Didirikan oleh Ibrahim Sinik, majalah ini mulanya berbasis di Medan. Masyarakat Medan bagaimanapun disebut tidak terlalu meminati hal-hal berbau mistik, sehingga majalah ini kurang laku. Pada 1991 Sinik memutuskan untuk memboyong majalahnya ke Jakarta dan menerbitkannya dengan surat izin baru.[3]
Di Jakarta, majalah ini namun juga tidak serta merta disukai. Sinik yang penat lalu menyerahkan pengelolaan majalah kepada anaknya, Irma Sinar Hayati. Baru di tangan Irmalah majalah ini mulai berkembang kembali.[3]
Kejayaannya mulai ditapaki pada 1997 dengan lonjakan oplah dari 5000-an menjadi 50 ribuan.[3] Pada puncaknya, awal dan pertengahan 2000-an, tiras majalah ini disebut mencapai 140 ribu eksemplar.[4][5]
Memasuki dekade 2010-an, pamor majalah ini menurun.[6] Pertumbuhan internet dan media sosial diduga menyumbang peran terhadap kemerosotan ini.[7] Menjelang kolapsnya, majalah ini hanya terbit sebulan sekali. Bahkan setelah edisi November–Desember 2017[7], majalah ini jeda terbit dan baru muncul kembali untuk edisi Februari–Maret 2018 yang sekaligus jadi edisi pamungkas Misteri.[8]
Isi
Rubrik dalam majalah ini antaranya:
Jelajah
Misteri Sejati
Api Asmara
Catatan Hitam
Konsultasi
Primbon
Legenda
Fantastis
Sajian Utama
Sajian Lepas
Sajian Khusus
Cerbung
Ritual Pesugihan
Cahaya Sufi
Catatan
^4 April 1974 merupakan tanggal pendirian majalah Misteri lewat keluarnya Surat Izin Terbit dari Direktorat Jenderal Pembinaan Pers dan Grafika bernomor 01133/ Per-1/SK/Dirjen-PG/ SIT/1974.[1] Sumber lain menyebut majalah ini baru mulai terbit pada 1978.[2]