Kaisar Daoguang (Hanzi: 道光帝; Pinyin: Dàoguāngdì, 16 September 1782 – 25 Februari 1850) adalah kaisar Dinasti QingManchu kedelapan dan Kaisar Qing keenam yang memerintah Tiongkok dari tahun 1820 hingga 1850. Pemerintahannya ditandai oleh "bencana luar dan pemberontakan dari dalam", yang adalah Perang Candu Pertama, dan awal Pemberontakan Taiping yang hampir menghancurkan dinasti tersebut. Sejarawan Jonathan Spence menggambarkan Daoguang sebagai "seseorang yang berarti namun tidak efektif" yang mengangkat para pejabat yang "mengajukan pandangan murni meskipun mereka tidak menceritakan tentang masalah di dalam dan luar negeri yang terjadi di sekitar dinasti tersebut". Nama periodenya, "Daoguang", bermakna "jalan yang bercahaya".
Awal Kehidupan
Ia dilahirkan di Kota Terlarang, Beijing, dan diberi nama Mianning (綿寧), yang kemudian diganti menjadi Minning (旻寧) ketika ia menjadi kaisar. Huruf pertama dari namanya diubah dari Mian (綿) menjadi Min (旻) untuk mengabaikan penggunaan huruf biasa Mian. Tradisi ini dikenalkan oleh kakeknya, Kaisar Qianlong yang menganggap tidak pantas untuk menggunakan huruf biasa pada nama seorang Kaisar.
Mianning adalah putera kedua (tertua yang sah) dari Yongyan (永琰), yang kemudian menjadi Kaisar Jiaqing pada tahun 1796. Ibundanya, isteri pertama dari Yongyan, adalah wanita manchu dari keluarga Hitara, yang kemudian menjadi permaisuri ketika Jiaqing bertakhta pada tahun 1796 dan dikenal dengan gelar Permaisuri Xiaoshurui (孝淑睿皇后). Mianning sangat disayangi oleh kakeknya Kaisar Qianlong dan sering menemani Qianlong dalam kegiatan berburu. Dalam suatu perburuan, ketika itu Mianning berumur 9 tahun dan berhasil memburu seekor domba dan membuat Qianlong sangat bahagia. Pada tahun 1813, sebagai seorang pangeran, Mianning juga berperan penting dalam menjaga istana dan membunuh penyusup dari Sekte Lotus Putih yang menyerang Kota Terlarang. Jasa besar dan penting tersebut membuat Mianning untuk dipastikan sebagai pewaris tahta di kemudian hari.
Memerintah sebagai Kaisar
Pemberontakan Khoja di Xinjiang
Pada bulan September 1820 ketika usianya menginjak 38 tahun, Mianning menjadi ahli waris ketika ayahandanya Kaisar Jiaqing tewas secara misterius. Ia menjadi Kaisar Qing pertama yang merupakan putra sulung ayahandanya yang sah. Sekarang dikenal sebagai Kaisar Daoguang, ia menjadi ahli waris kekaisaran yang merosot dengan Barat yang hampir menguasai perbatasan Tiongkok. Daoguang telah menjadi kaisar selama enam tahun pada saat mengucilkan Jahangir Khoja yang menyerang Xinjiang dari Kokand. Pada akhir tahun 1826 bekas kota-kota Qing Kashgar, Yarkand, Khotan, dan Yangihissar seluruhnya telah jatuh ketangan para pemberontak.[1][2] Setelah seorang sahabat yang mengkhianatinya pada bulan Maret 1827, Khoja dikirim ke Beijing di dalam sebuah kerangkeng besi dan kemudian dieksekusi,[3] ketika Qing menguasai wilayah mereka.
Opium
Di dalam masa pemerintahan Daoguang, negara Cina mengalami problem besar dengan opium, yang di impor oleh para pedagang Inggris. Opium mulai memasuki Cina sejak zaman pemerintahan kakek buyutnya Kaisar Yongzheng namun dibatasi kira-kira 200 peti per tahunnya. Di zaman pemerintahan Kaisar Qianlong, jumlah ini telah naik menjadi 1000 peti, 4000 peti pada era Jiaqing dan lebih dari 30,000 peti pada zaman pemerintahan Daoguang.
Ia mengeluarkan banyak Dekret yang menentang opium pada tahun 1820-an dan 1830-an, yang dilaksanakan oleh Komisaris Lin Zexu. Upaya Lin Zexu untuk menahan penyebaran opium di Cina secara langsung menyebabkan Perang Candu Pertama. Dengan terjadinya Perang Candu Pertama, Lin dijadikan kambing hitam dan Kaisar Daoguang memecat Lin dan membuangnya ke Yili. Ketika itu di Pegunungan Himalaya, Kekaisaran Sikh berupaya untuk menguasai Tibet namun dikalahkan di dalam Perang Sino-Sikh (1841–1842). Di pesisiran, Cina yang kalah secara teknologi dan militer dengan kekuatan Eropa menyerahkan Hong Kong dengan Perjanjian Nanking pada bulan Agustus 1842.
