Sejak terbitnya Scouting for Boys tahun 1908, gerakan Kepanduan Putra dan Putri di seluruh dunia menyatakan janji atau bersumpah untuk meraih cita-cita dan tujuan organisasi, dan menepati ketentuan moral (darma). Kata-kata dalam janji kepanduan (dikenal dengan istilah satya) dapat bervariasi di berbagai negara. Sejumlah satya organisasi nasional dapat muncul di bawah. Meskipun sebagian besar organisasi Kepanduan Putra dan Putri menggunakan kata "janji", beberapa organisasi seperti Kepanduan Amerika Serikat cenderung menyatakan "sumpah". Biasanya, Pandu Putra dan Putri akan membuat salam tiga jari saat mengucapkan janji. Dalam kepramukaan, satya yang tiga ini disebut trisatya.
Bunyi naskah asli
Janji pramuka dalam buku karya Baden-Powell berbunyi:[1]
Teks asli berbahasa Inggris
Terjemahannya
Before he becomes a scout, a boy must take the scout's oath, thus:
'On my honour I promise that—
I will do my duty to God and the King.
I will do my best to help others, whatever it costs me.
I know the scout law, and will obey it.'
While taking this oath the scout will stand, holding his right hand raised level with his shoulder, palm to the front, thumb resting on the nail of the little finger and the other three fingers upright, pointing upwards:—
This is the scout's salute and secret sign.
Sebelum menjadi anggota Pramuka, seorang anak laki-laki harus bersumpah dengan mengucapkan:
'Demi kehormatanku, aku berjanji dengan bersungguh-sungguh:
menjalankan kewajibanku kepada Tuhan dan Raja
menolong sesama hidup, tanpa pamrih.
menepati Darma Kepanduan.'
Saat berjanji atau bersumpah, seorang pandu akan berdiri mengangkat tangan kanan sejajar dengan bahu, telapak tangan ke depan, ibu jari bertumpu pada kuku kelingking dan tiga jari lainnya tegak, menunjuk ke atas:
— Tanda ini adalah adalah tanda penghormatan rahasia kepanduan.
Naskah dalam AD/ART Gerakan Pramuka
Bunyi yang kira-kira sama, tetapi memiliki enam kewajiban:[2]
Demi kehormatanku aku berjanji akan bersungguh-sungguh—
menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia, serta mengamalkan Pancasila;
menolong sesama hidup dan ikut serta membangun masyarakat;
menepati Dasadarma Pramuka.
Persyaratan Organisasi Kepanduan Dunia
Janji kepanduan dapat berbeda di berbagai negara, tetapi harus mematuhi persyaratan minimum yang ditetapakan Organisasi Kepanduan Dunia agar mematuhi syarat sah keanggotaan organisasi nasional. Anggaran Dasar WOSM Pasal II ayat 2 berbunyi:[3]
All members of the Scout Movement are required
to adhere to a Scout Promise and Law reflecting, in
language appropriate to the culture and civilization of
each National Scout Organization and approved by the
World Organization, the principles of Duty to God, Duty
to others and Duty to self, and inspired by the Promise
and Law originally conceived by the Founder of the
Scout Movement in the following terms:
The Scout Promise
On my honour I promise that I will do my best—
To do my duty to God and the King (or to God and my Country);
To help other people at all times;
To obey the Scout Law.
Terjemahannya:
Setiap anggota Gerakan Kepanduan (Dunia) wajib mematuhi satya dan darma Kepanduan dalam bahasa yang sesuai dengan budaya dan peradaban setiap Organisasi Kepanduan Nasional dan disetujui oleh Organisasi Dunia, prinsip-prinsip kewajiban kepada Tuhan, kepada orang lain, diri sendiri, dan diilhami oleh satya dan darma yang digagas oleh pendiri gerakan kepanduan nasional dengan ketentuan sebagai berikut:
Janji (Satya)
Demi kehormatanku, aku berjanji akan bersungguh-sungguh—
Menjalankan kewajibanku kepada Tuhan dan Raja (atau kepada Tuhan dan Negara);
Menolong sesama hidup;
Menepati Darma Kepanduan.
