Astadasaparwa (Dewanagari: अष्टदशपर्व; ,IAST: Aṣṭadaśaparva,अष्टदशपर्व) adalah nama bagi delapan belas parwaMahabharata, sebuah naskah wiracaritaHindu dari India. Hampir setiap kitab memiliki subparwa atau pembagian suatu parwa (Dewanagari: पर्व; ,IAST: parva,; paruh, bagian); beberapa kitab yang pendek, seperti Prasthanikaparwa dan Swargarohanaparwa tidak memiliki subparwa. Setiap buku memiliki jumlah subparwa yang berbeda-beda. Jika dirunut dari Adiparwa hingga Hariwangsa, maka ada sekitar 100 subparwa dalam Mahabharata.
Kitab Mahābhārata merupakan wiracarita atau puisi kepahlawanan terpanjang di dunia dan dinyatakan sebagai "puisi terpanjang yang pernah ada".[1][2] Prasasti tembaga yang ditulis pada masa pemerintahan Maharaja Sharvanatha (533–534 M) dari Khoh (distrik Satna, Madhya Pradesh, India) menyatakan Mahābhārata sebagai "himpunan 100.000 sloka" (śata-sahasri saṃhitā).[3] Salah satu versi Mahabharata yang terpanjang memiliki 100.000 sloka atau lebih dari 200.000 baris puisi (setiap sloka merupakan kuplet), dan baris prosa yang panjang.[3]
Mayasura membangun gedung persamuhan megah di Indraprastha untuk Pandawa, kemudian Yudistira menyelenggarakan upacara Rajasuya di sana. Duryodana iri dengan kemasyhuran para Pandawa, lalu mengajak Pandawa bermain dadu dengan taruhan masa pengasingan selama dua belas tahun, dan masa penyamaran selama setahun.
Pandawa harus menjalani masa pengasingan di hutan selama dua belas tahun karena kalah taruhan dengan Korawa. Pada masa pengasingan itu, Yudistira menyesali sifatnya yang tidak mampu menolak jika diajak berjudi, Bima bertemu Hanoman dan mendapat ilmu darinya, sedangkan Arjuna bertualang ke kahyangan.
Setelah menjalani kehidupan di hutan selama dua belas tahun, akhirnya para Pandawa memilih kerajaan Wirata untuk menjalani masa penyamaran selama setahun.
Setelah para Pandawa kembali dari masa pengasingan dan penyamaran, Duryodana tidak mau mengembalikan apa yang menjadi hak Yudistira. Akhirnya mereka berencana untuk bertempur. Perundingan damai dilakukan oleh Kresna, tetapi gagal. Akhirnya kedua belah pihak mengumpulkan pasukan masing-masing untuk berperang di Kurukshetra.
Bisma menjadi panglima tertinggi pasukan Korawa. Akhirnya ia tumbang setelah menerima serangan dari Srikandi dan Arjuna. Kitab ini mencakup Bhagawadgita pada bab 25–42.[4][5]
Setelah Bisma kalah, Drona diangkat sebagai panglima tertinggi pasukan Korawa. Kitab ini banyak menceritakan detail pertempuran. Akhirnya Drona gugur setelah dipenggal oleh Drestadyumna.
Aswatama, Krepa, dan Kertawarma membunuh para kesatria sekutu Pandawa saat malam hari. Akhirnya hanya tersisa tujuh kesatria di pihak Pandawa, dan tiga kesatria di pihak Korawa.
Kisah ratap tangis Gandari dan janda para kesatria yang gugur di medan perang Kurukshetra. Kemudian Gandari mengutuk agar keluarga Kresna (kaum Yadawa) kelak saling bantai dalam perang saudara sebagaimana kaum Korawa.
Pemahkotaan Yudistira sebagai penguasa kerajaan Kuru dengan pusat pemerintahan di Hastinapura. Kepada raja yang baru, Bisma memberikan ceramah tentang ilmu kemasyarakatan, ekonomi, dan politik. Ini merupakan buku terpanjang dalam Mahabharata, dan terdiri dari banyak interpolasi.[6]
Wejangan terakhir dari Bisma kepada generasi penerus Dinasti Kuru, sebelum ia menghembuskan napas terakhirnya. Kitab ini juga mengandung banyak interpolasi sebagaimana Santiparwa.[7]
Yudistira menyelenggarakan upacara Aswamedha (korban kuda) demi menegakkan hegemoni di Bharatawarsha. Arjuna menaklukkan kerajaan-kerajaan yang dilalui oleh kuda yang dijadikan sarana upacara. Arjuna juga bertemu dengan Babruwahana, anak kandungnya yang ia tinggalkan sejak masih kecil. Dalam kitab ini, Kresna menuturkan Anugita kepada Arjuna.
Dretarastra, Kunti, dan Gandari memutuskan untuk bersuluk ke tengah hutan. Di sana, mereka wafat terbakar oleh api. Widura wafat mendahului mereka, sedangkan Sanjaya bertapa ke Himalaya atas keinginan Dretarastra.
Samba dan para pemuda Yadawa mengolok-olok para resi yang berkunjung ke Dwaraka. Akhirnya para resi mengutuk agar kaum Yadawa berperang saudara dengan senjata gada yang dikeluarkan dari perut Samba. Setelah perang saudara berakhir, Kresna dan Baladewa wafat, kemudian Dwaraka ditelan samudra.
Para Pandawa dan istri mereka melakukan ziarah ke berbagai tempat suci, kemudian memutuskan untuk mendaki Himalaya sebagai tujuan akhir perjalanan mereka. Satu per satu, para Pandawa wafat di tengah perjalanan, menyisakan Yudstira seorang yang ditemani seekor anjing. Akhirnya ia bertemu dengan Dewa Indra.
Kitab Adiparwa merupakan kitab pertama dari seri Astadasaparwa yang menceritakan berbagai kisah yang bernafaskan ajaran Hindu. Kisah kepahlawanannya dibumbui oleh ilmu sakti dan mitologi. Pada bagian awal yang diceritakan adalah kisah Maharaja Janamejaya yang menyelenggarakan upacara pengorbanan ular demi membalas kematian ayahnya parikesit (cucu arjuna dari abimanyu) yang dibunuh oleh ular taksaka. Upacara yang diselenggarakannya kemudian gagal. Untuk menghibur Sang Raja, Bagawan Wesampayana menuturkan sebuah kisah tentang para leluhur Sang Raja, kemudian beralih kepada cerita pemutaran Mandaragiri, kisah Sang Garuda dan para Naga, kisah Bagawan Dhomya, kisah para Raja besar: Yayati, Bharata, Santanu. Selain itu kitab Adiparwa juga menceritakan kisah kelahiran Rsi Byasa (penyusun kitab Mahabharata), kisah masa kecil Pandawa dan Korawa, kisah para Pandawa mendapatkan Dropadi sebagai istri mereka atas kemenangan Sang Arjuna, kisah Arjuna yang mengasingkan diri ke hutan kemudian menikah dengan Citrānggadā, Ulupi, dan Subadra, serta kisah lahirnya Abimanyu, putra Arjuna dengan Subadra.
Kitab Sabhaparwa merupakan kitab kedua dari seri Astadasaparwa. Kitab Sabhaparwa menceritakan kisah para Korawa yang mencari akal untuk melenyapkan para Pandawa. Atas siasat licik Sangkuni, Duryodana mengajak para Pandawa main dadu. Taruhannya adalah harta, istana, kerajaan, prajurit, sampai diri mereka sendiri. Dalam permainan yang telah disetel dengan sedemikian rupa tersebut, para Pandawa kalah. Dalam kisah tersebut juga diceritakan bahwa Dropadi ingin dilucuti oleh Dursasana karena kekalahan pandawa. Atas bantuan Sri Kresna, Dropadi berhasil diselamatkan. Pandawa yang sudah kalah wajib untuk menyerahkan segala hartanya, tetapi berkat pengampunan dari Dretarastra, para Pandawa mendapatkan kebebasannya kembali. Tetapi karena siasat Duryodana yang licik, perjudian dilakukan sekali lagi. Kali ini taruhannya adalah siapa yang kalah harus keluar dari kerajaannya dan mengasingkan diri ke hutan selama 12 tahun. Pada tahun yang ke-13, yang kalah harus hidup dalam penyamaran selama 1 tahun. Pada tahun yang ke-14, yang kalah berhak kembali ke kerajaannya. Dalam pertanding]an tersebut, para Pandawa kalah sehingga terpaksa mereka harus meinggalkan kerajaannya.
Kitab Wanaparwa merupakan kitab ketiga dari seri Astadasaparwa. Kitab Wanaparwa menceritakan kisah pengalaman para Pandawa bersama Dropadi di tengah hutan. Mereka bertemu dengan Rsi Byasa, seorang guru rohani yang mengajarkan ajaran-ajaran Hindu kepada Pandawa dan Dropadi, istri mereka. Atas saran Rsi Byasa, Arjuna bertapa di gunung Himalaya agar memperoleh senjata sakti yang kelak digunakan dalam Bharatayuddha. Kisah Sang Arjuna yang sedang menjalani masa bertapa di gunung Himalaya menjadi inspirasi untuk menulis Kakawin Arjuna Wiwaha.
Kitab Wirataparwa merupakan kitab keempat dari seri Astadasaparwa. Kitab ini menceritakan kisah penyamaran para Pandawa beserta Dropadi di Kerajaan Wirata. Yudistira menyamar sebagai seorang ahli agama, Bima menyamar sebagai juru masak, Arjuna menyamar sebagai guru tari, Nakula menyamar sebagai penjaga kuda, Sahadewa menyamar sebagai pengembala, dan Dropadi menyamar sebagai penata rias.
Kitab Udyogaparwa merupakan kitab kelima dari seri Astadasaparwa. Kitab ini menceritakan sikap Duryodana yang tidak mau mengembalikan kerajaan para Pandawa yang telah selesai menjalani masa pengasingan, tetapi sebaliknya ia menantang mereka untuk berperang. Pandawa yang selalu bersabar mengirimkan duta perdamaian ke pihak Korawa, tetapi usaha mereka tidak membuahkan perdamaian. Sikap para Korawa membuat perang tidak dapat dielakkan. Pandawa dan Korawa mempersiapkan kekuatannya dengan mencari bala bantuan dan sekutu ke seluruh pelosok Bharatawarsha (India Kuno). Sri Kresna mengajukan tawaran kepada Pandawa dan Korawa, bahwa di antara mereka boleh meminta satu pilihan: pasukannya atau tenaganya. Melihat tawaran tersebut, Pandawa yang diwakili Arjuna menginginkan tenaga Sri Kresna sebagai kusir dan penasihat sedangkan Korawa yang diwakili Duryodana memilih pasukan Sri Kresna. Dalam kitab ini juga diceritakan kisah perjalanan Salya – “Sang Raja Madra” – menuju markas Pandawa karena memihak mereka, tetapi di tengah jalan ia disambut dengan baik oleh Duryodana sehingga Salya mengubah pikirannya dan memihak Korawa karena merasa berhutang kepada Duryodana. Duryodana juga berniat jahat terhadap Sri Kresna namun karena Sri Kresna bukan manusia biasa, maka usahanya tidak berhasil.
Kitab Bhismaparwa merupakan kitab keenam dari seri Astadasaparwa. Kitab ini menceritakan kisah dimulainya pertempuran akbar antara pihak Pandawa dan Korawa di sebuah daratan luas yang sangat suci dan keramat bernama Kurukshetra, letaknya di sebelah utara negeri India. Setelah kedua belah pihak sepakat dengan aturan perang, maka kedua belah pihak berkumpul dan memenuhi daratan Kurukshetra, siap untuk berperang. Pihak Korawa dipimpin oleh Bhisma sedangkan pihak Pandawa dipimpin oleh Drestadyumna. Sebelum pertempuran berlangsung, Arjuna dilanda keraguan dan kebimbangan setelah ia melihat para saudara dan kerabatnya berkumpul untuk saling membantai. Arjuna tidak tega untuk membunuh para Korawa, yang masih merupakan saudara. Karena Arjuna dilanda oleh berbagai keraguan, Kresna yang berperan sebagai kusir kereta Arjuna mencoba menyadarkannya dengan memberikan wejangan-wejangan suci yang kemudian dikenal sebagai “Bhagawad Gita”, atau “Nyanyian seorang rohaniwan”. Bhagawad Gita ini menjadi kitab tersendiri yang merupakan intisari dari ajaran-ajaran Veda. Wejangan suci dari Kresna membuat Arjuna bangkit, dan melangsungkan pertempuran. Akhirnya Bhisma yang menjadi panglima perang Korawa, gugur pada hari kesepuluh dengan siasat Arjuna yang menggandeng Srikandi.
Kitab Dronaparwa merupakan kitab ketujuh dari seri Astadasaparwa. Kitab ini menceritakan kisah diangkatnya Bagawan Drona sebagai panglima perang pasukan Korawa setelah Rsi Bhisma gugur di tangan Arjuna. Dalam kitab ini diceritakan bahwa Drona ingin menangkap Yudistira hidup-hidup untuk membuat Duryodana senang. Usaha tersebut tidak berhasil karena Arjuna selalu melindungi Yudistira. Pasukan yang dikirim oleh Duryodana untuk membinasakan Arjuna selalu berhasil ditumpas oleh para ksatria Pandawa seperti Bima dan Satyaki. Dalam kitab Dronaparwa juga diceritakan tentang siasat Sri Kresna yang menyuruh agar Bima membunuh gajah bernama Aswatama. Setelah gajah tersebut dibunuh, Bima berteriak sekeras-kerasnya bahwa Aswatama mati. Drona menanyakan kebenaran ucapan tersebut kepada Yudistira, dan Yudistira berkata bahwa Aswatama mati. Mendengar hal tersebut, Drona kehilangan semangat berperang sehingga meletakkan senjatanya. Melihat hal itu, ia dipenggal oleh Drestadyumna. Setelah kematian Drona, Aswatama, putra Bagawan Drona, hendak membalas dendam. Dalam kitab Dronaparwa juga diceritakan kisah gugurnya Abimanyu yang terperangkap dalam formasi Cakrawyuha serta gugurnya Gatotkaca dengan senjata sakti panah Konta.
Kitab Karnaparwa merupakan kitab kedelapan dari seri Astadasaparwa. Kitab ini menceritakan kisah diangkatnya Karna sebagai panglima perang pasukan Korawa, menggantikan Bagawan Drona yang telah gugur. Setelah Abimanyu dan Gatotkaca gugur, Arjuna dan Bima mengamuk. Mereka banyak membantai pasukan Korawa. dalam kitab ini diceritakan bahwa Bima berhasil membunuh Dursasana dan merobek dadanya untuk meminum darahnya. Salya, Raja Madra, menjadi kusir kereta Karna. Kemudian terjadi pertengkaran antara Salya dengan Karna. Dalam kitab ini diceritakan bahwa roda kereta perang Karna terperosok ke dalam lubang. Karna turun dari kereta dan mencoba untuk mengangkat roda keretanya. Dengan senjata panah pasupati, Arjuna berhasil membunuh Karna yang sedang lengah.
Kitab Salyaparwa merupakan kitab kesembilan dari seri Astadasaparwa. Kitab ini menceritakan kisah diangkatnya Salya sebagai panglima perang pasukan Korawa, menggantikan Karna yang telah gugur. Salya hanya memimpin selama setengah hari, karena pada hari itu juga Salya gugur di tangan Yudistira. Dalam kitab ini diceritakan kisah Duryodana yang ditinggal mati saudara dan sekutunya dan kini hanya ia sendirian sebagai Korawa yang menyerang Pandawa. Semenjak seluruh saudaranya gugur demi memihak dirinya, Duryodana menyesali segala perbuatannya dan berencana untuk menhentikan peperangan. Ia pun bersedia untuk menyerahkan kerajaannya kepada para Pandawa agar mampu meninggalkan dunia fana dengan tenang. Sikap Duryodana tersebut menjadi ejekan bagi para Pandawa. Karena tidak tahan, Duryodana tampil ke medan laga dan melakukan perang tanding menggunakan gada melawan Bima. Dalam pertempuran tersebut, Kresna yang mengetahui kelemahan Duryodana menyuruh Bima agar memukul paha Duryodana. Setelah pahanya terpukul, Duryodana kalah. Namun sebelum ia meninggal, Aswatama yang masih hidup diangkat menjadi panglima perang.
Kitab Sauptikaparwa merupakan kitab kesepuluh dari seri Astadasaparwa. Kitab ini menceritakan kisah tiga kesatria dari pihak Korawa yang melakukan serangan membabi buta pada di malam hari, saat tentara Pandawa sedang tertidur pulas. Ketiga ksatria tersebut adalah Aswatama, Krepa, dan Kritawarma. Aswatama yang didasari motif balas dendam membunuh seluruh pasukan Panchala termasuk Drestadyumna, yang membunuh Drona, ayah Aswatama. Selain itu Aswatama juga membunuh Srikandi serta kelima putra Pandawa atau Pancawala. Aswatama kemudian menyesali perbuatannya lalu pergi ke tengah hutan, berlindung di pertapaan Rsi Byasa. Para Pandawa dan Kresna menyusulnya. Kemudian di sana terjadi pertarungan sengit antara Aswatama dengan Arjuna. Rsi Byasa dan Kresna berhasil menyelesaikan pertengkaran tersebut. Kemudian Aswatama menyerahkan seluruh senjata dan kesaktiannya. Ia sendiri mengundurkan diri demi menjadi pertapa.
Kitab Striparwa merupakan kitab kesebelas dari seri Astadasaparwa. Kitab ini menceritakan kisah ratap tangis para janda yang ditinggal suaminya di medan perang. Dikisahkan pula Dretarastra yang sedih karena kehilangan putra-putranya di medan perang, semuanya telah dibunuh oleh Pandawa. Yudistira kemudian mengadakan upacara pembakaran jenazah bagi mereka yang gugur dan mempersembahkan air suci kepada arwah leluhur. Dalam kitab ini, Kunti menceritakan asal usul Karna yang selama ini menjadi rahasia pribadinya.
Kitab Santiparwa merupakan kitab kedua belas dari seri Astadasaparwa. Kitab ini menceritakan kisah berkumpulnya Dretarastra, Gandari, Pandawa, dan Kresna di Kurukshetra. Mereka sangat menyesali segala perbuatan yang telah terjadi dan hari itu adalah hari tangisan. Yudistira menghadapi masalah batin karena ia merasa berdosa telah membunuh guru dan saudara sendiri. Kemudian Bhisma yang masih terbujur di atas panah memberikan wejangan kepada Yudistira. Ia membeberkan ajaran-ajaran Agama Hindu secara panjang lebar kepadanya. Resi Byasa dan Kresna turut membujuknya. Mereka semua memberikan nasihat tentang ajaran kepemimpinan dan kewajiban yang mesti ditunaikan oleh Yudistira.
Kitab Anusasanaparwa merupakan kitab ketiga belas dari seri Astadasaparwa. Kitab ini menceritakan kisah Yudistira yang menyerahkan diri bulat-bulat kepada Bisma untuk menerima ajarannya. Bisma menjelaskan ajaran Agama Hindu dengan panjang lebar kepadanya, termasuk ajaran kepemimpinan, pemeintahan yang luhur, pelajaran tentang menunaikan kewajiban, tentang mencari kebahagiaan, dan sebagainya. Akhirnya, Bhisma yang sakti mangkat ke surga dengan tenang.
Kitab Aswamedhikaparwa merupakan kitab keempat belas dari seri Astadasaparwa. Kitab ini menceritakan kisah kelahiran Parikesit yang sebelumnya tewas dalam kandungan karena senjata sakti milik Aswatama. Dengan pertolongan dari Kresna, Parikesit dapat dihidupkan kembali. Kemudian Yudistira melakukan upacara Aswamedha. Untuk menyelenggarakan upacara tersebut, ia melepas seekor kuda. Kuda tersebut mengembara selama setahun dan di belakangnya terdapat pasukan Pandawa yang dipimpin oleh Arjuna. Mereka mengikuti kuda tersebut kemanapun pergi. Kerajaan-kerajaan yang dilalui oleh kuda tersebut harus mau tunduk di bawah kuasa Yudistira jika tidak mau berperang. Sebagian mau tunduk sedangkan yang membangkang harus maju bertarung dengan Arjuna karena menentang Yudistira. Pada akhirnya, para raja di daratan India mau mengakui Yudistira sebagai Maharaja Dunia.
Kitab Asramawasikaparwa merupakan kitab kelima belas dari seri Astadasaparwa. Kitab ini menceritakan kisah Dretarasta, Gandari, Kunti, Widura dan Sanjaya yang menyerahkan kerajaan sepenuhnya kepada Raja Yudistira sedangkan mereka pergi bertapa ke tengah hutan. Pandawa sempat mengunjungi pertapaan mereka di tengah hutan. Akhirnya, Batara Narada datang ke hadapan para Pandawa, dan mengatakan bahwa hutan tempat Dretarastra, Gandari, Kunti bertapa terbakar oleh api suci mereka sendiri, sehingga mereka wafat dan langsung menuju surga.
Kitab Mosalaparwa merupakan kitab keenam belas dari seri Astadasaparwa. Kitab ini menceritakan kisah binasanya bangsa Wresni karena kutukan seorang Brahmana. Bangsa Wresni menghancurkan sesamanya dengan menggunakan senjata gada (mosala) setelah lupa diri karena meminum arak yang menyebabkan mereka mabuk. Sehabis pertempuran bangsa Wresni, Baladewa bermeditasi di tengah hutan kemudian mengeluarkan ular suci dari mulutnya, setelah itu ia menghilang mencapai keabadian. Setelah Kresna ditinggal Baladewa dan bangsa Wresni musnah semua, ia pergi ke tengah hutan untuk bertapa. Di dalam hutan, seorang pemburu melihat kaki Kresna bagaikan seekor rusa kemudian menembakkan anak panah. Hal tersebut membuat Kresna mencapai keabadian dan meninggalkan dunia fana. Arjuna sempat mengunjungi Dwarawati, dan ia mendapati bahwa kota tersebut telah sepi. Ia mengadukan hal tersebut kepada Rsi Byasa, dan Rsi Byasa menasihati para Pandawa agar meninggalkan hal-hal duniawi untuk menempuh hidup sebagai “Sanyasin” (pertapa).
Kitab Prasthanikaparwa merupakan kitab ketujuh belas dari seri Astadasaparwa. Kitab ini menceritakan kisah Pandawa dan Dropadi yang mengundurkan diri dari pemerintahan dan menjauhkan diri dari kehidupan duniawi untuk menjadi seorang pertapa. Mereka menyerahkan tahta kepada Parikesit, satu-satunya keturunan mereka yang selamat dari perang Bharatayuddha. Para Pandawa beserta Dropadi berencana untuk berziarah ke gunung Himalaya sebagai akhir hidup mereka. Dalam perjalanan, Dropadi dan satu persatu dari Pandawa bersaudara (Sahadewa, Nakula, Arjuna, Bima) meninggal dalam perjalanan. Hanya Yudistira yang masih hidup dan melanjutkan perjalanannya. Yudistira membiarkan jenazah saudara-saudaranya terkubur di tengah perjalanan tanpa memberikan upacara pembakaran yang layak. Di tengah jalan, Yudistira bertemu dengan seekor anjing, dan anjing tersebut kemudian menjadi teman perjalanannya. Bersama-sama, mereka berdua berhasil mencapai puncak. Sesampainya di puncak, kereta kencana Dewa Indra pun turun ke bumi untuk menjemput Yudistira ke surga.
Kitab Swargarohanaparwa merupakan kitab kedelapan belas dari seri Astadasaparwa. Kitab ini menceritakan akhir kisah perjalanan suci yang dilakukan oleh Pandawa. Kisahnya diawali dengan penolakan Yudistira yang tidak mau berangkat ke surga jika harus meninggalkan anjing yang setia menemani dalam perjalanannya. Atas ketulusan hati Yudistira, si anjing pun menampakkan wujud aslinya sebagai Dewa Dharma, ayah Yudistira. Dewa Dharma mengatakan bahwa Yudistira telah berhasil melewati ujian yang diberikan kepadanya dengan tenang. Setelah mengetahui yang sebenarnya, Yudistira bersedia berangkat ke surga. Sesampainya di surga, Yudistira terkejut karena tidak menemukan saudara-saudaranya yang saleh, melainkan mendapati bahwa Duryodana beserta sekutunya yang jahat ada di sana. Sang Dewa mengatakan bahwa mereka bisa berada di surga karena gugur di tanah suci Kurukshetra. Yudistira kemudian berangkat ke neraka. Di sana ia mendengar suara saudara-saudaranya yang menyayat agar mau menemani penderitaan mereka. Yudistira yang memilih untuk tinggal di neraka bersama saudara yang saleh daripada tinggal di surga bersama saudara yang jahat membuat para Dewa tersentuh. Tabir ilusi pun dibuka. Dewa Indra menjelaskan bahwa sebenarnya saudara-saudara Yudistira telah berada di surga bersama dengan saudaranya yang jahat. Yudistira pun menyadarinya kemudian hidup berbahagia di surga setelah membuang jasadnya.
Sekian Isi dari 18 Rangkaian Parwa dalam Mahabarata.
PZL W-3A Typ Mittelschwerer Mehrzweckhubschrauber Entwurfsland Polen Polen Hersteller PZL Erstflug 16. November 1979 Stückzahl >150 W-3WA – bewaffnete Version im polnischen Radom Frontansicht eines PZL W-3 W-3RL PZL W-3A, SAR-Version der tschechischen Luftwaffe Der PZL W-3 Sokół (dt. Falke) ist ein polnischer Mehrzweckhubschrauber, der von PZL Świdnik gefertigt wird. Der PZL-3 ist der erste Hubschrauber, der komplett in Polen entwickelt und gefertigt wurde. Die Maschine ist, bis...
Mistrzostwa świata w hokeju na lodzie Złoty medal przyznawany na Mistrzostwach Świata w Hokeju na Lodzie 2001 Dyscyplina hokej na lodzie Organizator rozgrywek IIHF Data założenia 1920 (turniej na IO)1930 (niezależne MŚ) Rozgrywki Liczba drużyn 16 (Elita)12 (I Dywizja)12 (II Dywizja)6 (III Dywizja) Zwycięzcy Pierwszy zwycięzca Kanada (1920) Obecny zwycięzca Finlandia (2022) Najwięcej zwycięstw Kanada (28) Strona internetowa Mistrzostwa świata w hokeju na lodzie ...
ألكسندر إيساك (بالسويدية: Alexander Isak) معلومات شخصية الميلاد 21 سبتمبر 1999 (24 سنة) بلدية سولنا الطول 1.92 م (6 قدم 3 1⁄2 بوصة)[1][1] مركز اللعب مهاجم الجنسية السويد معلومات النادي النادي الحالي نيوكاسل يونايتد الرقم 14 مسيرة الشباب سنوات فريق 2005–2017
Tim Timebomb and FriendsStudio album by Tim ArmstrongReleasedOctober 29, 2012 – 2014 (on going)Recorded2012GenrePunk rock, ska, 2-tone, northern soul, countryLabelHellcat, Pirates Press RecordsProducerTim ArmstrongTim Armstrong chronology A Poet's Life(2007) Tim Timebomb and Friends(2012) Tim Timebomb is a music project by Tim Armstrong, best known as a member of the punk rock band Rancid. Armstrong has recorded a large number of songs – a mixture of cover versions, including Rancid c...
Contoh Fonem Fonemik adalah kajian atau analisis bunyi bahasa dengan memperhatikan statusnya sebagai pembeda makna.[1] Bunyi bahasa yang diucapkan oleh manusia akan memiliki pembeda makna pada setiap bunyi bahasanya.[1] Objek kajian dari fonemik adalah fonem, berbeda dengan objek kajian fonetik yang mengkaji fon.[1] Fonem adalah bunyi bahasa yang dapat atau berfungsi membedakan makna.[2] Fonem merupakan abstraksi atau gambaran dari satu atau sejumlah fon, entah...
ببتيد عصبي Y الببتيدات العصبية هي نواقل كيميائية مؤلفة من سلاسل صغيرة من الأحماض الأمينية التي تصنعها العصبونات وتحررها. ترتبط الببتيدات العصبية بشكل نموذجي مع المستقبلات المقترنة بالبروتين ج (جي بّي سي آر إس) من أجل تعديل النشاط العصبي والنسج الأخرى مثل الأمعاء، والعضلات...
Jay-Z awards and nominationsJay-Z performing in 2010Awards and nominationsAward Wins NominationsAmerican Music Awards 3 7Billboard Music Awards 6 26Grammy Awards 24 88BET Awards 7 35BET Hip Hop Awards 24 65MTV Video Music Awards 14 37MTV Europe Music Awards 2 11BRIT Awards 2 5Totals[a]Wins266Nominations577Note ^ Certain award groups do not simply award one winner. They recognize several different recipients, have runners-up, and have third place. Since this is a specific recognition a...
Painting by Jean-Léon Gérôme The Snake CharmerArtistJean-Léon GérômeYearc. 1879MediumOil on canvasDimensions82.2 cm × 121 cm (32.4 in × 48 in)LocationSterling and Francine Clark Art Institute, Williamstown, Massachusetts The Snake Charmer is an oil-on-canvas Orientalist painting by French artist Jean-Léon Gérôme produced around 1879.[1] After it was used on the cover of Edward Said's book Orientalism in 1978, the work attained a lev...
Commune and town in Oran Province, AlgeriaAïn Bya عين البيةCommune and townAïn ByaCoordinates: 35°49′00″N 0°17′00″W / 35.816667°N 0.283333°W / 35.816667; -0.283333Country AlgeriaProvinceOran ProvinceDistrictBethioua DistrictArea • Total13.96 sq mi (36.15 km2)Population (2009) • Total32,611Time zoneUTC+1 (CET) Aïn Bya is a town and commune in Oran Province, Algeria. According to the 1998 census it h...
Azerbaijani footballer and manager (born 1981) Zaur Hashimov Personal informationFull name Zaur Tahir oglu HashimovDate of birth (1981-08-25) 25 August 1981 (age 42)Place of birth Sumqayit, Soviet UnionHeight 1.80 m (5 ft 11 in)Position(s) DefenderSenior career*Years Team Apps (Gls)1997–1998 Azerbaijan U-18 14 (0)1998–2001 Shafa Baku 47 (7)2001–2004 Khazar Universiteti Baku 47 (4)2004–2007 Inter Baku 60 (5)2007 Khazar Lankaran 11 (0)2008–2013 Qarabağ 86 (2)2013...
