Monumen Kapal Selam

KRI Pasopati 410, kapal selam ALRI, di Monumen Kapal Selam Surabaya.
Monkasel tampak dari samping.

Monumen Kapal Selam, atau disingkat Monkasel, adalah sebuah museum kapal selam yang terdapat di Embong Kaliasin, Genteng, Surabaya. Terletak 333 di pusat kota yaitu di Jalan Pemuda, tepat di sebelah Plaza Surabaya, dan terdapat pintu akses untuk mengakses mal dari dalam monumen.

Indonesia dikenal dengan negara maritim yang begitu luas. Monumen Kapal Selam (Monkasel) Surabaya, yaitu sebuah kapal yang berada di darat yang difungsikan sebagai bangunan museum sekaligus wisata. Monumen ini sebenarnya peninggalan yang masih ada dan dinikmati sampai sekarang yakni kapal selam KRI Pasopati 410, salah satu armada Angkatan Laut Republik Indonesia buatan Uni Soviet tahun 1952. Kapal selam ini pernah dilibatkan dalam Pertempuran Laut Aru untuk membebaskan Irian Barat dari pendudukan Belanda.

Kapal selam ini kemudian dibawa ke darat dan dijadikan monumen untuk memperingati keberanian pahlawan Indonesia. Monkasel ini dijadikan salah satu tempat wisata di surabaya yang unik juga edukatif[1], karena selain interior kapal selam, di sini juga diadakan pemutaran film tentang proses peperangan yang terjadi di Laut Aru. Jika ingin mengunjungi tempat wisata ini maka akan ditemani oleh seorang pemandu lokal yang terdapat di sana.

Ada cerita unik di balik hadirnya monumen Kapal Selam ini. Pada suatu malam Pak Drajat Budiyanto yang merupakan mantan KKM KRI Pasopati 410 (buatan Rusia) ini dan juga mantan KKM KRI Cakra 401 (buatan Jerman Barat), bermimpi diperintahkan oleh KSAL pada waktu itu untuk membawa kapal selam ini melayari Kali Mas. Ternyata mimpi itu menjadi kenyataan. Dia ditugaskan untuk memajang kapal selam di samping Surabaya Plaza. Caranya dengan memotong kapal selam ini menjadi beberapa bagian, kemudian diangkut ke darat, dan dirangkai dan disambung kembali menjadi kapal selam yang utuh.

Kapal KRI Pasopati 410

Digital Library Intitut Teknologi Sepuluh Nopember (Digilib ITS) menemukan data kapal selam sebagai berikut.

  • Panjang: 76000,6 meter
  • Lebar: 6,0030 00meter
  • Kecepatan kapal di atas air: 18,3 knots
  • Kecepatan kapal di bawah air: 13,5 knots
  • Berat penuh: 1.300 ton
  • Berat kosong:1.050 ton
  • Jarak jelajah: 8.500 mill laut
  • Bahan bakar: Solar
  • Baterai: 224 buah
  • Persenjataan: torpedo steam gas 12 buah
  • Panjang torpedo : 7 meter
  • Peluncur torpedo : 6 buah
  • Awak kapal : 63 orang termasuk perwira [2]

Sejarah KRI Pasopati 410

Monumen Kapal Selam Surabaya adalah sebuah situs bersejarah yang menampilkan kapal selam yang sebenarnya, yaitu KRI Pasopati 410. Kapal selam ini merupakan bagian dari Armada Divisi Timur TNI Angkatan Laut dan termasuk dalam jenis SS Whiskey Class yang dibuat di Vladivostok, Rusia pada tahun 1952. Sebelum pembangunan Monkasel, terdapat cerita menarik mengenai Kapten Kapal KRI Pasopati ini. Dikatakan bahwa pada suatu malam, Drajat Budiyanto, mantan KKM KRI Pasopati 410, bermimpi diperintahkan oleh KSAL (Kepala Staf Angkatan Laut) untuk membawa kapal selam ini melalui Kali Mas. Mimpi tersebut kemudian menjadi kenyataan.

Drajat Budiyanto kemudian ditugaskan untuk memajang kapal selam tersebut di Surabaya Plaza. Untuk melakukannya, KRI Pasopati 410 dibelah menjadi 16 bagian, kemudian disatukan kembali di PT PAL Indonesia, dan akhirnya dibawa ke lokasi Monumen Kapal Selam untuk dirakit ulang menjadi wujud utuh KRI Pasopati.

