Jammu dan Kashmir adalah suatu daerah di India yang berstatus sebagai wilayah persatuan[1] dan terdiri dari bagian selatan wilayah Kashmir yang lebih besar Kashmir, yang telah menjadi sengketa antara India dan Pakistan sejak 1947, dan India dan Tiongkok sejak 1962.[3][17] Garis Kendali membagi Jammu dan Kashmir dari wilayah kendali oleh Pakistan di Azad Kashmir dan Gilgit-Baltistan di barat dan utara. Wilayah persatuan Jammu dan Kashmir terletak di sebelah utara negara bagian Himachal Pradesh dan Punjab dan sebelah barat Ladakh, yang juga bagian sengketa Kashmir, dan juga dikelola oleh India sebagai wilayah persatuan.[2]
Ketentuan untuk pembentukan wilayah persatuan Jammu dan Kashmir terkandung dalam Undang-undang Perombakan Jammu dan Kashmir, 2019, yang disahkan oleh dua majelis Parlemen India pada Agustus 2019. Undang-undang tersebut merombak kembali bekas negara bagian Jammu dan Kashmir menjadi dua wilayah persatuan, satu menjadi Jammu-Kashmir dan yang lain menjadi Ladakh, yang berlaku mulai 31 Oktober 2019.[18]
The union territory is part of the larger region of Kashmir, which has been the subject of dispute between India, Pakistan, and China since the partition of the subcontinent in 1947. ... The territory that India administered on its side of the line, which contained both Jammu (the seat of the Dogra dynasty) and the Vale of Kashmir, took on the name Jammu and Kashmir. However, both India and Pakistan have continued to claim the entire Kashmir region
Ladakh, large area of the northern and eastern Kashmir region, northwestern Indian subcontinent. Administratively, Ladakh is divided between Pakistan (northwest), as part of Gilgit-Baltistan, and India (southeast), as part of Ladakh union territory (until October 31, 2019, part of Jammu and Kashmir state); in addition, China administers portions of northeastern Ladakh.
|url-status=
Jammu and Kashmir will also have its own legislative assembly, under which, according to the Act, the number of seats will go up to 114 from 87 currently, following a delimitation exercise.
Shina is the most eastern of these languages and in some of its dialects such as the Brokpa of Dah and Hanu and the dialect of Dras, it impinges upon the area of the Sino-Tibetan language family and has been affected by Tibetan with an overlay of words and idioms.