Ba Chẽ Huyện Huyện Ba Chẽ Biểu trưngHành chínhQuốc gia Việt NamVùngĐông Bắc BộTỉnhQuảng NinhHuyện lỵThị trấn Ba ChẽPhân chia hành chính1 thị trấn, 7 xãTổ chức lãnh đạoChủ tịch UBNDĐỗ Mạnh HùngChủ tịch HĐNDBùi Văn LưuBí thư Huyện ủyVũ Thành LongĐịa lýTọa độ: 21°16′26″B 107°17′00″Đ / 21,273977°B 107,283211°Đ / 21.273977; 107.283211 Bản đồ huyện Ba Chẽ Ba Chẽ ...
In Arabian Nights First US edition coverAuthorTahir ShahLanguageEnglishSubjectMorocco, folklore, storytellingGenreTravelPublisherBantamPublication dateDecember 26, 2007Pages400 pp.ISBN978-0553805239Preceded byThe Caliph's House Followed byTravels With Myself In Arabian Nights (subtitled A caravan of Moroccan dreams) is a travel book by Anglo-Afghan author Tahir Shah illustrated by Laetitia Bermejo.[1] which takes up where his previous book The Caliph's House leave...
Two angels mentioned in the Qur'an This folio from Walters manuscript W.659 depicts the angels Harut and Marut hanging as a punishment for being critical of Adam' creation Harut and Marut (Arabic: هَارُوْت وَمَارُوْت, romanized: Hārūt wa-Mārūt) are a pair of angels mentioned in the Quran Surah 2:102. They are said to tempt humans by teaching them the arts of sorcery (siḥr) in Babylon.[1][2] Quranic exegesis (tafsīr) explains that this pair of ange...
English actor This biography of a living person relies on a single source. You can help by adding reliable sources to this article. Contentious material about living people that is unsourced or poorly sourced must be removed immediately. (October 2023) (Learn how and when to remove this template message) For the neurologist, see James W. Lance. For the New Zealand politician, see James Dupré Lance. For the American football coach, see Jim Lance. James LanceLance in 2023BornSouthampton, Engla...
American college basketball season 2018–19 Valparaiso Crusaders men's basketballConferenceMissouri Valley ConferenceRecord15–18 (7–11 MVC)Head coachMatt Lottich (3rd season)Assistant coaches Luke Gore Todd Townsend Rob Holloway Home arenaAthletics–Recreation CenterSeasons← 2017–182019–20 → 2018–19 Missouri Valley Conference men's basketball standings vte Conf Overall Team W L PCT W L PCT Loyola Chicago 12 – 6 ...
Address book software by Apple This article needs additional citations for verification. Please help improve this article by adding citations to reliable sources. Unsourced material may be challenged and removed.Find sources: Contacts Apple – news · newspapers · books · scholar · JSTOR (September 2008) (Learn how and when to remove this template message) ContactsContacts under macOS MontereyDeveloper(s)Apple Inc.Stable release13.0 Operating system...
17th Gurkha DivisionActive1952–1970Country United KingdomBranch British ArmyTypeInfantry DivisionEngagementsMalayan EmergencyMilitary unit The 17th Gurkha Division/Overseas Commonwealth Land Forces (Malaya) was a British military formation that saw active service during the Malayan Emergency. History The Division was formed on 1 September 1952 at Maxwell Road Camp, Malaya, as part of the army response to the Malayan Emergency.[1] It was a redesignation of Headquarters South Mal...
This article is an orphan, as no other articles link to it. Please introduce links to this page from related articles; try the Find link tool for suggestions. (September 2015) Urbinasopen is a village located in the eastern part of the island Waigeo east, Indonesia, the Capital District of the four villages namely Puper Urbinasopen, Yembekaki, and Yessener. This area has a population of more than 400 people with the majority working as fisherman or working in the fields. The village has a lar...
This article relies largely or entirely on a single source. Relevant discussion may be found on the talk page. Please help improve this article by introducing citations to additional sources.Find sources: Dragon of Mordiford – news · newspapers · books · scholar · JSTOR (September 2018) The Dragon of Mordiford was said to reside just outside the Herefordshire village of Mordiford, at the confluence of the River Lugg and the River Wye. Differing Account...