma, ia juga ditunjuk mewakili Uskup–uskup Irlandia untuk Takhta Suci.
Pada tanggal 9 Juli 1669, Oliver diangkat menjadi Uskup Agung Armagh dan Primat Irlandia. Selama menjabat sepanjang 4 tahun, ia membaptis 48.000 orang Irlandia. Selain giat dalam bidang pewartaan Injil dan Katekase, ia juga giat mengembangkan pendidikan Katolik, mengadakan sinode-sinode untuk mengatur hidup Gereja dan pengembangan iman umat, mentabhiskan sejumlah imam dan mengawasi kegiatan imam-imamnya. Ia juga membina hubungan ekumenis dengan para pemimpin Gereja Protestan.
Selain keberhasilan, Uskup Agung Oliver juga harus menghadapi banyak tantangan. Suatu waktu ia terpaksa harus bersembunyi ketika aksi penganiayaan terhadap umat Katolik semakin menjadi-jadi. Pada bulan Desember 1678 Oliver ditangkap dan dipenjarakan karena tuduhan palsu dari Titus Oates (juga dikenal sebagai Titus the Liar / Titus sang Penipu). Titus menuduh Oliver mengorganisir para imam Yesuit untuk melancarkan perlawanan terhadap raja Charles II. Karena tuduhan ini, Oliver dihadapkan ke pengadilan Irlandia pada tahun 1680. Pengadilan tidak berhasil menghukumnya karena tuduhan itu terbukti tidak benar.
Titus Oates tidak menyerah. Ia lalu mendesain sebuah skenario jahat, yang kelak disebut “Popish Plot”, untuk menuduh sang Uskup Agung sebagai seorang pengkhianat negara. Oliver dituduh membiayai 20.000 tentara Prancis untuk menyerang Irlandia. Oliver dengan tegas menolak segala tuduhan itu dan sebenarnya mampu membela dirinya dengan gemilang. Namun pihak pengadilan yang sudah dikuasai oleh kaki-tangan Titus si Penipu tetap menjatuhkan hukuman mati kepadanya.
Ia dieksekusi mati pada tanggal 1 Juli 1681 di Tyburn, Inggris. Pada awalnya, ia digantung. Setelah ia tewas, jasadnya diseret dengan kuda ke sekeliling kota. Jasadnya kemudian dimutilasi dan dicincang. Sebagian besar sisa-sisa tubuhnya dimakamkan di samping lima martir Yesuit yang telah tewas sebelumnya. Kepalanya kini disemayamkan di Gereja Santo Petrus di Drogheda, Irlandia, serta sebagian lain tubuhnya yang dimutilasi diselamatkan oleh para biarawan dari Biara Downside SomersetInggris dan dikebumikan di biara mereka.
Ia merupakan martir Katolik terakhir yang tewas di Inggris karena imannya. Kematiannya pada tanggal 01 Juli 1681 menandai berakhirnya masa satu abad penganiayaan atas umat Katolik Roma di Inggris.[1]