Deteksi tepi adalah cara-cara matematis untuk mengenali titik-titik dalam citra digital yang kecerahannya berubah drastis atau, secara formal, memiliki diskontinuitas. Titik-titik yang mengalami perubahan kecerahan secara drastis biasanya berada dalam suatu garis atau kurva yang disebut sebagai tepi. Deteksi tepi adalah alat dasar dalam pengolahan citra digital, penglihatan mesin, dan penglihatan komputer, khususnya dalam bidang deteksi fitur dan ekstraksi fitur.[1]
Latar belakang
Tujuan deteksi perubahan tajam pada kecerahan citra adalah untuk menangkap kejadian dan perubahan penting. Dapat ditunjukkan bahwa, dengan asumsi umum pembentukan citra, diskontinuitas kecerahan citra dapat berasal dari[2][3]
diskontinu kedalaman,
diskontinu orientasi bidang,
perubahan sifat material, dan
variasi pencahayaan ruang.
Pada kasus ideal, hasil penerapan pendeteksi tepi terhadap citra dapat menghasilkan himpunan kurva yang terhubung yang menunjukkan batasan/tepian objek, batasan penanda bidang, dan kurva batasan orientasi bidang. Jadi, penerapan algoritme deteksi tepi terhadap citra dapat mengurangi jumlah data yang diolah secara signifikan dan membuang informasi-informasi yang kurang relevan tanpa mengurangi struktur dalam citra. Jika deteksi tepi berhasil, tugas selanjutnya dalam menafsirkan isi informasi citra akan mudah. Namun, hasilnya tidak selalu ideal untuk citra dunia nyata dengan kompleksitas sedang ke atas.
^Umbaugh, Scott E (2010). Digital image processing and analysis: human and computer vision applications with CVIPtools (edisi ke-2). Boca Raton, FL: CRC Press. ISBN978-1-4398-0205-2.
^
H. G. Barrow dan J. M. Tenenbaum (1981). "Interpreting line drawings as three-dimensional surfaces". Artificial Intelligence. 17 (1–3): 75–116.Pemeliharaan CS1: Menggunakan parameter penulis (link)