Latih tanding

Sparring dalam olahraga tinju belum ada padanan resmi dalam Bahasa Indonesia, namun sering disebut sebagai latih tanding, adalah suatu bagian dalam program latihan tinju yang berupa simulasi pertandingan sesungguhnya, di mana dua petinju seakan-akan bertanding dalam jumlah ronde tertentu sesuai program latihan. Perbedaannya, jika dalam pertandingan sesungguhnya, petinju umumnya mengenakan sarung tinju 8 ons, dalam latihan dianjurkan mengenakan sarung tinju seberat 10 ons. Untuk petinju profesional, jika dalam pertandingan sesungguhnya tidak menggunakan pelindung kepala, dalam latihan sparring selalu diwajibkan mengenakan pelindung kepala.

Fungsi sparring atau latih tanding ini adalah untuk membiasakan petinju dengan kondisi pertandingan sesungguhnya. Latihan sparring ini harus dijalankan dengan perencanaan yang matang, karena terlalu banyak berlatih sparring justru akan berakibat fatal bagi seorang petinju.

Maraknya kematian petinju di Indonesia (lihat Daftar petinju yang tewas dalam pertandingan) salah satunya ditengarai karena program sparring partner yang tidak terencana dengan baik, seperti terlalu banyak program sparring, atau latihan sparring tanpa alat-alat pelindung yang memadai (terutama pelindung kepala), sehingga dicurigai beberapa petinju yang tewas tersebut sudah menderita cedera saat pertandingan sesungguhnya.

Untuk program latihan petinju yang betul-betul profesional seperti Chris John lawan latih tanding akan dipilih semirip mungkin dengan gaya permainan calon lawan, atau jika tidak ada lawan latih tanding yang ada akan diinstruksikan bertinju dengan gaya meniru calon lawan yang akan dihadapi oleh sang petinju.

Kata ini juga sering digunakan dalam olahraga bola basket, juga bermakna latih tanding. Dalam olahraga lain seperti sepak bola, bulu tangkis, dan sebagainya, dikenal istilah uji coba, yang juga bermakna sama.


Strategi Solo vs Squad di Free Fire: Cara Menang Mudah!