Malcolm adalah salah satu pilar band AC/DC hingga ia pensiun pada tahun 2014. Meskipun beberapa orang mungkin berpendapat bahwa Angus Young, saudara lelakinya, adalah daya tarik utama selama konser AC/DC, Malcolm merupakan anggota yang telah memberikan kekhasan pada ritmegitar AC/DC.[1]
Malcolm terpaksa pensiun dari AC/DC setelah mengalami penyakit dementia, Malcolm meninggal pada tanggal 18 November 2017 karena penyakit demensia yang dideritanya.[3]
Kehidupan Awal
Malcolm lahir pada tanggal 6 Januari 1953 di Glasgow, Skotlandia, Inggris Raya dari pasangan William dan Margaret Young.[1] Ayahnya bekerja sebagai Mekanik pesawat di Royal Air Force pada saat Perang Dunia II, namun setelah perang berakhir ia sering berganti-ganti pekerjaan seperti tukang cat semprot, operator mesin pada sebuah perusahaan lokal, tukang cetak, dan tukang pos.[4]
Pada tahun 1963, Inggris mengalami salah satu cuaca terdingin yang pernah dialami negara itu, yang disebut dengan istilah Big Freeze. Suatu kebetulan, pada saat itu ada Iklan televisi yang menawarkan kehidupan baru di Australia. Ayah Malcolm yang melihat iklan televisi ini kemudian menandatangi penawaran migrasi ke Australia.[4]
William dan Margaret pun bermigrasi dengan enam anak mereka ke Sydney melalui skema ten pound pom pemerintah Australia (orang dewasa membayar £10 masing-masing untuk ongkos, sementara anak-anak bepergian gratis).[5]
Karier Musik
Pada tahun 1971, ia bergabung dengan band asal Australia yang bernama Velvet Underground. Kemudian pada tahun 1973, Velvet Underground dibubarkan. Setelah itu, Malcolm bergabung dengan adiknya, Angus Young. Bersama-sama, dua bersaudara ini bermain untuk sebuah band yang bernama Tales of Marcus Hook Roll Band of Old Granddaddy, sebelum akhirnya mereka membentuk band mereka sendiri yaitu AC/DC.[1]
Pada tahun 1979, AC/DC merilis album terobosan internasional pertama mereka berjudul Highway to Hell. Album ini menjadi album AC/DC pertama yang masuk dalam top 100 AS, dan mencapai posisi 17. Mengikuti kesuksesan Highway to Hell, popularitas AC/DC terus meningkat pesat. Mereka menjadi terkenal karena pertunjukan langsung mereka yang bersemangat dan serangkaian album mereka yang sukses.[1]
Setelah ditinggalkan Bon Scott yang meninggal karena kecanduan alkohol pada tahun 1979, AC/DC merekrut Brian Johnson sebagai vokalis utama mereka dan merilis album baru yang berjudul Back in Black pada 1980. Album Back in Black sukses dipasaran dan menjadi album dengan penjualan terbanyak kedua di dunia.[1]
Pada April 2014, Karena penyakit yang dideritanya membuat ia kesulitan, posisi Malcolm Young resmi digantikan oleh keponakannya yang bernama Stevie Young.[7]
Penyakit dan Kematian
Setelah keikutsertaan Malcolm dalam album AC/DC yang berjudul Black Ice pada tahun 2008, ia didiagnosis menderita kanker paru-paru, namun kanker paru-paru ini berhasil disembuhkan lewat operasi. Ia juga mengalami gangguan pada jantungnya sehingga mengharuskannya untuk memakai pacemaker serta demensia.[8]
Malcolm Young harus melakukan rawat inap di rumahnya sendiri sepanjang waktu dikarenakan demensia ekstrim yang dialaminya. Bahkan menurut penuturan Istrinya Malcolm yaitu Linda, Ia bahkan dapat melupakan orang yang baru saja merawatnya meski hanya ditinggalkan dalam beberapa menit.[9]
Untuk mengisi kekosongan posisi gitaris dalam band, AC/DC meminta keponakannya yaitu Stevie Young. Sebelumnya Stevie juga pernah mengisi posisi Malcolm ketika ia harus menjalani perawatan kecanduan alkoholnya.[7]
Malcolm Young, meninggal dunia di usia 64 tahun pada Sabtu, 18 November 2017. Setelah mengalami demensia yang akut sejak tahun 2014. Kepastian meninggalnya Malcolm diumumkan oleh pihak AC/DC melalui akun Facebook resmi mereka.[10]
Warisan dan Pengaruh
Malcolm Young menunjukkan bagaimana sebuah band sebagai gabungan unit sosial dan musik, serta berpengaruh dalam bagaimana seseorang mengartikan bunyi gitar musik rock.[11] Bersama AC/DC ia masuk dalam Rock and Roll Hall of Fame bersama anggota lainnya. Berkat kemampuan Malcolm dan Angus dalam menulis lagu, lagu-lagu mereka seperi Hell Bells, Highway to hell, dan Black in Black termasuk lagu-lagu terbaik dalam sejarah musik Rock. Setelah meninggal, ia meninggalkan satu orang isteri, dua orang anak perempuan, dan tiga orang cucu.[12]