Di bawah arahannya, reformasi terjadi dalam berbagai aspek di Tiongkok mulai dari politik, ekonomi, dan kehidupan sosial. Ia membuang banyak doktrin komunis dan memasukkan elemen-elemen sistem perdagangan bebas ke dalam ekonomi Tiongkok. Ia mengembalikan kestabilan dan perkembangan ekonomi setelah kegagalan Revolusi Budaya sehingga Tiongkok menjadi salah satu negara dengan laju perkembangan ekonomi tercepat di dunia. Masa pemerintahannya juga diwarnai dengan peristiwa di Lapangan Tiananmen di Beijing tahun 1989.
Pendidikan dan awal karier
Deng Xiaoping lahir pada tanggal 22 Agustus 1904 di Guang’an, Provinsi Sichuan dengan nama Deng Xixian. Keluarganya adalah orang Hakka Sichuan, dengan leluhur yang berasal dari Meixian. Ayahnya merupakan seorang tuan tanah.
Deng bergabung dengan Partai Komunis Tiongkok saat menempuh pendidikan sekolah menengah. Ia berkesempatan belajar di Prancis (1920-1924) dan Uni Soviet (1925-1926) serta aktif dalam pergerakan komunis. Ia kembali ke negaranya pada tahun 1926 menjadi pelaksana militer di Soviet Jiangxi, daerah otonomi komunis di barat daya Tiongkok yang didirikan tahun 1931 oleh Mao Zedong.
Deng Xiaoping mengikuti Long March tahun 1934-1935 ketika pasukan komunis di bawah Mao berperang melawan pasukan nasionalis di pihak Chiang Kai-shek. Long March bertujuan ke basis baru di Provinsi Shaanxi, barat laut Tiongkok. Perang dengan Jepang pecah pada tahun 1937 dan Deng menjabat pemimpin Pasukan Revolusioner Tiongkok. Dari tahun 1937 sampai 1945 ia ditunjuk oleh sekretaris Komite Pusat Partai Komunis untuk menjabat petinggi di divisi Tentara Rute Kedelapan. Berkat kepemimpinannya, Partai Komunis berkembang pesat dan mampu melakukan revolusi tahun 1946 – 1949.
Pada tahun 1952 ia dipanggil ke Beijing untuk dilantik sebagai wakil perdana menteri. Kariernya terus naik dengan diangkat sebagai sekretaris jendral Partai Komunis Tiongkok pada tahun 1954 dan juga sebagai anggota Biro Politik tahun 1955.
Dari pertengahan tahun 1950-an, Deng bertanggung jawab menciptakan kebijakan-kebijakan urusan domestik dan internasional. Ia menjadi sangat dekat dengan pemimpin pragmatis seperti Liu Shaoqi yang menekankan pentingnya insentif sumber daya material dan sumber daya teknisi dan kepemimpinan sebagai dasar dari pengembangan ekonomi Tiongkok.
Mao Zedong pada awalnya memuji kepandaian berorganisasi Deng, tetapi akhirnya memudar pada tahun 1960-an semasa Revolusi Kebudayaan. Pandangan Deng tidak cocok dengan kebijakan Mao yang egaliter. Deng memiliki pandangan kuat terhadap kepentingan diri individual, bertentangan dengan pandangan Mao yang mementingkan kebijakan egaliter dan antusiasme revolusioner sebagai kunci perkembangan ekonomi. Deng akhirnya diberhentikan dari posnya. Bersama keluarganya, ia dikirim ke pedesaan di Jiangxi untuk menjalani reedukasi.
Revolusi Kebudayaan dan kembali ke partai
Deng diserang oleh para pendukung radikal Mao semasa Revolusi Kebudayaan (tahun 1966-1967). Ia dicopot dari jabatan di partai dan pos pemerintahan. Selama kurun waktu 1967-1969 ia menghilang dari pengelihatan publik.
Perdana menteri Zhou Enlai merasa membutuhkan kemampuan berorganisasi Deng, sehingga pada tahun 1973, ia ditunjuk sebagai wakil perdana menteri. Pada tahun 1975, ia dilantik sebagai sekretaris partai Komite Pusat, anggota Biro Politik dan kepala staf jenderal. Melihat statusnya sebagai politisi aktif, setelah kematian Zhou (Januari 1976), ia disebut-sebut sebagai calon utama pengganti perdana menteri. Namun, para pendukung setia Mao semasa Revolusi Budaya, Gang of Four, berhasil menyingkirkan Deng. Mao tutup usia pada bulan September 1976. Penggantinya, Hua Guofeng mendukung Deng untuk kembali menduduki jabatan di dalam partai. Sementara itu Gang of Four juga telah disingkirkan. Ia bersama Hua bekerja sama mengendalikan jalannya partai dan pemerintahan. Kecemerlangan Deng dan semakin meluasnya dukungan untuknya, membuat Hua menyerahkan kepemimpinannya kepada Deng pada tahun 1980-1981. Zhao Ziyang menjadi perdana menteri, Hu Yaobang menjabat sekjen Partai Komunis, keduanya menghormati Deng Xiaoping.