Anti- Kristen
Pada tahun 1811 sebuah klausul yang mengeksekusi bangsa Eropa yang menyebarkan Katolik telah ditambahkan ke dalam undang-undang yang disebut "Larangan atas ilmu hitam" (禁止師巫邪術) di dalam Kode Qing.[4] Umat Protestan berharap agar pemerintah Cina akan membedakan di antara Protestanisme dan Katolik karena hukum yang disebutkan terakhir dengan nama, tetapi setelah misionaris-misionaris Protestan memberikan buku-buku Kristen kepada Cina pada tahun 1835 dan 1836, Kaisar Daoguang menanyakan siapa "pengkhianat pribumi" di Kanton yang telah memberikan mereka buku-buku tersebut. [5]
7. Pangeran Xian dari Chun Ranking Pertama 9. Putri Shouzhuang dari Ranking Pertama 9. Pangeran Duan dari Zhong dari Ranking Kedua 10. Pangeran Jing dari Fu dari Ranking Kedua
Mulai dgn Noble Lady Lin (琳贵人) thn 1835 atau 1836 Diturunkan ke First Class Female Attendant Xiu (秀常在) thn 1837 dan dipulihkan thn 1839 Dipromosikan sbg Imperial Concubine Lin (琳嫔) thn 1840 Dipromosikan sbg Consort Lin (琳妃) thn 1842 Dipromosikan sbg Noble Consort Lin (琳贵妃) thn 1846 Dipromosikan sbg Imperial Noble Consort Lin (琳皇贵妃) thn 1861
Noble Consorts
Gelar
Nama
Lahir
Wafat
Ayahanda
Keturunan
Catatan
Noble Consort Tong 彤贵妃
Lady Sumuru 舒穆鲁氏
1817
1877
Yuzhang, langzhong 郎中玉彰
7. putri 8. Putri Shouxi dari Ranking Kedua 10. putri
Mulai dari secondary consort (侧福晋) Menjadi Imperial Concubine Tian thn 1822
Imperial Concubine Shun 顺嫔
Lady Nara 那拉氏
tdk diketahui
1868
tdk diketahui
tdk ada
Mulai dari First Class Female Attendant (常在) Dipromosikan sbg Noble Lady Shun (顺贵人) thn 1850 Dipromosikan sbg 1861
Imperial Concubine Yu 豫嫔
Lady Shang 尚氏
tdk diketahui
tdk diketahui
tdk diketahui
tdk ada
Mulai dari Second Class Female Attendant (答应) Dipromosikan sbg First Class Female Attendant (常在) thn 1850 Dipromosikan sbg Noble Lady (贵人) thn 1861 Dipromosikan thn 1874
Imperial Concubine Heng 恒嫔
Lady Cai 蔡氏
tdk diketahui
27-06-1876
tdk diketahui
tdk ada
Mulai dari Noble Lady Yi (宜贵人) thn 1834 Diturunkan sbg First Class Female Attendant Yi (宜常在) Diturunkan sbg Second Class Female Attendant (答应) thn 1838 dan dipulihkan thn 1850 Dipromosikan sbg Noble Lady (贵人) thn 1861 Dipromosikan thn 1874
Warisan Pangeran Dun Miankai sbg Pangeran dari Ranking Kedua (郡王) thn 1838 Diturunkan ke Pangeran Ranking Ketiga (贝勒), dan dipulihkan thn 1856 Dipromosikan ke Pangeran Dun Ranking Pertama thn 1860
Diberikna gelar Pangeran Gong dari Ranking Pertama thn 1850 Menjadi Pangeran pemangku raja (摄政王) dari thn 1861 sampai 1865 Pencetus "topi besi" gelar bangsawan Pangeran Gong
Diberikan gelar Pangeran Chun dari Ranking Kedua (醇郡王) thn 1850 Dipromosikan ke Pangeran Chun dari Ranking Pertama thn 1872 Pencetus "topi besi" gelar bangsawan Pangeran Chun Putra: Kaisar Guangxu
Diberikan gelar Putri Shouzhuang dari Ranking pertama thn 1855
10
tdk diketahui
1844
1845
Noble Consort Tong
tdk ada
tdk ada
Meninggal semasa bocah
Kematian dan Peninggalan
Daoguang meninggal pada tanggal 25 Februari 1850 di Istana Musim Panas (圓明園), 8 km laut dari perbatasan Beijing. Ia digantikan oleh putra tertuanya. Daoguang gagal untuk memahami maksud atau tekad Eropa, atau ekonomi dasar dari perang melawan narkoba. Meskipun Eropa kalah jumlahnya dan ribuan mil jauhnya dari dukungan logistik di negara asal mereka, mereka dapat membawa senjata jauh lebih unggul untuk melawan setiap titik kontak di sepanjang pesisir Cina. Istana Manchu sangat bergantung pada iuran pajak dari Cina selatan melalui Kanal Besar, yang dengan mudah dipotong di Zhenjiang (Chenkiang/Chinkiang) oleh ekspedisi Inggris. Daoguang tidak cukup memahami Inggris dan revolusi industri yang telah dialami oleh Inggris dan Eropa Barat, ia lebih memilih untuk menutup mata ke seluruh dunia. Konon Daoguang bahkan tidak tahu dimana letak lokasi Inggris di dunia. Di dalam tiga puluh tahun pemerintahannya memperkenalkan serangan awal imperialisme barat dan serangan asing yang akan menggoncangkan negara Cina selama seratus tahun mendatang.
Ia dimakamkan di sebuah mauseleum di Muling (慕陵 – yang berarti "Makam kerinduan", atau "Makam kekaguman"), yang merupakan bagian dari Pemakaman Qing Barat (清西陵), 120 kilometer/75 mil selatan Beijing.
Dicatat, Daoguang merupakan Kaisar Qing Kaisar Tiongkok yang terakhir yang dapat memilih seorang ahli waris di antara putra-putranya karena tidak memiliki lebih dari satu putra yang selamat atau keturunan.