Firaun Dinasti keenam yang dikenal adalah sebagai berikut (tahun-tahun merupakan perkiraan yang belum dapat dipastikan, dengan rentang kesalahan sekitar 10 tahun). Para firaun dinasti ini memerintah sekitar 164 tahun. Nama Horus dan nama para ratu dikutip dari Dodson and Hilton.
Dinasti VI dianggap oleh banyak ilmuwan sebagai wangsa terakhir Kerajaan Lama, meskipun The Oxford History of Ancient Egypt[1] memasukkan Dinasti VII dan VIII sebagai bagian Kerajaan Lama. Manetho menulis bahwa para raja ini memerintah dari Memphis, karena piramid-piramid mereka dibangun di Saqqara, sangat dekat satu sama lain.[2]
Teti
Dinasti VI didirikan oleh Teti, yang menikah dengan Iput, umumnya diyakini sebagai putri Firaun Dinasti V, Unas. Manetho menyatakan bahwa Teti akhirnya dibunuh oleh pengawalnya sendiri, tetapi tidak ada sumber-sumber kontemporer yang memastikan hal ini.[3]
Pepi I
Dalam dinasti ini, dikirimkan sejumlah ekspedisi ke Wadi Maghara di Semenanjung Sinai untuk menambang turquoise dan tembaga, serta juga tambang-tambang di Hatnub dan Wadi Hammamat. Firaun Djedkara mengirimkan ekspedisi dagang ke negeri Punt di selatan dan ke Byblos di utara, sedangkan Pepi I mengirimkan ekspedisi tidak hanya ke lokasi-lokasi tersebut, tetapi juga sejauh Ebla sekarang terletak di Suriah.
Pepi II
Firaun yang paling terkemuka dari dinasti ini adalah Pepi II, yang dicatat memerintah selama 94 tahun,[4]salah satu raja yang memerintah paling lama dalam sejarah.
Menurut Midras, Firaun pada waktu bangsa Israel keluar dari Mesir bernama Adikam dan hanya memerintah singkat selama 4 tahun, tetapi Firaun sebelumnya, yang setelah kematiannya Musa kembali ke Mesir (Keluaran 2:23; 4:19), bernama Malul, yang memerintah dari usia 6 tahun sampai 100 tahun, selama 94 tahun.[5] Informasi ini sama dengan data mengenai Pepi (or Phiops) II yang diketahui dari tulisan sejarawan-imam Mesir Manetho, dari abad ke-3 SM, maupun dari catatan papirus Mesir kuno, "Daftar Raja Turin".[6]
Nitiqret
Dalam bahasa Yunani nama Nitiqret dikenal sebagai Nitokris, seorang firaun perempuan yang diyakini oleh para pakar bukan saja sebagai Firaun perempuan pertama, namun juga Ratu pertama di dunia, meskipun sekarang diterima bahwa nama ini merupakan kesalahan alih aksara dari firaun laki-laki Neitiqerty Siptah.
Kebangkitan para bangsawan
Dengan meningkatnya jumlah inskripsi biografi dalam makam-makam bukan keluarga raja,[7] pengetahuan mengenai sejarah kontemporer Mesir kuno juga meluas.[8] Misalnya, dapat diketahui adanya rencana pemberontakan yang gagal terhadap Pepi I.[9]
^Ian Shaw ed., The Oxford History of Ancient Egypt, 2000
^Sir Alan Gardiner, Egypt of the Pharaohs, Oxford University Press 1964, p. 91
^Naguib Kanawati, Conspiracies in the Egyptian Palace: Unis to Pepy I, Routledge 2003, p.157
^Ian Shaw, The Oxford History of Ancient Egypt, Oxford University Press 2000, p.116
^Sefer HaYashar dan The Prayer of Asenath (suatu karya pseudepigrafa kuno) memuat informasi ini, meskipun Sefer HaYashar hanya menyebutkan lama pemerintahan 94 tahun tanpa mencatat usia Malul.