Jiu Ge atau Sembilan Lagu, (Hanzi: 九歌; Pinyin: Jiǔ Gē; harfiah: 'Sembilan Lagu') adalah sekumpulan puisi kuno yang merupakan salah satu dari 17 bagian antologi sastra berjudul Chu Ci (juga dikenal sebagai Kumpulan Lagu dari Chu atau sebagai Kumpulan Lagu dari Selatan). Meskipun judulnya menyebut angka "sembilan", sebenarnya Jiu Ge tersusun atas sebelas lagu atau elegi yang terpisah.[1] Kumpulan bait ini sepertinya menampilkan praktik-praktik shaministik yang dramatis di wilayah lembah Sungai Yangtze, termasuk doa kepada makluk-makluk suci serta memohon berkah mereka bagi pasangan yang berkasih-kasihan.[2] Puisi ini tersusun atas lirik-lirik lagu yang ditulis untuk pertunjukan sebagai bagian dari drama religius. Namun, usaha rekonstruksi yang akurat untuk mengetahui bagaimana drama shamanik tersebut seharusnya ditampilkan sangat sulit dilakukan karena tidak ada penjelasan mengenai arah panggung, atau siapa yang seharusnya bernyanyi, atau apakah ada baris lagu yang berfungsi sebagai refrain. Meskipun demikian, terdapat petunjuk-petunjuk lain di dalam teks, misalnya indikasi penggunaan kostum yang spektakuler bagi para pemain serta penampilan orkestra yang besar.[3]
Pengarang dan tahun pembuatan
Sebagaimana bagian Chuci yang lain, pengarang kesebelas lagu dalam Jiuge diatributkan kepada Qu Yuan yang hidup lebih dari dua ribu tahun yang lalu. Sinologis David Hawkes menemukan bukti bahwa kesebelas puisi tersebut ditulis oleh "seorang (atau lebih) penyair dari pengadilan (istana) Chu di Shou-chun (241-223) SM)."[4]
Teks
Meskipun judul "Jiu Ge" memiliki arti "Sembilan Lagu", isinya tersusun atas sebelas lagu, yaitu sembilan lagu yang ditujukan kepada para makluk suci, satu untuk jiwa para pejuang yang tewas jauh dari rumah, dan satu sebagai penutup.[3] Alasan mengapa ada perbedaan antara judul dan isinya tidak dapat dipastikan, tetapi beberapa penjelasan yang masuk akal telah diajukan.
Daftar isi
Tabel di bawah ini menampilkan kesebelas syair Jiu Ge secara terpisah. Terjemahan bahasa Inggris dikutip dari terjemahan David Hawkes.[5] Terjemahan bahasa Indonesia diterjemahkan dari terjemahan bahasa Inggris dengan bantuan kamus.[6]
Selain versi tulisan, Chuci versi bergambar juga ada. Di bawah ini merupakan versi bergambar pada bagian Jiu Ge:
Detail gambar "Sembilan Lagu" menggunakan tinta dan kertas oleh Zhang Wo, 1361, Cleveland Museum of Art. Dari kanan ke kiri (urutan membaca Tiongkok klasik) menunjukkan syair ke 2, 3, 4, dan 5.
Karakter tokoh
Dari 11 lagu dalam Jiu Ge, 9 diantaranya ditujukan kepada para makluk suci dan 1 kepada jiwa-jiwa para pahlawan yang gugur (bait terakhir merupakan penutup).[3] Para makluk suci yang disebutkan diantaranya adalah He Bo (dewa penguasa Sungai Kuning) dan Penguasa (atau Dewa) Awan-awan.
Dewa Awan
Pada masa Tiongkok purba, masyarakat memuja Dewa Awan dengan harapan agar diberi berkah hujan dan cuaca yang baik untuk pertumbuhan tanaman. Syair ini dapat dibagi menjadi dua bagian yang dinyanyikan dalam bentuk nyanyian antifon untuk menunjukkan kekaguman mereka kepada Dewa Awan: bagian pertama dinyanyikan oleh orang yang memberikan persembahan dan bagian lain dinyanyikan oleh orang yang berperan sebagai Dewa Awan. Dewa Awan terkadang dianggap sebagai pria dan terkadang sebagai wanita; tetapi dalam literatur Tiongkok, Dewa Awan biasanya digambarkan sebagai wanita. Syair ini mengekspresikan karakteristik Dewa Awan, hasrat mendalam yang dimiliki manusia kepada sang dewa, dan bagaimana dewa tersebut merespon permohonan masyarakat melalui nyanyian antifonal antara manusia dan dewa. Hal ini merupakan emosi mendalam yang tidak dapat disampaikan seluruhnya melalui syair tersebut.
He Bo merupakan dewa Sungai Kuning, salah satu dari sungai-sungai utama di seluruh dunia, dan yang memiliki hubungan dekat dengan budaya Tiongkok. He Bo diasosiasikan sebagai pengontrol sisi liar Sungai Kuning yang terkadang meluap menjadi banjir yang merusak, serta sebagai pendukung pertanian.
Penerjemahan
Terjemahan pertama "Sembilan Lagu" ke dalam bahasa Eropa dilakukan oleh seorang pelajar Vietnam bernama August Pfizmaier (1808-1887).[7] Lebih dari seratus tahun kemudian, Arthur Waley (1889-1966) mengakuinya sebagai "suatu bagian pekerjaan yang sangat bagus, jika orang memperhitungan kapan karya ini dibuat dan betapa sedikitnya bahan yang bisa diakses Pfizmaier."[8]
^Murck, Alfreda (2000). Poetry and Painting in Song China: The Subtle Art of Dissent. Cambridge (Massachusetts) dan London: Harvard University Asia Center for the Harvard-Yenching Institute. hlm. 11. ISBN0-674-00782-4.
^Davis, Albert Richard) (1970). The Penguin Book of Chinese Verse. Baltimore: Penguin Books. hlm. xlvii.
^ abcHawkes, David (2011 [1985]). The Songs of the South: An Ancient Chinese Anthology of Poems by Qu Yuan and Other Poets. London: Penguin Books. hlm. 95-96. ISBN978-0-14-044375-2.Periksa nilai tanggal di: |year= (bantuan)
^Hawkes, David (2011 [1985]). The Songs of the South: An Ancient Chinese Anthology of Poems by Qu Yuan and Other Poets. London: Penguin Books. hlm. 98. ISBN978-0-14-044375-2.Periksa nilai tanggal di: |year= (bantuan)
^Hawkes, David (2011 [1985]). The Songs of the South: An Ancient Chinese Anthology of Poems by Qu Yuan and Other Poets. London: Penguin Books. hlm. 101-118. ISBN978-0-14-044375-2.Periksa nilai tanggal di: |year= (bantuan)
^Waley, Arthur (1955). The Nine Songs. Allen and Unwin. hlm. 15. August Pfizmaier: Das Li-sao und die Neun Gesdnge. In Denkschriften der Phil. Hist. Classe der Kaiserl. Akad. d. Wissen-schaften, Vienna, 1852.
^Waley, Arthur (1955). The Nine Songs. Allen and Unwin. hlm. 18.
Wikisource Tionghoa memiliki teks asli yang berkaitan dengan artikel ini: