Share to: share facebook share twitter share wa share telegram print page

Abraham Lincoln

Abraham Lincoln
Lincoln pada tahun 1863
Presiden Amerika Serikat ke-16
Masa jabatan
4 Maret 1861 – 15 April 1865
Wakil Presiden
Anggota Dewan Perwakilan Rakyat A.S.
dari dapil 7 Illinois
Masa jabatan
4 Maret 1847 – 3 Maret 1849
Sebelum
Pendahulu
John Henry
Sebelum
Masa jabatan
1 Desember 1834 – 4 Desember 1842
Sebelum
Pengganti
Petahana
Sebelum
Daerah pemilihanSangamon County
Informasi pribadi
Lahir(1809-02-12)12 Februari 1809
Hodgenville, Kentucky, Amerika Serikat
Meninggal15 April 1865(1865-04-15) (umur 56)
Washington, D.C., Amerika Serikat
Sebab kematianPembunuhan dengan tembakan
MakamMakam Lincoln
Partai politik
Afiliasi politik
lainnya
Persatuan Nasional (1864–1865)
Tinggi badan6 ft 4 in (193 cm)[1]
Suami/istri
(m. 1842)
Anak
Orang tua
Pekerjaan
  • Politikus
  • pengacara
Tanda tangan
IMDB: nm1118823 Rottentomatoes: celebrity/abraham_lincoln Allmovie: p366809
Musicbrainz: 4c025dfa-726f-489c-bbbc-20c2f9af3860 Discogs: 385165 Find a Grave: 627 Modifica els identificadors a Wikidata
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Bantuan penggunaan templat ini

Abraham Lincoln (12 Februari 1809 – 15 April 1865) adalah Presiden Amerika Serikat ke-16, yang menjabat sejak 4 Maret 1861 sampai terjadi pembunuhan terhadap dirinya.[2] Dia memimpin bangsanya keluar dari Perang Saudara Amerika, mempertahankan persatuan bangsa, dan menghapuskan perbudakan. Namun, saat perang telah mendekati akhir, dia menjadi presiden AS pertama yang dibunuh.[3] Sebelum pelantikannya pada tahun 1860 sebagai presiden pertama dari Partai Republik, Lincoln berprofesi sebagai pengacara, anggota legislatif Illinois, anggota DPR Amerika Serikat, dan dua kali gagal dalam pemilihan anggota senat.[4]

Sebagai penentang perbudakan, Lincoln memenangkan pencalonan presiden Amerika Serikat dari Partai Republik pada tahun 1860 dan kemudian terpilih sebagai presiden.[5] Masa pemerintahannya selalu diwarnai dengan kekalahan dari pihak Negara Konfederasi Amerika, yang pro perbudakan, dalam Perang Saudara Amerika.[6] Dia mengeluarkan dekrit yang memerintahkan penghapusan perbudakan melalui Proclamation of Emancipation pada tahun 1863, dan menambahkan Pasal ketiga belas ke dalam UUD AS pada tahun 1865.[7]

Lincoln mengawasi perang secara ketat, termasuk pemilihan panglima perang seperti Ulysses S. Grant.[8] Para ahli sejarah menyimpulkan bahwa Lincoln mengorganisir faksi-faksi dalam Partai Republik dengan baik, membawa tiap pemimpin faksi ke dalam kabinetnya dan memaksa mereka bekerja sama.[6] Lincoln berhasil meredakan ketegangan dengan Inggris menyusul Skandal Trent pada tahun 1861.[9] Di bawah kepemimpinannya pihak Utara berhasil menduduki wilayah Selatan dari awal peperangan.[10] Lincoln kemudian terpilih kembali sebagai presiden AS pada tahun 1864.[11]

Mereka yang menentang perang mengkritik Lincoln karena penolakanya yang menolak berkompromi mengenai perbudakan. Sebaliknya, kaum konservatif dari golongan Republikan Radikal, faksi pro penghapusan perbudakan Partai Republik, mengkritik Lincoln karena sikapnya yang lambat dalam penghapusan perbudakan.[10] Walaupun terhambat oleh berbagai rintangan, Lincoln berhasil menyatukan opini publik melalui retorika dan pidatonya; pidato terbaiknya adalah Pidato Gettysburg.[12] Mendekati akhir peperangan, Lincoln bersikap moderat terhadap rekonstruksi, yaitu mendambakan persatuan kembali bangsa melalui kebijakan rekonsiliasi yang lunak. Penggantinya, Andrew Johnson, juga mendambakan persatuan kembali orang kulit putih, tapi gagal mempertahankan hak para budak yang baru dibebaskan. Lincoln dinilai sebagai presiden AS yang paling hebat sepanjang sejarah Amerika.[13]

Lincoln menjadi Presiden Amerika Serikat pertama yang meninggal karena dibunuh. Selain Lincoln, Presiden Amerika Serikat yang meninggal karena dibunuh diantaranya James A. Garfield, William McKinley dan John F. Kennedy.

Keluarga dan anak

Kehidupan awal

Abraham Lincoln dilahirkan di sebuah gubuk di Nolin Creek, Hardin County, Kentucky, pada 12 Februari 1809. Ia lahir dari keluarga petani, anak kedua dari tiga bersaudara dari pasangan Thomas Lincoln dan Nancy Hanks Lincoln. Abraham Lincoln memiliki leluhur yang terhormat yang bisa dilacak sejak awal koloni Inggris di Amerika. Ayahnya, Thomas Lincoln, adalah keturunan Samuel Lincoln, seorang imigran asal Inggris yang menjadi salah satu dari enam pendatang awal yang menetap di Hingham, Massachusetts pada 1633. Thomas adalah keturunan generasi ke-6 dari Samuel Lincoln. Ia lahir dan dibesarkan di Virginia sebelum pindah ke Kentucky. Thomas bekerja sebagai petani sekaligus tukang kayu dan memiliki warisan tanah yang cukup luas.[14] Ibunya, Nancy Hanks Lincoln, adalah anak dari James Hanks dan Lucy Shipley Hanks. Garis keturunan Nancy dari pihak ayah sulit di identifikasi. Sementara ibu Nancy, Lucy, adalah keturunan Adam Shipley. Adam adalah salah satu imigran yang datang dan menetap di Maryland pada Februari 1668.[15] Thomas dan Nancy menikah pada 12 Juni 1806. Setahun kemudian, anak tertua mereka, Sarah lahir, diikuti Abraham pada 1809.

Hanya dua tahun setelah menetap di Nolin Creek, keluarga Lincoln pindah ke tanah pertanian di Knob Creek. Di rumah baru itu, lahir anak ketiga keluarga Lincoln, Thomas, yang meninggal dunia saat bayi.[16][17] Meski Thomas Lincoln buta huruf dan Nancy tak berpendidikan tinggi, tetapi mereka peduli dengan pendidikan anak-anaknya. Pada usia lima tahun Abraham Lincoln belajar baca tulis dari ibunya. Saat Abraham berusia 6 tahun, ia dan kakaknya, Sarah, mengenyam pendidikan di sebuah sekolah sekitar 2 mil dari rumah mereka. Salah seorang guru di sekolah itu, Caleb Hazel, juga tetangga sebelah rumah dan teman keluarga Lincoln. Hazel diperkirakan memberikan tutor tambahan bagi Abraham yang termasuk cerdas bagi anak seusianya.[18]

Pada usia tujuh tahun, Lincoln sudah bisa mengambil giliran membaca injil di rumah. Lincoln sendiri hanya mengecap pendidikan kurang dari setahun, tetapi dalam waktu singkat ia memiliki kemampuan membaca, menulis dan berhitung yang baik untuk anak seusianya. Seiring bertambahnya usia, ia berusaha keras untuk memperdalam pengetahuannya. Ia menggunakan sebaik-baiknya semua buku yang dapat dibacanya. Sebagian buku yang diketahui dibaca Lincoln antara lain Robinson Crusoe, Life and Memorable Actions of George Washington, Pilgrim's Progress, dan Fabel Aesop.[19][20]

Saat Lincoln berusia tujuh tahun pula, ayahnya memutuskan untuk pindah ke Indiana untuk memulai kehidupan baru karena perubahan peraturan di Virginia yang membuatnya kehilangan sebagian tanah dan terpaksa menjual tanahnya di Kentucky. Kehidupan pertanian di pedesaan Indiana cukup keras bagi Lincoln kecil. Meski ia kerap membantu ayahnya di pertanian, Lincoln tidak suka berburu dan memancing. Ia memiliki memori buruk ketika tinggal di pedesaan Indiana. Di usia 9 tahun atau pada 1818, ibunya meninggal dunia dan ia sendiri membantu memakamkan ibunya di hutan.[20] Selang setahun kemudian, Thomas Lincoln menikah lagi dengan seorang perempuan bernama Sarah Bush Johnston Lincoln, janda dengan dua anak perempuan dan seorang anak lelaki.[20][21]

Pernikahan dan anak-anak

Bunga romantis pertama Lincoln adalah Ann Rutledge, yang ia temui ketika ia pertama kali pindah ke New Salem. Pada 1835, mereka terlibat dalam hubungan, tetapi tidak resmi. Ann Rutledge meninggal pada usia 22 pada tanggal 25 Agustus 1835, kemungkinan besar karena demam tifoid.[22] Pada tahun 1830-an, ia bertemu Mary Owens dari Kentucky ketika dia mengunjungi kakaknya. Meski demikian, hubungannya dengan Mary Owens tidak bertahan lama.[23]

Lincoln kemudian bertemu dengan Mary Todd, seorang wanita dari keluarga terpandang di Kentucky. Mereka menjalin hubungan pada 1840 dan tak lama kemudian bertunangan, meski sempat berpisah pada 1841 karena suatu pertengkaran. Lincoln dan Mary Todd kembali menjalin hubungan pada 1842 dan mereka menikah pada 4 November 1842.[24]

Abraham Lincoln dan Mary Todd memiliki empat anak laki-laki:[24]

  • Robert Todd Lincoln (1843-1926)
  • Edward Baker Lincoln, "Eddie" (1846-1850), meninggal saat balita
  • William Wallace Lincoln, "Willie" (1850-1862), meninggal dunia karena sakit
  • Thomas Lincoln, "Tad" (1853-1871), meninggal dunia pada usia 18 tahun

Awal karier dan dinas militer

Ketika masih berusia muda, Abraham Lincoln bekerja dalam berbagai bidang. Ia pernah bekerja sebagai pembelah kayu pagar, menjadi tentara, menjadi kelasi di kapal-kapal sungai, juru tulis, mengurus kedai, kepala kantor pos, sebelum kelak akhirnya menjadi pengacara.[25]

Pada tahun 1831, Thomas memindahkan keluarganya ke daerah pertanian baru di Coles County, Illinois, setelah itu Abraham memulai hidupnya sendiri. Ia tinggal di New Salem, Illinois, selama enam tahun. Dalam kurun waktu antara tahun 1831 dan 1832, Lincoln bekerja di sebuah toko umum di New Salem. Abraham memperoleh reputasi sebagai orang yang kuat dan berani setelah memenangkan pertandingan gulat dengan pemimpin berandalan yang dikenal sebagai Clary's Grove Boys.

Langkah pertamanya memasuki lapangan politik terjadi pada 1832 saat ia berusia 23 tahun. Ketika itu ia mencalonkan diri menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah negara bagian Illinois, di bagian barat-tengah Amerika. Kampanyenya tertunda setelah ia ditugaskan sebagai Kapten di Milisi Illinois selama Perang Black Hawk. Walaupun menjadi kapten, dirinya tidak terlibat dalam pertempuran. Setelah perang, ia akhirnya kalah dalam pemilihan.

Meski kecenderungan politiknya ke Partai Republik, tetapi Lincoln mendapat perhatian dari para pemimpin nasional pada saat itu. Presiden Andrew Jackson mengangkat Lincoln sebagai kepala kantor pos New Salem. Untuk menambah pendapatannya yang hanya $55 per tahun, Lincoln bekerja memotong kayu, memisahkan rel kereta, bekerja sebagai wakil surveyor kota dan membuka toko kelontong bersama rekannya. Lincoln juga tetap belajar untuk menjadi pengacara. Alih-alih belajar di kantor pengacara mapan, seperti kebiasaan, Lincoln meminjam teks hukum dari pengacara John Todd Stuart, termasuk Commentaries milik William Blackstone dan Pleadings karangan Joseph Chitty serta membaca hukum sebagai persiapan menjadi pengacara.[17]

Pada 1834 ia mencalonkan kembali dan menang berkat strategi yang tepat: ia tidak menyampaikan pernyataan platform, tidak membuat janji-janji, dan memberikan sedikit pidato.[17] Setelah itu, ia dipilih tiga kali berturut-turut setelahnya, yakni pada 1836, 1838, dan 1840.[26]

Awal politik dan pengacara pedesaan

Anggota legislatif Illinois

Tempat tinggal Abraham Lincoln di Springfield, Illinois dari tahun 1844 hingga ia menjadi Presiden tahun 1860

Kampanye kedua Lincoln untuk kursi DPR negara bagian pada tahun 1834 sebagai anggota Partai Whig, merupakan sebuah keberhasilan karena lawan dari Partai Whig yang kuat. Hal ini dilanjutkan dengan empat masa jabatan Lincoln di Dewan Perwakilan Rakyat Illinois untuk Sangamon County.[27] Sebagai seorang perwakilan, Abe (sapaan Abraham Lincoln) memperjuangkan pembangunan Kanal Illinois dan Michigan.[28] Lincoln memilih untuk memperluas hak pilih di luar pemilik tanah kulit putih ke semua laki-laki kulit putih, namun menentang perbudakan dan abolition (gerakan mengahpus perbudakan). Pada tahun 1837, ia menyatakan, "perbudakan didasarkan pada ketidakadilan dan kebijakan yang buruk, tetapi penyebaran doktrin abolition justru cenderung meningkatkan daripada mengurangi kejahatannya." Ia menggaungkan dukungan Henry Clay terhadap American Colonization Society, yang menganjurkan penghapusan perbudakan bersamaan dengan penempatan budak yang dibebaskan di Liberia.[29]

Lincoln diterima di asosiasi pengacara Illinois pada tanggal 9 September 1836.[30] Dia pindah ke Springfield dan mulai berpraktik hukum di bawah John T. Stuart, sepupu Mary Todd. Ia muncul sebagai pejuang tangguh dalam persidangan selama pemeriksaan silang dan argumen penutup. Ia bermitra selama beberapa tahun dengan Stephen T. Logan dan pada tahun 1844, memulai praktiknya dengan William Herndon, "seorang pemuda yang tekun belajar".[31]

Pada tanggal 27 Januari 1838, Lincoln menyampaikan pidato utama di Lyceum di Springfield, setelah pembunuhan editor surat kabar antiperbudakan Elijah Parish Lovejoy. Lincoln mengecam "semangat bar-bar ... yang sekarang tersebar di negara ini", secara tidak langsung menyerang Stephen Douglas, Partai Demokrat dan anti-penghapusan perbudakan.[32]

Dewan Perwakilan Rakyat AS

Lincoln mengaku kepada teman-temannya pada tahun 1861 bahwa ia adalah "anggota lama Partai Whig, murid Henry Clay".[33] Partai mereka mendukung modernisasi ekonomi dalam perbankan serta tarif untuk mendanai perbaikan internal termasuk rel kereta api dan urbanisasi. Pada tahun 1843, Lincoln mencalonkan diri sebagai anggota Partai Whig untuk kursi distrik ke-7 Illinois di Dewan Perwakilan Rakyat AS; John J. Hardin adalah kandidat yang berhasil, meskipun Lincoln menang dengan partai tersebut dalam membatasi masa jabatan Hardin untuk satu periode. Lincoln tidak hanya berhasil menjalankan strateginya untuk mendapatkan nominasi pada tahun 1846, tetapi juga memenangkan pemilihan umum. Sebagai satu-satunya perwakilan Partai Whig dalam delegasi Illinois, ia ditugaskan ke Komite Kantor dan Jalan Raya Pos dan Komite Pengeluaran di Departemen Perang. Lincoln bekerja sama dengan Joshua R. Giddings dalam sebuah rancangan undang-undang untuk menghapus perbudakan di Distrik Columbia, namun membatalkan rancangan undang-undang tersebut ketika tidak mendapat dukungan dari Partai Whig.[34][35]

Pandangan politik awal

Lincoln menentang Perang Meksiko–Amerika Serikat dan menurutnya, Presiden James K. Polk "memiliki motif yang kuat... untuk melibatkan kedua negara dalam perang, dan membuat pengalihan isu dengan mengarahkan perhatian publik pada gemerlapnya kejayaan militer—pelangi yang menarik, yang muncul dalam guyuran darah".[36] Ia mendukung Wilmot Proviso, sebuah proposal yang gagal untuk melarang perbudakan di wilayah AS mana pun yang direbut dari Meksiko. Lincoln menegaskan penentangannya terhadap Polk dengan merancang dan memperkenalkan "Spot Resolution". Polk bersikeras bahwa tentara Meksiko telah memulai perang dengan "menyerang wilayah Negara Bagian Texas ... dan menumpahkan darah warga negara kita di tanah kita sendiri". Lincoln menuntut Polk untuk memberitahukan lokasi (spot) pastinya kepada Kongres, "yang menyiratkan bahwa lokasi (spot) ini sebenarnya adalah tanah Meksiko". Resolusi ini menyebabkan Lincoln kehilangan dukungan politik di distriknya, dan surat kabar menjulukinya "Spotty Lincoln". Lincoln kemudian menyesali beberapa pernyataannya, terutama serangannya terhadap kewenangan presiden untuk berperang.[37]

Lincoln telah berjanji pada tahun 1846 untuk hanya menjabat satu periode di DPR. Menyadari Clay tidak mungkin memenangkan kursi kepresidenan, ia mendukung Jenderal Zachary Taylor untuk nominasi Partai Whig dalam pemilihan presiden tahun 1848. Taylor menang dan Lincoln berharap dengan sia-sia untuk diangkat menjadi Komisaris Kantor Umum Pertanahan Amerika Serikat. Pemerintah menawarkan untuk mengangkatnya sebagai sekretaris Wilayah Oregon sebagai pelipur lara.[38] Hal ini akan mengganggu karier hukum dan politiknya di Illinois, jadi dia menolak dan melanjutkan praktik hukumnya.[39]

Pengacara pedesaan

Dalam praktiknya di Springfield, Lincoln menangani "hampir semua jenis bisnis yang dapat ditangani oleh pengacara di pedesaan". Dua kali setahun selama kurun waktu enam belas tahun ia muncul selama 10 minggu berturut-turut di county seat di pengadilan daerah Midstate.[40] Lincoln menangani kasus transportasi di tengah ekspansi barat negara itu, khususnya konflik antara tongkang sungai dan banyak jembatan kereta api yang baru. Sebagai seorang yang dulunya tukang perahu sungai, Lincoln awalnya mendukung kepentingan tersebut, tetapi ia mewakili siapa pun yang mempekerjakannya. Dia mewakili perusahaan jembatan melawan perusahaan perahu sungai di Hurd v. Rock Island Bridge Company, kasus penting yang melibatkan perahu kanal yang tenggelam setelah menabrak jembatan. Pada tahun 1849, ia menerima hak paten untuk alat pengapung yang dapat menggerakkan perahu di perairan dangkal. Idenya tidak pernah dikomersialkan, tetapi menjadikan Lincoln satu-satunya presiden yang memegang hak paten. Lincoln muncul di hadapan Mahkamah Agung Illinois dalam 411 kasus.[41] Dari tahun 1853 hingga 1860, salah satu klien terbesarnya adalah Illinois Central Railroad.[42]

Lincoln mewakili William "Duff" Armstrong dalam persidangannya tahun 1858 atas pembunuhan James Preston Metzker. Kasus ini menjadi terkenal karena Lincoln menggunakan fakta yang ditetapkan oleh judicial notice untuk menantang kredibilitas seorang saksi mata. Saksi mata tersebut mengatakan bahwa ia melihat kejahatan tersebut di bawah sinar bulan, Lincoln mengeluarkan Almanak Petani yang menunjukkan bahwa Bulan berada pada sudut rendah, yang secara drastis mengurangi visibilitas. Armstrong kemudian dibebaskan. Dalam kasus pembunuhan tahun 1859, ia membela "Peachy" Quinn Harrison, cucu dari Peter Cartwright, lawan politik Lincoln. Harrison didakwa atas pembunuhan Greek Crafton. Menurut Cartwright, ia mengatakan ketika Crafton sedang sekarat bahwa Harrison "membawanya pada diriku sendiri" dan mengatakan bahwa dia memaafkan Harrison. Lincoln dengan marah memprotes keputusan awal hakim untuk mengecualikan klaim Cartwright sebagai (hearsay) kabar angin. Lincoln berpendapat bahwa kesaksian tersebut melibatkan dying declaration (pernyataan kematian) dan tidak tunduk pada aturan hearsay. Alih-alih menahan Lincoln karena menghina pengadilan seperti yang diharapkan, hakim, seorang Demokrat, menerima kesaksian tersebut sebagai bukti yang mengakibatkan pembebasan Harrison.[43]

Politik Republikan (1854–1860)

Muncul sebagai pemimpin Partai Republik

Draf Compromise of 1850 gagal meredakan ketegangan atas perbudakan antara wilayah Selatan yang memiliki budak dan wilayah Utara yang bebas. Ketika perdebatan perbudakan di wilayah Nebraska dan Kansas menjadi sangat sengit, Senator Illinois Stephen A. Douglas mengusulkan kedaulatan rakyat sebagai kompromi; tindakan tersebut akan memungkinkan pemilih di setiap wilayah untuk memutuskan status perbudakan. Undang-undang ini membuat banyak warga Utara khawatir, yang berusaha mencegah penyebaran perbudakan, namun Undang-Undang Kansas–Nebraska yang diajukan Douglas berhasil lolos tipis di Kongres pada bulan Mei 1854. Pidato Lincoln di Peoria pada bulan Oktober 1854, yang menyatakan penentangannya terhadap perbudakan,[44] adalah salah satu dari 170 pidato yang disampaikannya dalam enam tahun berikutnya mengenai topik penghapusan perbudakan dari wilayah-wilayah.[45] Serangan Lincoln terhadap Undang-Undang Kansas–Nebraska menandai kembalinya dia ke dunia politik.[46]

Secara nasional, Partai Whig menjadi terpecah belah tak terelakkan oleh Undang-Undang Kansas–Nebraska dan berbagai upaya telah dilakukan untuk berkompromi dalam masalah perbudakan. Merenungkan kehancuran partainya, Lincoln menulis pada tahun 1855, "Saya pikir saya seorang Whig; tetapi yang lain mengatakan tidak ada Whig, dan bahwa saya seorang abolisionis.... Sekarang saya tidak melakukan apa pun selain menentang perluasan perbudakan." Partai Republik yang baru dibentuk sebagai partai utara yang didedikasikan untuk anti-perbudakan, diambil dari sayap anti perbudakan Partai Whig dan menggabungkan anggota Partai Free Soil, Liberty dan anggota Partai Demokrat anti perbudakan.[47] Lincoln menolak permohonan awal Partai Republik, karena takut bahwa partai baru tersebut akan menjadi platform bagi para abolisionis ekstrem. Lincoln masih berharap dapat menghidupkan kembali Partai Whig, meskipun ia menyesalkan semakin dekatnya partainya dengan gerakan nativis Know Nothing. Pada tahun 1854, Lincoln terpilih menjadi anggota legislatif Illinois, tetapi sebelum masa jabatan dimulai ia menolak untuk menduduki kursinya agar ia memenuhi syarat untuk mencalonkan diri dalam pemilihan Senat AS mendatang.[48] Saat itu, senator dipilih oleh badan legislatif negara bagian. Setelah memimpin dalam enam putaran pemungutan suara pertama, ia tidak dapat memperoleh suara mayoritas. Lincoln memerintahkan para pendukungnya untuk memilih Lyman Trumbull, seorang Demokrat anti perbudakan yang hanya memperoleh sedikit suara dalam pemungutan suara sebelumnya. Keputusan Lincoln untuk mundur memungkinkan para pendukung Whig-nya dan para Demokrat anti perbudakan Trumbull untuk bersatu dan mengalahkan kandidat Demokrat arus utama, Joel Aldrich Matteson.[49]

Kampanye 1856

Konfrontasi politik yang penuh kekerasan di Kansas terus berlanjut, dan penolakan terhadap Undang-Undang Kansas–Nebraska tetap kuat di seluruh wilayah Utara. Menjelang pemilu tahun 1856, Lincoln bergabung dengan Partai Republik dan menghadiri Konvensi Bloomington, tempat Partai Republik Illinois didirikan. Platform konvensi mendukung hak Kongres untuk mengatur perbudakan di wilayah tersebut dan mendukung pengakuan Kansas sebagai negara bebas. Lincoln memberikan pidato terakhir pada konvensi tersebut, menyerukan pelestarian negara serikat. Pada Konvensi Nasional Partai Republik bulan Juni 1856, meskipun Lincoln menerima dukungan untuk mencalonkan diri sebagai wakil presiden, John C. Frémont dan William Dayton ikut serta sehingga Lincoln mendukung kedua orang ini di seluruh Illinois. Partai Demokrat menominasikan James Buchanan dan kelompok Know Nothing mencalonkan Millard Fillmore.[50] Buchanan menang, sementara William Henry Bissell dari Partai Republik memenangkan pemilihan sebagai Gubernur Illinois, dan Lincoln menjadi tokoh Partai Republik terkemuka di Illinois.[51]

Debat Lincoln–Douglas dan pidato Cooper Union

Abraham Lincoln, dipotret oleh Mathew Brady pada 27 Februari 1860, hari saat pidato Cooper Union di kota New York

Pada tahun 1858, Stephen A. Douglas dipilih kembali di Senat AS, dan Lincoln berharap untuk mengalahkannya. Banyak anggota partai merasa bahwa mantan anggota Whig harus dicalonkan pada tahun 1858, dan kampanye Lincoln pada tahun 1856 serta dukungan terhadap Trumbull telah membuatnya mendapatkan kesempatan. Untuk pertama kalinya, Partai Republik di Illinois mengadakan konvensi untuk menyetujui calon Senat, dan Lincoln memenangkan nominasi tersebut dengan sedikit perlawanan. Lincoln menerima nominasi tersebut dengan penuh antusias dan semangat. Setelah pencalonannya, ia menyampaikan House Divided Speech di Dewan: "Sebuah rumah yang terpecah (divided) tidak dapat berdiri sendiri. Saya percaya pemerintahan ini tidak dapat bertahan secara permanen dengan setengah budak dan setengah bebas. Saya tidak berharap Serikat akan dibubarkan—saya tidak berharap rumah itu akan runtuh—tapi saya berharap serikat ini akan berhenti terpecah. Itu akan menjadi satu hal, atau segalanya." Pidato tersebut menciptakan gambaran yang jelas tentang bahaya perpecahan.[52] Ketika diberitahu tentang pencalonan Lincoln, Douglas menyatakan, "[Lincoln] adalah tokoh kuat di partai... dan jika saya mengalahkannya, kemenangan saya akan diraih dengan cara yang sulit."[53]

Kampanye Senat menampilkan tujuh perdebatan antara Lincoln dan Douglas. Inilah debat politik paling terkenal dalam sejarah Amerika; mereka memiliki suasana yang mirip dengan pertarungan hadiah dan menarik perhatian ribuan orang. Lincoln memperingatkan bahwa Slave Power (Kekuasaan Budak) mengancam nilai-nilai republikanisme, dan dia menuduh Douglas memutarbalikkan premis Jefferson bahwa semua manusia diciptakan setara. Dalam catatan Freeport Doctrine-nya, Douglas berargumentasi bahwa terlepas dari keputusan Dred Scott, yang diklaimnya didukungnya,[54] para pemukim lokal berdasarkan doktrin kedaulatan rakyat, berhak untuk bebas memilih apakah akan mengizinkan perbudakan di dalam wilayah mereka, dan ia menuduh Lincoln telah bergabung dengan kaum abolisionis. Argumen Lincoln bernuansa moral, karena ia mengklaim bahwa Douglas mewakili konspirasi untuk mempromosikan perbudakan. Argumen Douglas lebih bersifat legal, mengklaim bahwa Lincoln menentang wewenang Mahkamah Agung AS seperti yang diterapkan dalam keputusan "Dred Scott".[55]

Meskipun kandidat legislatif dari Partai Republik memperoleh lebih banyak suara populer, Partai Demokrat memenangkan lebih banyak kursi, dan badan legislatif memilih kembali Douglas. Namun, artikulasi Lincoln mengenai isu-isu tersebut telah memberinya kehadiran politik nasional. Pada bulan Mei 1859, Lincoln membeli Illinois Staats-Anzeiger, sebuah surat kabar berbahasa Jerman yang secara konsisten mendukung; sebagian besar dari 130.000 warga Amerika keturunan Jerman di negara bagian tersebut memilih Partai Demokrat, namun surat kabar berbahasa Jerman tersebut memobilisasi dukungan dari Partai Republik. Setelah pemilu tahun 1858, surat kabar sering menyebut Lincoln sebagai calon presiden dari Partai Republik. Meskipun Lincoln populer di wilayah Midwest, ia kekurangan dukungan di wilayah Timur Laut dan tidak yakin apakah akan mencalonkan diri sebagai presiden. Pada bulan Januari 1860, Lincoln mengatakan kepada sekelompok sekutu politik bahwa dia akan menerima nominasi presiden jika ditawarkan dan pada bulan-bulan berikutnya, Central Illinois Gazette milik William O. Stoddard, Chicago Press & Tribune dan surat kabar lokal lainnya mendukung pencalonannya.[56]

Pada tanggal 27 Februari 1860, anggota Partai Republik yang berkuasa di New York mengundang Lincoln untuk memberikan pidato di Cooper Union, di mana ia berpendapat bahwa para Founding Fathers tidak terlalu menghargai kedaulatan rakyat dan telah berulang kali berupaya membatasi perbudakan. Dia bersikeras bahwa moralitas memerlukan perlawanan terhadap perbudakan dan menolak segala bentuk "percobaan mencari jalan tengah antara yang benar dan yang salah". Banyak penonton yang mengira dia tampil dengan canggung dan bahkan jelek. Namun Lincoln menunjukkan kepemimpinan intelektual, yang membawanya ke dalam perdebatan. Jurnalis Noah Brooks melaporkan, "Belum pernah ada orang yang membuat kesan seperti itu pada pidato pertamanya di hadapan penonton di New York".[57] Sejarawan David Herbert Donald menggambarkan pidato tersebut sebagai "langkah politik yang luar biasa bagi seorang calon presiden yang tidak diumumkan sebelumnya." Menanggapi pertanyaan tentang ambisinya, Lincoln berkata, "The taste is in my mouth a little", menunjukkan kiasan bahwa ambisi politiknya yang besar.[58]

Pemilihan presiden tahun 1860

Pada tanggal 9-10 Mei 1860, Konvensi Partai Republik di Negara Bagian Illinois diadakan di Decatur.[59] Memanfaatkan legenda perbatasan yang dibumbui (clearing land and splitting fence rails), pendukung Lincoln mengadopsi label "The Rail Candidate". Pada tanggal 18 Mei di Konvensi Nasional Partai Republik di Chicago, Lincoln memenangkan nominasi pada pemungutan suara ketiga. Seorang mantan Demokrat, Hannibal Hamlin dari Maine, dinominasikan sebagai wakil presiden untuk menyeimbangkan posisi tersebut.[60]

Sepanjang tahun 1850-an, Lincoln meragukan kemungkinan terjadinya perang saudara, dan para pendukungnya menolak klaim bahwa pemilihannya akan memicu pemisahan diri. Ketika Douglas terpilih sebagai kandidat dari Demokrat Utara, delegasi dari sebelas negara bagian pro perbudakan keluar dari konvensi Demokrat; mereka menentang posisi Douglas mengenai kedaulatan rakyat, dan memilih Wakil Presiden petahana John C. Breckinridge sebagai kandidat mereka.[61] Sekelompok mantan anggota Whig dan Know Nothings membentuk Partai Persatuan Konstitusional dan menominasikan John Bell dari Tennessee. Lincoln dan Douglas bersaing memperebutkan suara di wilayah Utara, sementara Bell dan Breckinridge terutama mendapatkan dukungan di wilayah Selatan. Sebuah organisasi pemuda dari sayap Partai Republik yang bersifat militeristik, Wide Awakes, "mengubah pemilu ini menjadi salah satu pemilu paling heboh dalam sejarah Amerika" dan "memicu antusiasme masyarakat yang sangat besar". Masyarakat di negara-negara bagian Utara tahu bahwa negara-negara bagian Selatan akan memilih menentang Lincoln dan mengumpulkan dukungan untuknya.[62]

Saat Douglas dan kandidat lainnya berkampanye, Lincoln tidak memberikan pidato selain mengandalkan antusiasme dari Partai Republik. Partai tersebut bekerja keras untuk menghasilkan mayoritas di wilayah Utara. Juru bicara Partai Republik pertama-tama fokus pada platform partai dan kedua pada kisah hidup Lincoln, menekankan kemiskinan masa kecilnya. Tujuannya adalah untuk mendemonstrasikan kekuatan "tenaga kerja bebas", yang memungkinkan seorang anak petani biasa mencapai puncak dengan usahanya sendiri. Produksi literatur kampanye Partai Republik mengerdilkan jumlah pamflet gabungan oposisi; seorang penulis Chicago Tribune membuat pamflet yang merinci kehidupan Lincoln dan terjual 100.000–200.000 eksemplar.[63] Meskipun dia tidak tampil di depan umum, banyak yang ingin mengunjungi dan menulis surat kepada Lincoln. Menjelang pemilu, dia menempati kantor di gedung DPR negara bagian Illinois untuk menghadapi masuknya perhatian. Dia juga mempekerjakan John George Nicolay sebagai sekretaris pribadinya, yang akan tetap memegang peran tersebut selama masa jabatan presiden.[64]

Pada tanggal 6 November 1860, Lincoln terpilih sebagai presiden ke-16. Dia adalah presiden Partai Republik pertama dan kemenangannya sepenuhnya berkat dukungannya di Utara dan Barat. Tidak ada surat suara yang diberikan untuknya di 10 dari 15 negara bagian pro perbudakan di Selatan, dan dia hanya memenangkan dua dari 996 county di seluruh negara bagian Selatan. Lincoln memperoleh 1.866.452 suara, atau 39,8 persen dari total suara dalam pemilihan empat arah, memenangkan negara bagian Utara yang bebas, serta California dan Oregon dan memenangkan suara Elektoral dengan telak.[65]

Kepresidenan (1861–1865)

Periode pertama

Pihak Selatan marah dengan terpilihnya Lincoln, dan sebagai tanggapannya, para separatis menerapkan rencana untuk meninggalkan Serikat (Union) sebelum ia menjabat pada Maret 1861. Pada tanggal 20 Desember 1860, Carolina Selatan menerapkan peraturan pemisahan diri (secession); pada tanggal 1 Februari 1861, Florida, Mississippi, Alabama, Georgia, Louisiana, dan Texas mengikuti langkah Carolina Selatan. Enam dari negara bagian ini mendeklarasikan diri mereka sebagai negara berdaulat yaitu Negara Konfederasi Amerika, dan memilih Jefferson Davis sebagai presiden sementara. Negara-negara bagian Selatan di bagian atas dan perbatasan (Delaware, Maryland, Virginia, North Carolina, Tennessee, Kentucky, Missouri, dan Arkansas) pada awalnya menolak seruan separatis tersebut. Presiden Buchanan dan Presiden terpilih Lincoln menolak mengakui Konfederasi, menyatakan pemisahan diri sebagai tindakan ilegal. Pada tanggal 11 Februari 1861, Lincoln memberikan pidato perpisahan yang sangat emosional setelah meninggalkan Springfield menuju Washington.[66]

Lincoln dan Partai Republik menolak usulan Kompromi Crittenden karena bertentangan dengan platform Partai mengenai tanah bebas di wilayah tersebut. Lincoln berkata, "Saya akan menderita sebelum saya menyetujui... konsesi atau kompromi apa pun yang tampak seperti membeli hak istimewa untuk mengambil alih pemerintahan yang merupakan hak konstitusional kami". Lincoln mendukung Amandemen Corwin pada Konstitusi AS, yang disahkan oleh Kongres dan menunggu ratifikasi oleh tiga perempat negara bagian ketika Lincoln mulai menjabat, sebelum kemudian negara bagian Selatan mulai memisahkan diri. Amandemen yang gagal itu akan melindungi perbudakan di negara-negara yang sudah ada perbudakan. Pada tanggal 4 Maret 1861, dalam pidato pelantikannya yang pertama, Lincoln mengatakan bahwa, "ketentuan seperti itu sekarang menjadi hukum konstitusional yang tersirat, saya tidak berkeberatan jika ketentuan tersebut dibuat secara tegas dan tidak dapat dibatalkan."[67]

Karena plot dan ancaman separatis, perhatian terhadap keamanan yang belum pernah terjadi sebelumnya diberikan kepada Lincoln dan keretanya. Dalam perjalanan menuju pelantikannya, Lincoln berpidato di depan massa dan badan legislatif di wilayah Utara. Presiden terpilih menghindari tersangka pembunuh (assassin) di Baltimore. Dia melakukan perjalanan dengan menyamar, mengenakan topi berbahan kain lembut sebagai ganti topi cerobong asap yang lazim dipakainya dan menyampirkan mantel di atas bahunya sambil sedikit membungkuk untuk menyembunyikan tinggi badannya. Pada tanggal 23 Februari 1861, dia tiba di Washington, D.C., ditempatkan di bawah pengawalan militer yang ketat. Banyak pihak di media oposisi mengkritik perjalanan rahasianya; surat kabar oposisi mengejek Lincoln dengan karikatur yang menunjukkan dia menyelinap ke ibu kota.[68]

Strategi awal militer union

Lincoln mengambil alih kuasa eksekutif perang dan membentuk strategi militer Union. Ia menanggapi krisis politik dan militer yang belum pernah terjadi sebelumnya sebagai panglima tertinggi dengan menjalankan kewenangan yang belum pernah terjadi sebelumnya. Ia memperluas kewenangan perangnya, memberlakukan blokade terhadap pelabuhan Konfederasi, mencairkan dana sebelum dianggarkan oleh Kongres, menangguhkan hak habeas corpus (kewajiban pihak berwenang untuk membawa orang yang ditahan ke pengadilan) dan menangkap serta memenjarakan ribuan orang yang diduga simpatisan Konfederasi. Lincoln memperoleh dukungan dari Kongres dan masyarakat utara atas tindakannya. Lincoln juga harus memperkuat simpati Union di negara-negara bagian yang berbatasan dengan wilayah pro perbudakan serta mencegah perang menjadi konflik internasional.[69] Kelompok Copperheads (Demokrat anti perang) mengkritik Lincoln yang menolak berkompromi dengan perbudakan; Republikan radikal (yang menginginkan tanggapan keras terhadap separatis) mengkritiknya karena lamban dalam menghapus perbudakan. Pada tanggal 6 Agustus 1861, Lincoln menandatangani Undang-Undang Penyitaan tahun 1861, yang mengesahkan proses hukum untuk menyita dan membebaskan budak yang digunakan untuk mendukung Konfederasi. Undang-undang tersebut tidak memiliki dampak praktis yang besar, tetapi mengisyaratkan dukungan politik untuk menghapus perbudakan.[70]

Strategi perang Lincoln memiliki dua prioritas: memastikan bahwa Washington dipertahankan dengan baik dan melakukan upaya perang yang agresif untuk meraih kemenangan yang cepat dan menentukan. Dua kali seminggu, Lincoln bertemu dengan kabinetnya. Kadang-kadang, istri Lincoln, Mary, membujuknya untuk naik kereta karena khawatir Lincoln bekerja terlalu keras. Lincoln memilih jenderal sipil dari berbagai latar belakang politik dan etnis "untuk mengamankan dukungan dan konstituen mereka terhadap upaya perang dan memastikan bahwa perang menjadi perjuangan nasional". Pada bulan Januari 1862, setelah adanya keluhan mengenai inefisiensi dan praktik mencari untung yang berlebihan di Departemen Perang, Lincoln mengganti Menteri Perang Simon Cameron dengan Edwin Stanton. Stanton bekerja lebih sering dan lebih dekat dengan Lincoln daripada pejabat senior lainnya. Menurut penulis biografi Stanton, Benjamin Thomas dan Harold Hyman, "Stanton dan Lincoln sebenarnya berperang bersama-sama."[71]

Untuk pencerahannya, Lincoln mengandalkan buku karangan kepala stafnya, Jenderal Henry Halleck, Elements of Military Art and Science. Lincoln mulai menyadari kebutuhan penting untuk menguasai titik-titik strategis seperti Sungai Mississippi.[72] Lincoln melihat pentingnya daerah Vicksburg di Mississippi dan memahami perlunya mengalahkan pasukan musuh, daripada hanya merebut wilayah. Dalam mengarahkan strategi perang Union, Lincoln sangat menghargai saran Winfield Scott, bahkan setelah ia pensiun sebagai Komandan Jenderal Angkatan Darat Amerika Serikat. Pada bulan Juni 1862, Lincoln melakukan kunjungan mendadak ke West Point, di mana ia menghabiskan waktu lima jam untuk berkonsultasi dengan Scott mengenai penanganan perang.[73]

Di tingkat internasional, Lincoln ingin mencegah bantuan militer asing kepada Konfederasi. Ia mengandalkan Menteri Luar Negeri, William Seward yang agresif saat bekerja sama dengan Ketua Senat Komite untuk Hubungan Luar Negeri, Charles Sumner. Pada tahun 1861, Angkatan Laut AS secara ilegal mencegat kapal pos Inggris, Trent, di laut lepas dan menangkap dua utusan Konfederasi. Meskipun pihak Utara merayakan penangkapan tersebut, Inggris memprotes dengan keras, dan Peristiwa Trent mengancam perang antara Amerika dan Inggris. Lincoln mengakhiri krisis tersebut dengan membebaskan kedua diplomat tersebut.[74]

Jenderal McClellan

Lincoln among a group of soldiers in a military camp
Pertemuan Lincoln dengan perwira Angkatan Darat Union pada tanggal 3 Oktober 1862, setelah Pertempuran Antietam

Setelah kekalahan Union di Bull Run dan pensiunnya Winfield Scott, Lincoln menunjuk Mayor Jenderal George B. McClellan sebagai panglima tertinggi. McClellan menghabiskan waktu berbulan-bulan untuk merencanakan Kampanye Semenanjung Virginia. Lambatnya kemajuan McClellan membuat Lincoln frustrasi, begitu pula pendiriannya bahwa tidak diperlukan pasukan untuk mempertahankan Washington. McClellan, pada gilirannya akan menyalahkan kegagalan kampanye karena pasukan cadangan yang ditempatkan Lincoln di ibu kota. Pada tahun 1862, Lincoln mencopot McClellan sebagai panglima tertinggi karena sang jenderal terus menerus tidak bertindak. Ia mengangkat Henry Halleck ke jabatan tersebut dan menunjuk John Pope sebagai kepala Angkatan Darat Virginia yang baru. Namun pada musim panas tahun 1862, Pope kalah telak dalam Pertempuran Bull Run Kedua yang memaksanya mundur ke Washington. Tak lama kemudian, Angkatan Darat Virginia dibubarkan.[75]

Meskipun ia tidak puas dengan kegagalan McClellan untuk membantu pasukan Pope, Lincoln mengembalikannya ke komando semua pasukan di sekitar Washington, yang meliputi Angkatan Darat Potomac dan sisa-sisa Angkatan Darat Virginia. Dua hari kemudian, pasukan Konfederasi dari Jenderal Robert E. Lee menyeberangi Sungai Potomac menuju Maryland, yang menyebabkan Pertempuran Antietam.[76] Pertempuran yang dimenangkan Union itu merupakan salah satu pertempuran paling berdarah dalam sejarah Amerika. Krisis komando terjadi bagi Lincoln ketika McClellan kemudian menolak tuntutan presiden agar ia mengejar pasukan Lee yang sedang mundur, sementara Jenderal Don Carlos Buell juga menolak perintah untuk menggerakkan Angkatan Darat Ohio melawan pasukan pemberontak di Tennessee timur. Lincoln mengganti Buell dengan William Rosecrans dan McClellan dengan Ambrose Burnside. Penunjukan tersebut bersifat netral secara politik dan dianggap tepat dari pihak Lincoln. Melawan saran presiden, Burnside melancarkan serangan melintasi Sungai Rappahannock dan dikalahkan oleh Lee di Fredericksburg pada bulan Desember. Menghadapi moral yang rendah dan ketidakpuasan di antara pasukan, Lincoln lantas mengganti Burnside dengan Joseph Hooker. Pada musim semi tahun 1863, Lincoln memerintahkan serangan oleh Hooker terhadap Lee di utara Richmond, Rosecrans di Chattanooga, Grant di Vicksburg dan serangan laut di Charleston. Hooker dikalahkan oleh Lee di Pertempuran Chancellorsville pada bulan Mei. Hooker kemudian mengundurkan diri pada bulan Juni dan digantikan oleh George Meade. Meade mengikuti Lee ke utara menuju Pennsylvania dan mengalahkannya dalam kampanye Gettysburg, tetapi ia kemudian gagal menghalangi mundurnya Lee ke Virginia, meskipun Lincoln menuntutnya. Pada saat yang sama, Grant merebut Vicksburg dan menguasai Sungai Mississippi.

Proklamasi Emansipasi

Sebelum Lincoln mengeluarkan Proklamasi Emansipasi pada tanggal 1 Januari 1863, dua jenderal Union mengeluarkan perintah emansipasi mereka sendiri, tetapi Lincoln mengesampingkan keduanya: ia berpendapat bahwa keputusan untuk membebaskan budak bukan berada dalam kekuasaan para jenderal dan bahwa hal itu mungkin akan memicu negara-negara perbatasan yang setia sehingga mereka memisahkan diri. Namun, pada bulan Juni 1862, Kongres mengeluarkan undang-undang yang melarang perbudakan di semua wilayah federal, yang ditandatangani oleh Lincoln. Pada bulan Juli, Undang-Undang Penyitaan tahun 1862 juga disahkan.[77] Pasal 9 dari undang-undang ini berbunyi membebaskan budak "di tempat mana pun yang diduduki oleh pasukan pemberontak dan kemudian diduduki oleh pasukan Amerika Serikat". Pada tanggal 22 Juli 1862, Lincoln meninjau kembali draf Proklamasi Emansipasi dengan kabinetnya. Copperheads berpendapat bahwa emansipasi adalah batu sandungan bagi perdamaian dan reunifikasi, namun editor Partai Republik Horace Greeley dari New-York Tribune, dalam surat publiknya, "The Prayer of Twenty Millions" memohon Lincoln untuk menerima emansipasi. Dalam surat terbuka tertanggal 22 Agustus 1862, Lincoln membalas pernyataan Greeley. Lincoln menulis bahwa meskipun ia secara pribadi menginginkan semua orang bisa bebas, kewajiban pertamanya sebagai presiden adalah untuk menjaga persatuan negara Amerika Serikat:

Tujuan utama saya dalam pergolakan ini "adalah" menyelamatkan negara dan "bukan" menyelamatkan atau menghancurkan perbudakan. Jika saya bisa menyelamatkan negara tanpa membebaskan "tiap" budak maka akan saya lakukan, apabila saya bisa menyelamatkan negara dengan membebaskan "semua" budak maka akan saya lakukan; dan apabila saya bisa menyelamatkan negara dengan membebaskan sebagian budak dan membiarkan yang lainnya maka akan saya lakukan juga.[45]

Pada tanggal 1 Januari 1863, Lincoln mengeluarkan Proklamasi Emansipasi terakhir yang membebaskan budak di 10 negara bagian yang saat itu tidak berada di bawah kendali Union dengan pengecualian yang ditentukan untuk wilayah yang berada di bawah kendali Union. Komentar Lincoln saat menandatangani Proklamasi adalah: "Saya tidak pernah, dalam hidup saya, merasa lebih yakin bahwa saya melakukan hal yang benar, selain saat saya menandatangani dokumen ini." Pada Malam Tahun Baru tahun 1862, warga Afrika Amerika – yang diperbudak maupun yang bebas – berkumpul di seluruh Amerika Serikat untuk mengadakan upacara Watch Night untuk "Malam Kemerdekaan" menantikan pemenuhan janji Proklamasi. Dengan penghapusan perbudakan di negara-negara pemberontak yang sekarang menjadi tujuan operasi militer, pasukan Union yang bergerak maju ke selatan "memungkinkan ribuan budak melarikan diri menuju kebebasan".

Seperti yang diharapkan Lincoln, Proklamasi tersebut menghapus ancaman bahwa negara-negara yang menentang perbudakan, terutama Inggris dan Prancis akan mendukung Konfederasi. Proklamasi tersebut langsung dikecam oleh Copperheads, yang menentang perang dan menganjurkan pemulihan persatuan dengan mengizinkan perbudakan. Hal itu juga dilihat sebagai pengkhianatan terhadap janjinya kepada Southern Unionist untuk tidak mencampuri perbudakan; Emerson Etheridge yang saat itu menjabat sebagai Panitera DPR, bergabung dalam rencana untuk memberikan kendali DPR kepada Demokrat dan Southern Unionist yang akhirnya gagal.[78] Sebagai hasil dari Proklamasi, perekrutan orang-orang merdeka menjadi kebijakan resmi. Dalam suratnya kepada gubernur militer Tennessee Andrew Johnson, Lincoln menulis, "Pemandangan lima puluh ribu tentara kulit hitam bersenjata dan terlatih di tepi Sungai Mississippi yang akan mengakhiri pemberontakan".[79]

Pidato Gettysburg (1863)

Text of the Gettysburg Address
Pidato Gettysburg yang terukir di Lincoln Memorial

Lincoln berpidato pada peresmian taman makam pahlawan Gettysburg pada tanggal 19 November 1863. Dalam 272 kata, hanya dalam waktu tiga menit, Lincoln menegaskan bahwa hakikat bangsa "dikandung dalam Kebebasan dan didedikasikan pada proposisi bahwa semua manusia diciptakan sama". Ia mendefinisikan perang sebagai sesuatu yang didedikasikan untuk prinsip-prinsip kebebasan dan kesetaraan bagi semua. Ia menyatakan bahwa kematian begitu banyak prajurit tidak akan sia-sia, bahwa masa depan demokrasi akan terjamin dan bahwa "pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, untuk rakyat, tidak akan lenyap dari muka bumi". Pidato tersebut nantinya menjadi pidato yang paling banyak dikutip dalam sejarah Amerika.[80]

Setelah kemenangan di Gettysburg dan Vicksburg, Lincoln mengumumkan hari Thanksgiving menjadi hari libur nasional, yang akan dirayakan pada tanggal 26, Kamis terakhir bulan November 1863.[81]

Mempromosikan Jendral Grant

Kemenangan Jenderal Ulysses Grant dalam "Pertempuran Shiloh" dan dalam kampanye Vicksburg membuat Lincoln terkesan. Menanggapi kritik terhadap Grant setelah "Pertempuran Shiloh", Lincoln berkata, "Saya tidak bisa mengabaikan orang ini. Dia berjuang." Kegagalan Meade untuk menangkap pasukan Lee setelah Gettysburg dan keberhasilan Grant di Chattanooga meyakinkan Lincoln untuk mempromosikan Grant menjadi panglima semua pasukan Union. Grant kemudian meluncurkan Overland Campaign yang berdarah dan menimbulkan kerugian besar di kedua belah pihak.[82]

Di tengah aksi militer yang berkecamuk, pada tanggal 30 Juni 1864 Lincoln menandatangani undang-undang Hibah Yosemite (Yosemite Grant) yang disahkan oleh Kongres untuk memberikan perlindungan federal yang belum pernah terjadi sebelumnya untuk wilayah yang sekarang dikenal sebagai Taman Nasional Yosemite. Menurut Rolf Diamant dan Ethan Carr, "[H]ibah Yosemite merupakan konsekuensi langsung dari perang ... sebuah perwujudan dari proses berkelanjutan pembentukan kembali pemerintahan ... sebuah penegasan yang disengaja dari keyakinan teguh pada kemenangan bagi Union nantinya." Lincoln bereaksi terhadap kekalahan Union dengan memobilisasi dukungan di seluruh Utara. Lincoln memberi wewenang kepada Grant untuk menargetkan infrastruktur—perkebunan, rel kereta api dan jembatan—untuk melemahkan moral dan kemampuan tempur pihak Selatan. Ketika Grant terus melemahkan pasukan Lee, upaya untuk membahas perdamaian pun dimulai. Pada suatu saat, Wakil Presiden Konfederasi Alexander H. Stephens memimpin pertemuan dengan Lincoln, Seward dan yang lainnya di Hampton Roads. Lincoln menolak bernegosiasi dengan Konfederasi sebagai pihak yang setara.[83] Pada awal April, pemerintah Konfederasi mengevakuasi warga Richmond dan Lincoln mengunjungi ibu kota yang ditaklukkan tersebut. Pada tanggal 9 April 1865, Lee menyerahkan Pasukan Virginia Utara kepada Grant di Appomattox.[84]

Kebijakan fiskal dan moneter

Both sides of a one-dollar bill
Satu dollar "Greenback"

Setelah "Pertempuran Fort Sumter", Lincoln dan Menteri Keuangan Salmon Chase menghadapi tantangan untuk mendanai ekonomi masa perang. Kongres dengan cepat menyetujui permintaan Lincoln untuk membentuk pasukan yang beranggotakan 500.000 orang, tetapi menolak usulan untuk menaikkan pajak. Setelah kekalahan Union dalam "Pertempuran Bull Run Pertama", Kongres meloloskan Undang-Undang Pendapatan tahun 1861, yang memberlakukan pajak penghasilan federal AS yang pertama. Undang-undang tersebut menetapkan pajak tetap sebesar tiga persen atas pendapatan di atas $800 ($28.000 dalam dolar saat ini). Perpajakan ini mencerminkan meningkatnya jumlah kekayaan yang disimpan dalam bentuk saham dan obligasi, bukan dalam bentuk properti yang sebelumnya telah dikenakan pajak oleh pemerintah federal. Karena rata-rata pekerja perkotaan memperoleh penghasilan sekitar $600 per tahun, beban pajak penghasilan terutama dibebankan kepada orang kaya.

Lincoln juga menandatangani Morrill Tariffs kedua dan ketiga, yang pertama menjadi hukum pada bulan-bulan terakhir masa jabatan Buchanan. Tarif ini menaikkan bea masuk secara signifikan dan dirancang untuk meningkatkan pendapatan dan melindungi manufaktur dalam negeri dari persaingan asing. Selama perang, tarif ini juga membantu produsen mengimbangi beban pajak baru.[85] Sepanjang perang, Kongres berdebat apakah akan meningkatkan pendapatan tambahan terutama dengan meningkatkan tarif, yang paling berdampak pada daerah pedesaan di Barat, atau dengan meningkatkan pajak penghasilan, yang paling berdampak pada individu kaya di Timur Laut. Langkah-langkah pendapatan tahun 1861 terbukti tidak memadai untuk mendanai perang, sehingga memaksa Kongres untuk mengeluarkan undang-undang lebih lanjut untuk menghasilkan pendapatan.[86]

Pada bulan Februari 1862, Kongres meloloskan Legal Tender Act, yang mengesahkan pencetakan greenback (uang kertas) senilai $150 juta—uang kertas pertama yang diterbitkan oleh pemerintah AS sejak berakhirnya Revolusi Amerika. Uang kertas tidak didukung oleh emas atau perak, melainkan oleh jaminan pemerintah bahwa nilai uang tersebut berharga. Pada akhir perang, uang kertas senilai $450 juta beredar. Kongres juga mengesahkan Undang-Undang Pendapatan tahun 1862, yang menetapkan pajak cukai yang memengaruhi hampir setiap komoditas,[87] serta pajak warisan nasional pertama. Undang-Undang Pendapatan tahun 1862 juga menambahkan struktur pajak progresif pada pajak penghasilan federal. Untuk mengumpulkan pajak ini, Kongres membentuk Kantor Komisaris Pendapatan Internal.[88]

Kebijakan luar negeri

Lincoln "tidak familiar dengan praktik diplomatik" tetapi memiliki "pengaruh substansial terhadap diplomasi AS" ketika Union berusaha menghindari perang dengan Inggris dan Prancis.[89] Pada awal perang, Rusia adalah satu-satunya negara besar yang mendukung Union, sementara negara-negara Eropa lainnya memiliki simpati yang berbeda-beda terhadap Konfederasi. Kebijakan Lincoln berhasil: semua negara asing secara resmi bersikap netral selama Perang Saudara dan tidak ada yang mengakui Konfederasi. Para pemimpin Eropa melihat pemisahan Amerika Serikat sebagai sesuatu yang berpotensi untuk menyingkirkan atau setidaknya melemahkan pesaing yang semakin kuat. Mereka mencari cara untuk memanfaatkan ketidakmampuan AS dalam menegakkan Doktrin Monroe. Spanyol menginvasi Republik Dominika pada tahun 1861, sementara Prancis mendirikan rezim boneka di Meksiko. Namun, banyak pihak di Eropa juga berharap perang ini segera berakhir, baik karena alasan kemanusiaan maupun karena gangguan ekonomi yang ditimbulkannya.[90]

Kebijakan luar negeri Lincoln kurang berhasil pada tahun 1861 dalam hal menarik perhatian publik Eropa. Bangsawan Eropa (kelas dominan di setiap negara besar) "sangat gembira dalam menyatakan kekalahan Amerika sebagai bukti bahwa seluruh percobaan dalam pemerintahan oleh rakyat (demokrasi) telah gagal. Para diplomat union (serikat) harus menjelaskan bahwa Amerika Serikat tidak berkomitmen untuk mengakhiri perbudakan, dan sebaliknya mereka berpendapat bahwa pemisahan diri adalah inkonstitusional. Di sisi lain, juru bicara Konfederasi lebih berhasil dengan mengabaikan perbudakan dan sebaliknya berfokus pada perjuangan mereka untuk kebebasan, komitmen mereka terhadap perdagangan bebas dan peran penting kapas dalam ekonomi Eropa. Namun, harapan Konfederasi bahwa ekspor kapas akan memaksa campur tangan Eropa tidak terwujud, karena Inggris menemukan sumber kapas alternatif dan mengalami pertumbuhan ekonomi di industri yang tidak bergantung pada kapas.[91] Meskipun dikeluarkannya Proklamasi Emansipasi tidak serta merta mengakhiri kemungkinan intervensi Eropa, namun hal ini menggalang opini publik Eropa untuk mendukung Union dengan menambahkan penghapusan perbudakan sebagai tujuan perang Union. Peluang intervensi Eropa dalam perang ini berakhir dengan kemenangan Union di Gettysburg dan Vicksburg, karena para pemimpin Eropa mulai percaya bahwa tujuan Konfederasi sudah hancur.[92]

Penduduk asli Amerika

Pemerintahan Lincoln menghadapi kesulitan dalam menjaga pemukim Barat, rel kereta api dan telegraf dari serangan penduduk asli Amerika. Pada tanggal 17 Agustus 1862, "Perang Dakota" meletus di Minnesota. Ratusan pemukim tewas dan 30.000 orang mengungsi dari rumah mereka. Beberapa orang khawatir bahwa hal ini mungkin merupakan konspirasi Konfederasi untuk memulai perang di wilayah perbatasan Barat Laut. Lincoln memerintahkan ribuan tawanan perang Konfederasi dikirim untuk meredakan pemberontakan. Ketika Konfederasi memprotes, Lincoln mencabut kebijakan tersebut dan tidak ada satu pun yang tiba di Minnesota. Lincoln mengirim Jenderal John Pope sebagai komandan Departemen Barat Laut yang baru. Sedangkan yang bertugas di bawah Pope adalah Anggota Kongres Minnesota, Henry Hastings Sibley. Gubernur Minnesota telah mengangkat Sibley sebagai Kolonel Relawan Amerika Serikat untuk memimpin pasukan AS yang bertugas berperang dan akhirnya mengalahkan pasukan "Little Crow" di "Pertempuran Wood Lake".[93]

Pengadilan kejahatan perang yang dipimpin oleh Sibley menjatuhkan hukuman mati kepada 303 prajurit Dakota. Lincoln mengampuni semua orang kecuali 39 orang, dengan satu orang mendapat penangguhan hukuman. Eksekusi terhadap 38 orang dilakukan dan menjadi eksekusi massal terbesar dalam sejarah AS. Kurang dari empat bulan kemudian, Lincoln mengeluarkan Lieber Code, yang mengatur perilaku Angkatan Darat Union di masa perang, dengan memberikan aturan yang jelas atas tanggung jawab komando terhadap kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan. Anggota Kongres, Alexander Ramsey mengatakan kepada Lincoln pada tahun 1864 bahwa ia akan memperoleh lebih banyak dukungan untuk pemilihan ulang di Minnesota jika ia mengeksekusi ke-303 orang tersebut. Lincoln menjawab, "Saya tidak mampu menggantung orang untuk mendapatkan suara."[94]

Periode kedua

A large crowd in front of a large building with many pillars
Pidato pelantikan kedua Lincoln di Gedung Kapitol AS yang hampir selesai pada tanggal 4 Maret 1865

Pemilihan kembali

Lincoln mencalonkan diri kembali pada tahun 1864; Partai Republik memilih Andrew Johnson, seorang Demokrat Perang, sebagai pasangannya. Untuk memperluas koalisinya agar mencakup Demokrat Perang dan Republik, Lincoln mencalonkan diri dengan label Partai Persatuan Nasional yang baru. Pertempuran berdarah oleh Jenderal Grant merusak citra untuk pemilihan kembali Lincoln dan banyak anggota Partai Republik takut kalah; Lincoln menolak tekanan untuk mencapai kesepakatan damai. Lincoln menyiapkan memorandum rahasia yang berisi janjinya bahwa, apabila ia kalah dalam pemilihan, ia akan "bekerja sama dengan Presiden terpilih, untuk menyelamatkan negara sejak pemilihan dan pelantikan; sebagaimana ia akan mengamankan pemilihannya dengan alasan yang tidak mungkin dapat ia selamatkan setelah tidak jadi presiden". Pada sidang kabinet berikutnya, Lincoln "meminta setiap anggota untuk menandatangani nama mereka di belakang dokumen", tetapi dia tidak mengizinkan mereka untuk membacanya.[95]

Kemenangan di Atlanta dan Shenandoah Valley mengubah opini publik dan Lincoln terpilih kembali. Pada tanggal 4 Maret 1865, Lincoln menyampaikan pidato pelantikannya yang kedua. Sejarawan Mark Noll menempatkan pidato tersebut "di antara segelintir teks semi-sakral yang menjadi acuan orang Amerika untuk memahami tempat mereka di dunia;" pidato tersebut diabadikan di Lincoln Memorial. Lincoln menutup pidatonya dengan kata-kata berikut:

Tanpa kebencian terhadap siapa pun; dengan kasih sayang untuk semua; dengan keteguhan dalam kebenaran, sebagaimana Tuhan memperlihatkan kepada kita kebenaran, marilah kita berjuang untuk menyelesaikan pekerjaan yang sedang kita lakukan; untuk membalut luka-luka bangsa; untuk merawat orang yang telah berjuang, dan untuk jandanya, dan anak yatimnya—untuk melakukan segala sesuatu yang dapat mencapai dan menghargai perdamaian yang adil dan abadi, di antara kita sendiri, dan dengan semua bangsa.[96]

Konstruksi ulang

Rekonstruksi terjadi sebelum perang berakhir karena Lincoln dan rekan-rekannya mempertimbangkan reintegrasi bangsa serta nasib para pemimpin Konfederasi dan budak yang dibebaskan. Ketika seorang jenderal bertanya kepada Lincoln bagaimana Konfederasi yang kalah harus diperlakukan, Lincoln menjawab, "Tenang saja dulu."[97] Tujuan utama Lincoln adalah menjaga persatuan, jadi dia tidak berfokus pada siapa yang harus disalahkan, tetapi pada bagaimana membangun kembali negara. Lincoln memimpin kaum moderat dalam kebijakan Rekonstruksi dan ditentang oleh kaum Radikal, di bawah Thaddeus Stevens, Charles Sumner dan Benjamin Wade, yang tetap menjadi sekutu Lincoln. Bertekad untuk menyatukan kembali bangsa dan tidak mengasingkan Selatan, Lincoln mendesak agar pemilihan umum yang cepat dengan persyaratan yang menguntungkan diadakan. Proklamasi Amnesti yang dikeluarkannya pada tanggal 8 Desember 1863, menawarkan pengampunan kepada mereka yang tidak pernah menduduki jabatan sipil Konfederasi dan tidak pernah menganiaya tahanan Union, jika mereka menandatangani sumpah setia.[98]

Ketika negara-negara bagian Selatan jatuh, mereka membutuhkan pemimpin sementara selagi pemerintahan mereka dipulihkan. Di Tennessee dan Arkansas, Lincoln menunjuk Johnson dan Frederick Steele, masing-masing sebagai gubernur militer. Di Louisiana, Lincoln memerintahkan Jenderal Nathaniel P. Banks untuk mempromosikan rencana yang akan membangun kembali negara bagian ketika 10 persen pemilih setuju, tetapi hanya jika negara bagian yang dibangun kembali menghapuskan perbudakan. Pihak oposisi partai Demokrat menuduh Lincoln menggunakan rencana itu untuk mewujudkan aspirasi politiknya dan Partai Republik. Kelompok Radikal mengecam kebijakan Lincoln karena dianggap terlalu lunak dan meloloskan rencana mereka sendiri, yaitu RUU Wade-Davis tahun 1864, namun Lincoln memvetonya. Kelompok Radikal membalas dengan menolak untuk mengangkat perwakilan terpilih dari Louisiana, Arkansas, dan Tennessee.[99]

Setelah melaksanakan Proklamasi Emansipasi, Lincoln meningkatkan tekanan pada Kongres untuk melarang perbudakan di seluruh negeri dengan amandemen konstitusional. Pada bulan Desember 1863, amandemen tersebut dibawa ke Kongres. Senat meloloskannya pada tanggal 8 April 1864, tetapi pemungutan suara pertama di DPR tidak mencapai mayoritas dua pertiga yang disyaratkan. Amandemen menjadi bagian dari platform pemilihan ulang Lincoln, dan setelah pemilihannya kembali, upaya kedua di DPR disahkan pada tanggal 31 Januari 1865. Setelah diratifikasi oleh tiga perempat negara bagian pada bulan Desember 1865, amandemen ini menjadi Amandemen Ketigabelas Konstitusi Amerika Serikat.[100]

Lincoln yakin bahwa pemerintah federal memiliki tanggung jawab yang terbatas terhadap jutaan orang yang dibebaskan. Ia menandatangani RUU Freedman Bureau (Biro Orang yang dibebaskan) yang diajukan Senator Charles Sumner yang membentuk badan federal sementara yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan langsung para mantan budak. Undang-undang tersebut membuka peluang sewa tanah selama tiga tahun dengan kemampuan untuk membeli hak milik bagi orang-orang yang dimerdekakan. Lincoln mengumumkan rencana Rekonstruksi yang melibatkan kontrol militer jangka pendek, sambil menunggu penerimaan kembali di bawah kendali Unionis selatan.

Lincoln hanya memveto empat RUU selama masa jabatan kepresidenannya, termasuk RUU Wade-Davis dengan program Rekonstruksi yang keras. Ada beberapa UU yang memiliki dampak luas yang disahkan oleh Lincoln. Undang-Undang Homestead tahun 1862 menyediakan jutaan hektar tanah milik pemerintah di Barat untuk dibeli dengan harga murah. Undang-Undang Morrill Land-Grant Colleges tahun 1862 memberikan hibah pemerintah untuk perguruan tinggi pertanian di setiap negara bagian. Undang-Undang Kereta Api Pasifik tahun 1862 dan 1864 memberikan dukungan federal untuk pembangunan jalur kereta api lintas benua pertama di Amerika Serikat, yang selesai dibangun pada tahun 1869. Disahkannya Undang-Undang Homestead dan Undang-Undang Kereta Api Pasifik dimungkinkan karena tidak adanya anggota kongres dan senator dari wilayah Selatan yang menentang tindakan tersebut pada tahun 1850-an.[101]

Pembunuhan

Painting of Lincoln being shot by Booth while sitting in a theater booth.
Ilustrasi pembunuhan Lincoln pada tanggal 14 April 1865, di bilik presiden Ford's Theatre, menampilkan (dari kiri ke kanan): pembunuh John Wilkes Booth, Abraham Lincoln, Mary Todd Lincoln, Clara Harris dan Henry Rathbone

John Wilkes Booth adalah seorang aktor terkenal dan mata-mata Konfederasi dari Maryland; meskipun ia tidak pernah bergabung dengan tentara Konfederasi, ia memiliki kontak dengan dinas rahasia Konfederasi. Setelah menghadiri pidato publik terakhir Lincoln, pada tanggal 11 April 1865, di mana Lincoln menyatakan preferensinya agar hak pilih diberikan kepada beberapa pria kulit hitam, khususnya “pada mereka yang sangat cerdas, dan pada mereka yang mengabdi pada perjuangan kita sebagai prajurit”, Booth lantas berencana untuk membunuh Presiden. Ketika Booth mengetahui niat keluarga Lincoln untuk menghadiri pertunjukan drama dengan Jenderal Grant, ia berencana untuk membunuh Lincoln dan Grant di Teater Ford. Lincoln dan istrinya menghadiri drama Our American Cousin pada malam tanggal 14 April. Pada saat terakhir, Grant memutuskan untuk pergi ke New Jersey untuk mengunjungi anak-anaknya alih-alih menonton drama tersebut.[102]

Pada pukul 22:15, Booth memasuki bagian belakang kotak teater Lincoln, menyelinap dari belakang dan menembaki bagian belakang kepala Lincoln yang mengakibatkan luka yang fatal. Tamu Lincoln, Mayor Henry Rathbone sempat bergulat dengan Booth, tetapi Booth menikamnya dan melarikan diri. Setelah dirawat oleh Dokter Charles Leale dan dua dokter lainnya, Lincoln dibawa ke seberang jalan menuju Petersen House. Setelah koma selama sembilan jam, Lincoln meninggal pada pukul 7:22 pagi tanggal 15 April. Jasad Lincoln dibungkus dengan bendera dan ditempatkan di dalam peti mati, yang kemudian dimuat ke dalam mobil jenazah dan dikawal ke Gedung Putih oleh tentara Union. Presiden Johnson dilantik pada hari yang sama. Dua minggu kemudian Booth ditemukan. Dirinya ditembak dan dibunuh di sebuah peternakan di Virginia oleh Sersan Boston Corbett.[103]

Masa berkabung dan penguburan

Lincoln disemayamkan pada tanggal 19 hingga 20 April, pertama di Gedung Putih dan kemudian di rotunda Kapitol. Peti jenazah yang berisi jenazah Lincoln dan jenazah putra ketiganya, Willie, kemudian menempuh perjalanan selama dua minggu dengan kereta jenazah melalui rute memutar dari Washington D.C. ke Springfield, Illinois, berhenti di banyak kota untuk upacara peringatan yang dihadiri oleh ratusan ribu orang. Banyak orang lain berkumpul di sepanjang rel ketika kereta api lewat dengan iringan band, api unggun dan nyanyian himne atau dalam kesedihan yang hening. Para sejarawan menekankan terguncangnya masyarakat dan kesedihan yang meluas, tetapi mencatat bahwa beberapa pembenci Lincoln merayakan kematiannya. Penyair Walt Whitman menggubah "When Lilacs Last in the Dooryard Bloom'd" untuk mengenang Lincoln. Jenazah Lincoln dimakamkan di Pemakaman Oak Ridge di Springfield dan sekarang berada di komplek Makam Lincoln.[104]

Filsafat dan pandangan

Lincoln mendefinisikan ulang filosofi politik republikanisme di Amerika Serikat. Ia menyebut Deklarasi Kemerdekaan, yang menyatakan "secara gamblang" bahwa semua manusia diciptakan sama dan memiliki hak kebebasa "yang tidak dapat dicabut". Dirinya dianggap sebagai "jangkar" republikanisme, pada saat Konstitusi masih "menoleransi perbudakan", menjadi fokus sebagian besar wacana politik. John Patrick Diggins mencatat, "Lincoln memberikan teori sejarah kepada orang Amerika yang memberikan kontribusi mendalam terhadap teori dan takdir republikanisme itu sendiri" dalam pidato Cooper Union tahun 1860.

Sebagai aktivis Whig, Lincoln adalah juru bicara kepentingan bisnis, yang mendukung tarif tinggi, bank, perbaikan infrastruktur dan rel kereta api, sebagai penentang kaum demokrat Jacksonian. Meskipun demikian, Lincoln mengagumi keteguhan dan patriotisme Andrew Jackson, dan menganut paham Jacksonian tentang "kepercayaan pada orang biasa". Menurut sejarawan Sean Wilentz, "seperti halnya Partai Republik tahun 1850-an menyerap beberapa elemen Jacksonianisme, demikian pula Lincoln, yang Partai Whig-nya selalu lebih egaliter daripada Partai Whig lainnya, mendapati dirinya menyerap beberapa di antaranya juga."[105]

Skeptisisme agama dan takdir

Saat masih muda, Lincoln adalah seorang skeptis agama. Namun, dia sangat akrab dengan Alkitab dan banyak mengutip dan memujinya. Sepanjang karier publiknya, Lincoln sering mengutip Kitab Suci. Tiga pidatonya yang paling terkenal—Pidato House Divided, Pidato Gettysburg dan pelantikannya yang kedua—semuanya mengandung kutipan seperti itu. Pada tahun 1840-an Lincoln menganut Doctrine of Necessity (Doktrin Keharusan), sebuah kepercayaan bahwa pikiran manusia dikendalikan oleh kekuatan yang lebih tinggi.[106]

Setelah kematian putranya Edward pada tahun 1850, ia lebih sering mengungkapkan ketergantungannya kepada Tuhan. Dia tidak pernah bergabung dengan gereja mana pun, meskipun dia sering menghadiri Gereja First Presbyterian di Springfield, Illinois, bersama istrinya mulai tahun 1852. Saat menjadi presiden, Lincoln sering menghadiri kebaktian di Gereja Presbiterian New York Avenue di Washington, D.C. Kematian putranya Willie pada bulan Februari 1862 mungkin telah menyebabkan dia mencari penghiburan melalui agama. Penggunaan bahasa dan citra keagamaan yang sering dilakukan Lincoln menjelang akhir hidupnya mungkin mencerminkan keyakinan pribadinya atau mungkin merupakan cara untuk menjangkau pendengarnya, yang sebagian besar adalah Protestan evangelis.[107]

Kesehatan dan penampilan

Saat muda, Lincoln sering dianggap "kaku" dan "aneh" oleh teman-temannya. Ia tinggi dan kuat saat remaja. Lincoln sering ikut serta dalam lompat tali, lempar lembing, gulat serta lomba lari dan "bersinar saat ia dapat memanfaatkan kekuatan luar biasanya." Ibu tirinya berkomentar bahwa dia tidak terlalu peduli dengan pakaian. Pakaian Lincoln "biasanya kasar dan cocok untuk daerah perbatasan", dengan celah di antara sepatu, kaus kaki dan celana yang sering kali memperlihatkan tulang keringnya sepanjang enam inci atau lebih; ​​"dia tidak terlalu peduli dengan mode".[108]

Tinggi badan Lincoln mencapai 193 cm, dengan ciri-ciri "kurus, berkulit gelap dan tulang yang menonjol." Meskipun ia biasanya digambarkan berjanggut, ia tidak menumbuhkan jenggot sampai tahun 1860 atas saran Grace Bedell yang berusia 11 tahun; ia adalah presiden pertama dari lima presiden yang melakukannya. William H. Herndon menggambarkan wajah Lincoln seperti "panjang, sempit, pucat dan kurus kering", pipinya "berkulit kasar dan berwarna kunyit". Lincoln menggambarkan dirinya memiliki "kulit gelap, dengan rambut hitam kasar". Para pengkritik Lincoln juga mengomentari penampilannya. Misalnya, selama Perang Saudara, Mercury di Charlestown menggambarkannya sebagai orang yang "berkulit paling kotor" dan bertanya, "Bah! Setelah dia, orang kulit putih mana yang akan menjadi Presiden?"[109]

Di antara penyakit yang Lincoln terdokumentasikan atau diduga dideritanya adalah depresi, cacar dan malaria.[110] Dia mengonsumsi pil "blue mass", yang mengandung merkuri untuk mengobati depresi atau hipokondriasis. Tidak diketahui sejauh mana hal ini dapat mengakibatkan keracunan merkuri. Beberapa klaim telah dibuat bahwa kesehatan Lincoln menurun sebelum pembunuhan tersebut, karena foto-foto Lincoln menunjukkan penurunan berat badan dan penyusutan otot.

Reputasi sejarah

Potret Lincoln sebagai presiden dari Biro Ukiran dan Percetakan

Dalam survei yang dilakukan oleh akademisi AS yang memberi peringkat presiden sejak tahun 1948, tiga presiden teratas secara umum adalah Lincoln, George Washington dan Franklin Delano Roosevelt, meskipun urutannya bervariasi. Antara tahun 1999 dan 2011, Abraham Lincoln, John F. Kennedy dan Ronald Reagan adalah presiden dengan peringkat teratas dalam delapan survei opini publik, menurut Gallup. Sebuah studi tahun 2004 menemukan bahwa para ahli sejarah dan politik menempatkan Lincoln di peringkat pertama, sementara para ahli hukum menempatkannya di peringkat kedua setelah George Washington.[111]

Pembunuhan Lincoln menjadikannya seorang martir nasional. Ia dipandang oleh para abolisionis sebagai pejuang kebebasan manusia. Banyak orang, meskipun tidak semua, di Selatan menganggap Lincoln sebagai seorang pria dengan kemampuan luar biasa. Para sejarawan mengatakan bahwa ia adalah seorang "liberal klasik" dalam pengertian abad ke-19. Pada era New Deal, kaum liberal menghormati Lincoln sebagai pendukung rakyat biasa yang mereka klaim akan mendukung negara kesejahteraan[112] dan Lincoln menjadi favorit kaum intelektual liberal di seluruh dunia. Sosiolog Barry Schwartz berpendapat bahwa pada tahun 1930-an dan 1940-an Lincoln memberi bangsa "simbol moral yang menginspirasi dan membimbing kehidupan Amerika."