Kebijakan-kebijakan untuk memajukan perekonomian
Ia membentuk manajemen ekonomi yang terpusat serta rencana ekonomi jangka panjang yang fleksibel. Petani-petani diberi kendali secara individu dan kewajiban atas produksi dan keuntungan mereka, kebijakan ini pada akhirnya meningkatkan produksi pertanian secara besar-besaran dalam beberapa tahun sejak dimulai pada tahun 1981. Deng menekankan kewajiban individual dalam pembuatan keputusan ekonomi, insentif material sebagai hasil yang diterima untuk industri dan inisiatif, serta pembentukan kader yang terampil, teknisi yang berpengalaman, dan manajer sebagai ujung tombak pengembangan negara. Ia membebaskan banyak perusahaan dari kontrol dan kendali pemerintah pusat dan memberi pemilik pabrik kebijakan menentukan level produksi dan mengejar keuntungan keuntungan masing-masing. Dalam kebijakan hubungan luar negeri, Deng memperkuat hubungan dagang dan kebudayaan dengan barat, membuka Tiongkok bagi investasi perusahaan asing.
Sejak saat itu, Deng dinilai berhasil memajukan Tiongkok dengan kebijakan-kebijakannya. Melalui konsensus, kompromi dan persuasi, Deng merancang reformasi penting di dalam bidang politik, ekonomi dan kehidupan sosial Tiongkok. Reformasi sosial terpenting darinya ialah program keluarga berencana Kebijakan Satu Anak guna mengendalikan pertumbuhan jumlah penduduk Tiongkok
Peristiwa Lapangan Tianamen dan tahun-tahun akhir
Ia merupakan anggota Komite Berdiri yang sangat kuat di Biro Politik. Ia mendapat kendali atas angkatan bersenjata lewat perannya sebagai Ketua Komisi Militer Pusat Partai Komunis. Ia juga sebagai Wakil Ketua Partai Komunis. Mengingat posisinya yang kuat itu, ia dianggap sebagai pembuat kebijakan utama sepanjang 1980-an. Pada tahun 1987 ia turun dari Komite Pusat PKT, lalu menyerahkan kursinya di Biro Politik dan Komite Berdiri.
Deng menghadapi kejadian-kejadian pada bulan April-Juni 1989. Zhao telah menggantikan Hu Yaobang sebagai sekjen PKT pada tahun 1987. Kematian Hu pada bulan April 1989 menimbulkan beberapa demonstrasi mahasiswa di Lapangan Tiananmen menuntuk kebebasan politik yang lebih banyak dan pemerintahan yang demokratis. Setelah beberapa kali merasa enggan, Deng mendukung usul tokoh-tokoh di dalam partai untuk melakukan pembubaran secara paksa para demonstran. Pada bulan Juni angkatan bersenjata menekan para demonstran yang menyebabkan terjadinya Insiden Tiananmen. Zhao digantikan oleh Jiang Zemin yang pada tahun 1989 menggantikan kedudukan Deng di kursi Komisi Militer. Mulai tahun 1990-an, Deng tidak lagi aktif dalam kepemimpinan partai namun masih sangat berpengaruh hingga akhir hidupnya.
Walaupun ia dikritik dunia internasional karena perannya dalam Insiden Tiananmen, ia tetap memiliki kekuatan dan kedudukan penting dalam politik maupun ekonomi Tiongkok. Ia telah memilih penggantinya sehingga menjelang tahun-tahun terakhir ia telah menjauh dari urusan politik. Ia meninggal di Beijing tanggal 19 Februari 1997 pada usia 92 tahun.
Jasa dan peran dalam perekonomian dan hubungan internasional
Deng mengembalikan kestabilan dalam negeri serta perkembangan ekonomi Tiongkok setelah kehancuran hebat pada periode Revolusi Budaya. Di bawah kepemimpinannya, Tiongkok menjadi negara dengan perkembangan ekonomi yang melesat, diikuti dengan naiknya standar hidup, kebebasan budaya dan hubungan dengan negara-negara lain. Walau PKT masih menjadi satu-satunya partai, tetapi mendukung mekanisme pasar bebas dalam bidang perekonomian.