Kapal selam kelas I-400 (伊四百型潜水艦code: ja is deprecated , I-yon-hyaku-gata sensuikan) merupakan kelas kapal selam induk yang diproduksi oleh Angkatan Laut Kekaisaran Jepang saat Perang Dunia 2, dan tetap menjadi kapal selam terbesar yang pernah dibuat manusia, sampai akhirnya kapal selam nuklir dibangun.Angkatan Laut Kekaisaran Jepang menyerbut kelas ini sebagai Toku-gata Sensuikan (特型潜水艦code: ja is deprecated , Kapal selam tipe Spesial) atau disingkat Sentoku ([潜特] Error: {{nihongo}}: text has italic markup (help))[3]
Latar belakang
Beberapa lama setelah penyerangan pada Pearl Harbour, Taisho Isoroku Yamamoto, Commander-in-Chief Angkatan Laut Kekaisaran Jepang memimpikan untuk menyerang kota besar pada Pantai Timur Amerika Serikat dengan pesawat angkatan laut. Ia menugaskan Daisha Kameto Kuroshima untuk membuat studi kemungkinan untuk menggunakan armada kapal selam pengangkut pesawat. Sebelum hal ini dinyatakan secara formal, rencana tadi sudah dianalisis oleh Shoso Yoshio Suzuki dan Chusa Tatsunosuke Ariizumi.[4]
Sebelumnya ada juga beberapa kapal selam induk lain yang hanya bisa mengangkut pesawat kecil, seperti Tipe 91, Tipe 96, atau Yokosuka E14Y Tipe 0. Meskipun begitu, I-400 mengambil konsep yang lebih banyak. Pesawat yang diangkut kelas I-400 didesain dan dibangun untuk kegunaan ofensif. Meskipun begitu, pesawat berjenis ini membutuhkan catapult rail (pelontar pesawat pada dek kapal induk) lebih panjang. Kapal selam kelas I-400 pun memenuhi standar itu.
Koonstruksi
Pada 13 Januari 1942, rencana Taisho Yamamoto dinyatakan di pusat komando armada laut. Bunyinya sebagai berikut:
Pesawat serang bisa mengangkut 1 torpedo atau bom seberat 800 kg.
Kapal selam kelas I-400 akhirnya dapat mengangkut 3 pesawat Aichi M6A1 Seiran, yang disimpan dalam Tuba Hangar.
Kapal selam bisa membawa lebih dari 2 pesawat dan melaut lebih dari 40.000 mil laut.
40.000 mil laut sama dengan perjalanan bolak-balik dari Jepang ke pantai barat Amerika serikat tanpa pengisian bahan bakar.
Sejarah dinas
Pada tahun 1944, Jepang mengetahui apabila Jerman telah kalah, maka Sekutu akan menuju Pasifik melewati Terusan Panama. Maka penting sekali untuk menghancurkan Terusan Panama. Kunci suksesnya akan didapat dengan menggunakan kapal selam kelas I-400.
Penyerangan ke Terusan Panama merupakan tugas yang cukup berat. Hal ini dikarenakan penjagaannya yang amat ketat. Untuk itu, dibentuk divisi pesawat untuk grup kapal selam induk bernama Pasukan Udara 631. Divisi ini terdiri dari I-400, I-401, I-13, dan I-14. Patut diketahui, I-13 dan I-14 juga mempunyai kemampuan mengangkut pesawat serang, hanya saja daya angkutnya dibawah I-400 dan I-401. I-400 dan I-401 masing-masing mengangkut 3 Seiran, sedangkan I-13 dan I-14 masing-masing mengangkut 2 Seiran.
Nasib
Sayangnya karena Jepang terlanjur menyerah akibat serangan bom atom di Hiroshima dan Nagasaki, maka divisi Grup Udara ke-631 pun berbalik arah. I-13 mengalami kerusakan berat karena serangan pesawat Amerika Serikat. I-400 sendiri pun akhirnya ditahan. Para awaknya diperintahkan untuk menyerah kepada kapal perusak. Akhirnya, kapal selam berteknologi paling canggih pada zamannya ini pun jatuh ke tangan Amerika Serikat.
Ditahan oleh USS Blue pada 19 Agustus 1945, dibebastugaskan pada 15 September 1945, tenggelam sebagai kapal target di lepas laut Kepulauan Hawaii oleh USS Trumpetfish pada 4 Juni 1946.
Ditahan oleh USS Segundo pada tanggal 29 (atau 30) Agustus 1945, dibebastugaskan pada 15 September 1945, tenggelam sebagai kapal target di lepas laut Kepulauan Hawaii pada 31 Mei 1946.
Dirubah menjadi kapal selam tanker pada bulan Juni 1945,[5][6] dibebastugaskan pada 15 November 1945, tenggelam sebagai kapal target di lepas laut Kepulauan Gotō pada 1 April 1946.
Pembangunan dihentikan pada tanggal 4 Juni 1945 (95% komplet). Rusak parah karena Pengeboman Kure pada 28 Juli 1945, dan Ia kemudian sengaja ditenggelamkan. Ia diangkat dan dibongkar pada 1952.
Francillon, R.J. Japanese Aircraft of the Pacific War. London:Putnam, 1970. ISBN0-370-00033-1.
Geoghegan, John J. Operation Storm: Japan's Top Secret Submarines and Its Plan to Change the Course of World War II. Crown Publishers, NY, 2013. ISBN978-0-307-46480-4.
Hashimoto, Mochitsura. Sunk!. Henry Holt and Company, 1954.
Layman, R.D. and Stephen McLaughlin. The Hybrid Warship. London:Conway Maritime Press, 1991. ISBN0-85177-555-1.
Orita, Zenji and Joseph D. Harrington. I-Boat Captain. Major Books, 1976. ISBN0-89041-103-4
Sakaida, Henry and Gary Nila, Koji Takaki. I-400: Japan's Secret Aircraft-Carrying Strike Submarine. Hikoki Publications, 2006. ISBN978-1-902109-45-9