Memorial

Potret Lincoln muncul pada dua pecahan mata uang Amerika Serikat, yaitu sen dan uang kertas $5. Ia muncul pada perangko di seluruh dunia. Namanya telah diabadikan di banyak kota, pedesaan dan county, termasuk ibu kota Nebraska.[113] Kapal induk kelas "Nimitz" milik Angkatan Laut Amerika Serikat, USS Abraham Lincoln (CVN-72) diberi nama Lincoln, kapal Angkatan Laut kedua yang menyandang namanya.

Lihat pula

Referensi

  1. ^ Carpenter, Francis B. (1866). Six Months in the White House: The Story of a Picture. Hurd and Houghton. hlm. 217.
  2. ^ Suhindriyo. 1999. Biografi Singkat Presiden-Presiden Amerika Serikat. Yogyakarta: Yayasan Pustaka Nusatama, hal/56.
  3. ^ Editors, History com. "President Lincoln dies". HISTORY (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari asli tanggal 2023-06-02. Diakses tanggal 2021-05-23. ;
  4. ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari asli tanggal 2010-07-17. Diakses tanggal 2010-05-03.
  5. ^ "U.S. Presidential Election of 1860 | Candidates & Results". Encyclopedia Britannica (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari asli tanggal 2023-08-26. Diakses tanggal 2021-05-23.
  6. ^ a b "Abraham Lincoln - Confederacy, Outbreak of American Civil War | Britannica". www.britannica.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2024-01-17.
  7. ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari asli tanggal 2019-04-03. Diakses tanggal 2010-05-03.
  8. ^ "Message of President Abraham Lincoln Nominating Ulysses S. Grant to Be Lieutenant General of the Army". National Archives. August 15, 2016. Diarsipkan dari asli tanggal 2023-04-18. Diakses tanggal 2022-05-21.
  9. ^ "Abraham Lincoln: Foreign Affairs | Miller Center". millercenter.org (dalam bahasa Inggris). 2016-10-04. Diakses tanggal 2024-01-17.
  10. ^ a b "Abraham Lincoln: Domestic Affairs | Miller Center". millercenter.org (dalam bahasa Inggris). 2016-10-04. Diakses tanggal 2024-01-17.
  11. ^ "Abraham Lincoln: Life in Brief | Miller Center". millercenter.org (dalam bahasa Inggris). 2016-10-04. Diakses tanggal 2024-01-17.
  12. ^ "Gettysburg Address". education.nationalgeographic.org (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2024-01-17.
  13. ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari asli tanggal 2010-05-04. Diakses tanggal 2010-05-03.
  14. ^ Warren 1959, hlm. 3-4.
  15. ^ Warren 1959, hlm. 6-7.
  16. ^ Warren 1959, hlm. 9-10.
  17. ^ a b c Burlingame, Michael (2016-10-04). "Abraham Lincoln: Life Before the Presidency". millercenter.org (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari asli tanggal 2023-05-17. Diakses tanggal 2021-05-23.
  18. ^ Warren 1959, hlm. 11.
  19. ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari asli tanggal 2023-03-12. Diakses tanggal 2010-05-03.
  20. ^ a b c Current, Richard N. "Abraham Lincoln". Encyclopedia Britannica (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2024-01-17.
  21. ^ "Abraham Lincoln: Life Before the Presidency | Miller Center". millercenter.org (dalam bahasa Inggris). 2016-10-04. Diakses tanggal 2024-01-18.
  22. ^ Donald (1996), pp. 55–58.
  23. ^ Donald (1996), pp. 67–69; Thomas (2008), pp. 56–57, 69–70.
  24. ^ a b Largent, Kimberly J. (2023). "The Life Of Mary Todd Lincoln". OSU eHistory. Diakses tanggal 2024-01-18.
  25. ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari asli tanggal 2023-06-06. Diakses tanggal 2010-05-03.
  26. ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari asli tanggal 2015-05-04. Diakses tanggal 2010-05-03.
  27. ^ Simon 1990, hlm. 283.
  28. ^ Burlingame 2008, v. 1 p. 102.
  29. ^ Foner 2010, hlm. 17–19, 67.
  30. ^ Donald 1996, hlm. 64.
  31. ^ Donald 1996, hlm. 17.
  32. ^ Burlingame 2008, v. 1 pp. 140–142.
  33. ^ Donald 1996, hlm. 222.
  34. ^ Harris 2007, hlm. 54; Foner 2010, hlm. 57.
  35. ^ "Lincoln, Abraham". History, Art & Archives. United States House of Representatives. Diakses tanggal July 1, 2022.
  36. ^ Heidler & Heidler 2006, hlm. 181–183; Greenberg 2012, hlm. 250–251.
  37. ^ Donald 1996, hlm. 128.
  38. ^ Burlingame 2008, v. 1 pp. 305–307.
  39. ^ Harris 2007, hlm. 55–57.
  40. ^ Donald 1996, hlm. 105–106, 158.
  41. ^ Burlingame 2008, v. 1 p. 186.
  42. ^ Donald 1996, hlm. 155–156, 196–197.
  43. ^ Donald 1996, hlm. 150–151.
  44. ^ Thomas 2008, hlm. 148–152.
  45. ^ a b Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama anb
  46. ^ White 2009, hlm. 203–205.
  47. ^ McGovern 2009, hlm. 38–39.
  48. ^ White 2009, hlm. 203–205; Burlingame 2008, v. 1 pp. 390, 392.
  49. ^ White 2009, hlm. 205–208.
  50. ^ White 2009, hlm. 224–228.
  51. ^ Foner 2010, hlm. 84–88.
  52. ^ Harris 2007, hlm. 98.
  53. ^ White 2009, hlm. 257–258.
  54. ^ Donald 1996, hlm. 202, 219, 232.
  55. ^ Donald 1996, hlm. 223.
  56. ^ White 2009, hlm. 307–308.
  57. ^ Carwardine 2003, hlm. 97; Holzer 2004, hlm. 157.
  58. ^ Donald 1996, hlm. 241.
  59. ^ Donald 1996, hlm. 244.
  60. ^ Burlingame 2008, v. 1 p. 625.
  61. ^ Donald 1996, hlm. 253.
  62. ^ Murrin 2006, hlm. 464.
  63. ^ Donald 1996, hlm. 254.
  64. ^ Donald 1996, hlm. 251–252.
  65. ^ White 2009, hlm. 350.
  66. ^ Burlingame 2008, v. 1 p. 759.
  67. ^ Burlingame 2008, v. 2 p. 48.
  68. ^ Donald 1996, hlm. 273–277.
  69. ^ Donald 1996, hlm. 303–304; Carwardine 2003, hlm. 163–164.
  70. ^ Donald 1996, hlm. 314; Carwardine 2003, hlm. 178.
  71. ^ Thomas & Hyman 1962, hlm. 71, 87, 229–230, 385.
  72. ^ Ambrose 1996, hlm. 7, 66, 159.
  73. ^ Burlingame 2008, v. 2 p. 320; Marvel 2008, hlm. 68.
  74. ^ Burlingame 2008, v. 2 pp. 222–227.
  75. ^ Work 2024, hlm. 71.
  76. ^ Goodwin 2005, hlm. 478–480.
  77. ^ Burlingame 2008, v. 2 p. 357.
  78. ^ Burlingame 2008, v. 2 p. 591.
  79. ^ Donald 1996, hlm. 431.
  80. ^ Bulla & Borchard 2010, hlm. 222.
  81. ^ Donald 1996, hlm. 471.
  82. ^ McPherson 2009, hlm. 113.
  83. ^ Donald 1996, hlm. 565.
  84. ^ Donald 1996, hlm. 589.
  85. ^ Paludan 1994, hlm. 113–114.
  86. ^ Weisman 2002, hlm. 37–38.
  87. ^ Paludan 1994, hlm. 111.
  88. ^ Pollack, Sheldon D. (2014). "The first national income tax, 1861–1872" (PDF). Tax Lawyer. 67 (2).
  89. ^ Mahin 1999, hlm. 2–3.
  90. ^ Herring 2008, hlm. 240–241.
  91. ^ Herring 2008, hlm. 235–236.
  92. ^ Herring 2008, hlm. 242–246.
  93. ^ Bulla & Borchard 2010, hlm. 481.
  94. ^ Burlingame 2008, v. 2 p. 483.
  95. ^ Donald 1996, hlm. 530.
  96. ^ "Lincoln's second inaugural address". U.S. National Park Service. Diakses tanggal April 27, 2025.
  97. ^ Thomas 2008, hlm. 509–512.
  98. ^ Donald 1996, hlm. 471–472.
  99. ^ Donald 1996, hlm. 509–511; Burlingame 2008, v. 2 pp. 594–600, 659–664.
  100. ^ Burlingame 2008, v. 2 p. 751.
  101. ^ McPherson 2009, hlm. 450–452.
  102. ^ Donald 1996, hlm. 594–597.
  103. ^ Steers 2010, hlm. 153; Donald 1996, hlm. 599.
  104. ^ "Survey of historic sites and buildings – Lincoln Tomb, Illinois". U.S. National Park Service. Diarsipkan dari asli tanggal August 30, 2009. Diakses tanggal May 4, 2025.
  105. ^ Wilentz 2012.
  106. ^ Donald 1996, hlm. 48–49.
  107. ^ Carwardine 2003, hlm. 27–55.
  108. ^ Burlingame 2008, v. 1 p. 41.
  109. ^ Thompson 2015, hlm. 96.
  110. ^ Bollet 2004, hlm. 36.
  111. ^ Taranto & Leo 2004, hlm. 264.
  112. ^ Schwartz 2008, hlm. 23, 91–98.
  113. ^ Dennis 2018, hlm. 194, 197.

Bibilografi

Dikutip dalam catatan kaki

Penulisan sejarah

  • Burkhimer, Michael (2003). One Hundred Essential Lincoln Books. Cumberland House. ISBN 978-1-58182-369-1.
  • Foner, Eric (2008). Our Lincoln: New Perspectives on Lincoln and His World. W.W. Norton. ISBN 978-0-393-06756-9.
  • Manning, Chandra, "The Shifting Terrain of Attitudes toward Abraham Lincoln and Emancipation," Journal of the Abraham Lincoln Association, 34 (Winter 2013), 18–39.
  • Smith, Adam I.P. "The 'Cult' of Abraham Lincoln and the Strange Survival of Liberal England in the Era of the World Wars," Twentieth Century British History, (Dec 2010) 21#4 pp 486–509
  • Spielberg, Steven; Goodwin, Doris Kearns; Kushner, Tony. "Mr. Lincoln Goes to Hollywood," Smithsonian (2012) 43#7 pp 46–53.
  • Presiden-Presiden Amerika Serikat. Jakarta: Dinas Penerangan dan Kebudayaan Amerika Serikat. 2003.

Referensi tambahan

Pranala luar

Prefix: a b c d e f g h i j k l m n o p q r s t u v w x y z 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9

Portal di Ensiklopedia Dunia

Kembali kehalaman sebelumnya