KRI Pasopati 410 telah aktif beroperasi sejak tahun 1962, dengan tugas utama seperti menghancurkan garis musuh (Anti-shipping), melakukan pengintaian, dan menjalankan serangan secara diam-diam (Silent Raid).

Pada tanggal 26 Januari 1990, kapal ini dinonaktifkan oleh TNI Angkatan Laut dan diubah menjadi Monumen Kapal Selam untuk mengenang perjuangan Operasi Trikora, operasi militer yang dilancarkan Indonesia untuk melawan pendudukan Belanda di Irian Barat (Papua). Pembangunan Monkasel dimulai pada tanggal 1 Juli 1995 dengan peletakan batu pertama oleh Gubernur Jawa Timur, Basofi Sudirman, dan Panglima Komando Armada RI Kawasan Timur, Laksamana Muda (Laksda) TNI Gofar Soewarno.

Tiga tahun kemudian, Monumen ini diresmikan oleh Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL), Laksamana TNI Arief Kushariadi, pada tanggal 27 Juni 1998, dan dibuka untuk publik pada tanggal 15 Juli 1998. Monkasel saat ini menjadi monumen kapal selam terbesar di Asia. Pengelolaan Monkasel berada di bawah tanggung jawab TNI Angkatan Laut dan dikelola oleh Pusat Koperasi Angkatan Laut. [3]

Fasilitas Monumen Kapal Selam

Monumen Kapal Selam dilengkapi dengan beberapa sarana seperti menonton film dokumenter, live music dan wisata air Kalimas. Daerah sekitar Monumen Kapal Selam atau Monkasel juga dilengkapi aneka restoran, tempat penjualan souvenir dan sarana parkir yang luas. Monumen Kapal Selam atau Monkasel memiliki berbagai fasilitas yang dapat dinikmati oleh para pengunjung. mulai dari lahan parkir yang luas hingga ruang ibadah (musholla) yang bersih. Fasilitas lainnya seperti toilet, smoking area, spot foto, payung, video music live, stan souvenir, kolam renang, fasilitas protokol kesehatan, dan rekreasi air di sungai Kalimas. [4]

Jadwal dan Harga Tiket Masuk

Tiket masuk monumen kapal selam atau mokasel yang cukup ramah di kantong bagi pengunjung. Semenjak 31 Desember 2004, tarif biaya masuk Monumen Kapal Selam sebesar Rp. 5.000,00/orang, termasuk biaya untuk arena, kapal selam, dan menonton film dokumenter. Namun sekarang tahun 2024 tarif tiket masuk sebesar Rp. 15.000,00. Wisata ini buka untuk umum setiap harinya. Bahkan, pengunjung bisa menikmati objek wisata ini dari pagi sampai malam. Karena jam operasional museum buka mulai pukul 08.00 sampai 21.00 WIB. [5]

Jadwal setiap hari

  • SENIN – JUMAT: 09:00 – 17:00 WIB
  • SABTU – MINGGU: 09:00 – 19:00 WIB

Referensi

  1. ^ "Monumen Kapal Selam Surabaya, Saksi Kemenangan Operasi Trikora - Nasional Katadata.co.id". katadata.co.id. 2021-08-23. Diakses tanggal 2022-12-28. 
  2. ^ Laily, Safrezi Fitra, Iftitah Nurul (2021-08-23). "Monumen Kapal Selam Surabaya, Saksi Kemenangan Operasi Trikora Halaman 2 - Nasional Katadata.co.id". katadata.co.id. Diakses tanggal 2024-02-24. 
  3. ^ Faizal, Achmad. "Mengenal Sejarah Monkasel Surabaya. Monumen Kapal Selam Terbesar di Asia!". www.goodnewsfromindonesia.id. Diakses tanggal 2024-02-24. 
  4. ^ Faizal, Achmad. "Mengenal Sejarah Monkasel Surabaya. Monumen Kapal Selam Terbesar di Asia!". www.goodnewsfromindonesia.id. Diakses tanggal 2024-02-24. 
  5. ^ Faizal, Achmad. "Mengenal Sejarah Monkasel Surabaya. Monumen Kapal Selam Terbesar di Asia!". www.goodnewsfromindonesia.id. Diakses tanggal 2024-02-24. 

Strategi Solo vs Squad di Free Fire: Cara Menang Mudah!