Untuk menghormati setiap orang yang beragama, konsep "Tuhan" merujuk pada setiap kekuatan spiritual Yang Mahatinggi, dan tidak terbatas pada Tuhan agama monoteistik. Anggaran Dasar Organisasi Kepanduan Dunia menyebut "kewajiban kepada Tuhan" sebagai "ketaatan pada prinsip-prinsip spiritual, kesetiaan kepada agama yang dianut, serta kewajiban yang dijalankan masing-masing pemeluknya serta pahalanya." [3]
Asosiasi Kepanduan Putri Sedunia yang merupakan saudari dari Organisasi Kepanduan Dunia, memiliki perkataan yang mirip dalam Anggaran Dasarnya (Pasal 4 ayat 2: Original Promise),[4] dan mengikuti kebijakan yang mirip
Pada tahun 2014, Organisasi Kepanduan Dunia mengeluarkan resolusi terkait spiritualitas dalam kepramukaan, mengakui pentingnya spiritualitas, tanpa harus mempergunakan kata "Tuhan".[5] Organisasi Kepanduan Dunia kemudian membentuk satgas “Duty to God” 2015, yang kelak menghasilkan rancangan resolusi lain untuk dipertimbangkan pada konferensi 2017.[6] Resolusi akhir 2017 yang disahkan mengindikasikan perlunya tinjauan lanjutan, Organisasi Kepanduan Dunia perlu mempertimbangkan "budaya dan peradaban" organisasi anggota jika diminta untuk menyetujui perubahan pada Satya atau Darma mereka. Sebaliknya, organisasi anggota diminta untuk mempertimbangkan gerakan global dan tujuannya jika meminta pernyataan alternatif.[7]
Satya alternatif
Meski Anggaran Dasar Organisasi Kepanduan Dunia menyatakan bahwa satya tersebut menyertakan kewajibanku kepada Tuhan,[8] pendiri Pramuka Lord Baden-Powell menyetujui janji yang memasukkan kewajiban kepada Yang Mahatinggi lagi Mahabijaksana, atau perkataan lainnya terhadap Tuhan, atau tanpa rujukan langsung kepada Tuhan, untuk negara seperti Belgia, Cekoslowakia, Prancis, Luksemburg, Belanda, dan Finlandia.[9] Tiga di antaranya masih menggunakan satya alternatif (Prancis, Belanda, dan Ceko). Organisasi Kepanduan Dunia menyatakan pada 1932 bahwa tidak ada pengecualian baru dibuat dan menyatakan harapan agar semakin sedikit negara berhenti mengucap satya tanpa menyebutkan kewajibannya kepada Tuhan.[9]
Kepanduan Israel, meski didirikan 1919/1920, dan bergabung WOSM pada 1951 dan WAGGGS pada 1963, tidak menggunakan frasa "kewajiban kepada Tuhan" atau pernyataan lainnya yang setara pada satyanya.[10]Pada 1969, Eclaireuses et Eclaireurs israélites de France memutuskan berhenti menyebut nama Tuhan dalam satyanya karena tidak konsistennya kehidupan beragama dan penyebutan Tuhan dalam pandangan Yahudi. Kata Tuhan (Dieu), diturunkan dari kata Zeus, dianggap sebagai paganisme dalam teks maupun pendidikan Yahudi.[11][12]
Pada akhir abad ke-20 dan awal abad ke-21, sejumlah organisasi yang berafiliasi dengan WOSM dan WAGGGS juga mengadaptasi satya alternatif. Contohnya Scouterna (Swedia),[13] Kepanduan Australia,[14] dan Kepanduan Kanada.[15]
Pramuka Siaga menggunakan janji alternatif yang dikenal dengan nama Dwisatya. Bunyinya adalah:[16]
Demi kehormatanku aku berjanji akan bersungguh-sungguh—
menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan Yang Maha Esa, Negara Kesatuan Republik Indonesia dan menurut aturan keluarga.
setiap hari berbuat kebaikan.
Di luar Organisasi Kepanduan Dunia
Sejumlah sekte kepanduan yang menganut sistem tradisional seperti Baden-Powell Scouts yang menjadi anggota Federasi Kepanduan Independen Dunia, menggunakan sejumlah satya termasuk Satya asli yang menyertakan rujukan kepada Tuhan.[17] Ada beberapa sebagai contoh, 1st Tarrant Scout Group di Fort Worth, Texas mencampur satya asli[18] dan "janji orang asing" yang menghilangkan rujukan kepada Tuhan atau raja karena alasan hati nurani.[19]
Referensi
^Baden-Powell, C.B., F.R.G.S., Robert (1908). Scouting for Boys (Part I ed.). London: Oxford: Oxford University Press. hlm. 36-37. ISBN978-0192805478.Pemeliharaan CS1: Banyak nama: authors list (link)
^"WOSM Constitution and By-Laws"(PDF). World Scout Bureau. Diarsipkan dari versi asli(PDF) tanggal 16 November 2008. Diakses tanggal 10 March 2007.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)